06.53

BRPT Barito Pacific Tbk



JAKARTA. Nampaknya PT Barito Pacific Tbk (BRPT) belum puas menggenggam kepemilikan saham di PT Gozco Plantation Tbk (GZCO). Walau sudah memiliki 10,59%, perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu ini menambah kembali kepemilikan sahamnya pada 6 Mei 2010.

Berdasarkan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), BRPT kembali membeli sebanyak 789.000 saham atau 0,02%. "Sehingga, kepemilikan BRPT saat ini menjadi 11,21%," kata Agustino Sudjono, VP Investor Relations BRPT, hari ini. Kata Agustino, pembelian saham ini menggunakan kas internal.

Sayangnya, Agustino tidak mau mengatakan apakah ia akan menambah saham kembali pada perusahaan kelapa sawit ini. "Kelapa sawit itu penting bagi kita," kilahnya. Nah, saham yang telah dibeli oleh BRPT masih disimpan di broker, PT Harita Kencana Securities.

06.48

UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk

Bakrie Sumatera Dapat Pinjaman US$ 15 juta

PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP) mendapatkan fasilitas pinjaman sebesar US$ 15 juta. Dana tersebut berasal dari ADM Galleus Fund. UNSP akan menggunakan dana tersebut untuk melunasi kewajiban salah anak usaha UNSP, PT Grahadura Leidongprima pada Raiffeisen Zentralbank Osterreich AG (RZB-Austria).

Fitri Barnas, sekertaris perusahaan UNSP dalam keterbukaan informasi di BEI menjelaskan kalau transaksi tersebut telah mereka tanda tangani pada 10 Mei 2010. "Seluruh jaminan yang semula dijaminkan untuk kepentingan Raiffeisen Zentralbank dialihkan kepada ADM Galleus selaku kreditor," tuturnya.

UNSP menganggap transaksi ini bukan termasuk transaksi material. "Perseroan dan anak usaha perseroan telah memperoleh persetujuan yang diisyartakan oleh anggaran dasar," kata Fitri. Karena itu mereka tidak perlu meminta ijin dari pemegang saham



JAKARTA> PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP) mendapatkan fasilitas pinjaman sebesar US$ 15 juta. Dana tersebut berasal dari ADM Galleus Fund. UNSP akan menggunakan dana tersebut untuk melunasi kewajiban salah anak usaha UNSP, PT Grahadura Leidongprima pada Raiffeisen Zentralbank Osterreich AG (RZB-Austria).

Fitri Barnas, sekertaris perusahaan UNSP dalam keterbukaan informasi di BEI menjelaskan kalau transaksi tersebut telah mereka tanda tangani pada 10 Mei 2010. "Seluruh jaminan yang semula dijaminkan untuk kepentingan Raiffeisen Zentralbank dialihkan kepada ADM Galleus selaku kreditor," tuturnya.

UNSP menganggap transaksi ini bukan termasuk transaksi material. "Perseroan dan anak usaha perseroan telah memperoleh persetujuan yang diisyartakan oleh anggaran dasar," kata Fitri. Karena itu mereka tidak perlu meminta ijin dari pemegang saham

07.14

BTEL Bakrie Telecom Tbk,

Bakrie Telecom Raih Dana USD250 Juta

Selasa, 11 Mei 2010 - 09:18 wib
JAKARTA - PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), melalui anak usahanya yang didirikan berdasar hukum negara Republik Singapura, Bakrie Telecom Pte Ltd telah menerbitkan obligasi dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) sebesar USD250 juta.


Selanjutnya, dana tersebut akan digunakan untuk membayar utang perseroan sebesar USD175 juta, mendanai interest reserve account perseroan sebesar USD14,4 juta, serta sisanya akan digunakan perseroan untuk kebutuhan modal kerja terkait bisnis wireless broadband serta keperluan umum perseroan.

"Obligasi tersebut memiliki bunga 11,5 persen guaranteed senior notes yang akan jatuh tempo pada 2015 mendatang," ujar manajemen perseroan, dalam keterbukaan informasi BTEL yang dipublikasikan, di Jakarta, Selasa (11/5/2010).

Dengan terlaksananya transaksi tersebut, perseroan akan memiliki sumber pendanaan tambahan sebesar USD250 juta, menjaga reputasi dan rating perseroan sebagai perusahaan yang likuid yang dapat menyelesaikan kewajibannya dan dapat meningkatkan kepercayaan investor dan para pemegang saham umumnya.

Sebelumnya perseroan dikabarkan telah memberi mandat kepada Merrill Lynch, Credit Suisse, dan Morgan Stanley untuk menangani penerbitan obligasi global hingga senilai USD250 juta ini.

Perseroan, berencana mengelar roadshow ke Singapura, Hong Kong, London, dan New York (Amerika Serikat) terkait rencana penerbitan obligasi. Sebelumnya, perseroan mengikuti equity non-deal roadshow bersama Bank of America Merryll Lynch di Hong Kong pada Februari 2010. Roadshow untuk menyampaikan informasi mengenai kinerja dan prospek perseroan.

"Kita akan melakukan penawaran internasional kepada investor lainnya diluar wilayah Indonesia," ujar keterbukaan tersebut.

Seperti diketahui, saat ini posisi utang perseroan dari pinjaman sindikasi sebesar USD145 juta dan obligasi senilai Rp600 miliar. Di mana utang tersebut berasal dari pinjaman sindikasi sebesar USD145 juta dan obligasi senilai Rp600 miliar.

06.50

BTEL Bakrie Telecom Tbk,

JAKARTA. Bisnis telekomunikasi Bakrie makin menggurita. Bakrie Telecom telah membentuk anak usaha baru dengan nama PT Bakrie Network. Anak usahanya ini akan mencecar bisnis penyedia jaringan infrastruktur telekomunikasi antara lain fiber optic.

Sayang, pihak Bakrie tidak mau mengungkapkan berapa investasi yang disiapkan untuk anak usaha yang satu ini. "Masih dalam kajian," pungkas Rahmat Junaidi, Direktur BTEL, Selasa (11/5). Namun dalam keterbukaan informasi, Bakrie Network (BNET) merupakan perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Pendirian tanggal 11 Maret 2010.

Modal dasar BNET tercatat Rp 2 miliar terbagi atas 2.000 saham, dengan nilai nominal Rp 1 juta rupiah persaham. sedangkan modal ditempatkan Rp 500 juta terbagi atas 500 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta persaham. Direktur Utama BNET dijabat oleh Muhammad Buldansyah.

Niat PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) memasuki bisnis wireless broadband alias layanan data nampaknya makin serius. Lewat anak usahanya, PT Bakrie Connectivity berencana melakukan investasi sebesar US$ 100 juta pada tahun ini.

Jastiro Abi, Direktur Keuangan BTEL mengatakan dana investasi ini ia ambil dari bridge loan alias pinjaman talangan sebesar US$ 45 juta dari Credit Suisse, Morgan Stanley, dan Bank of Amerika Merryl Lynch, dan sisa penerbitan obligasi global sekitar US$ 55 juta.

Menurut Jastiro, hingga saat ini perseroan sudah menghabiskan dana sebesar US$ 45 juta untuk masuk ke bisnis ini. Sayang, Jastiro belum mau buka-bukaan daerah mana saja yang menjadi pilihan investasinya. "Pokoknya kita investasi layanan ini dibeberapa daerah yang kami anggap memiliki potensi yang menguntungkan," kilahnya, kemarin.


04.50

PTBA Bujkit Asam Tbk,

JAKARTA. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) berencana membagikan dividen final sebesar Rp 1,228 triliun. Artinya PTBA akan membagikan dividen 45% dari laba bersih perusahaan. Pada tahun 2009 kemarin PTBA telah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 2,778 triliun.

Achmad Sudarto, Sekretaris Perusahaan mengatakan PTBA telah mengucurkan dividen sebesar Rp 153,6 miliar pada 15 Desember 2009. Nah, sisanya akan dibayarkan pada 15 Juni nanti.

Sebagai catatan, PTBA mempunyai 2.304.131.850 lembar saham yang beredar. Artinya, setiap saham bisa mendapatkan Rp 532,99 per saham.

04.45

SMMT Entertainment International Tbk

Diakuisisi Rajawali, Eatertainment Alih Usaha ke CPO

Jakarta - PT Entertainment International Tbk (SMMT) segera melakukan alih usaha ke sektor perkebunan kelapa sawit menyusul akuisisi 70,85% saham perseroan oleh dua perusahaan afiliasi Rajawali Group senilai Rp 12,739 miliar. Tender offer digelar seharga Rp 230 per saham.

"Rajawali Group telah mengakuisisi 70,85% saham SMMT melalui dua anak usahanya, Green Palm Resources dan Mutiara Timur Pratama," ujar sumber detikFinance, Kamis (22/4/2010).

Pekan lalu memang telah terjadi pengambilalihan atas mayoritas saham SMMT. Pada 15 April 2010, PT Mutiara Timur Pratama (MTP) membeli 18.714.000 (23,39%) saham SMMT pada harga Rp 225 per saham senilai Rp 4,210 miliar. Pembelian dilakukan dari pemegang saham sebelumnya PT AIM Trust dan afiliasinya.

Pada 16 April 2010, Green Palm Resources Pte Ltd (GPR) membeli 37.964.000 (47,46%) saham SMMT seharga Rp 224,67 per saham senilai Rp 8,529 miliar. Pembelian dilakukan dari pemegang saham sebelumnya Indrajaty Hadiwardojo yang merupakan pemegang saham individual.

Kedua perusahaan tersebut merupakan perusahaan afiliasi Rajawali Group. Total saham SMMT yang diambil alih Rajawali sebanyak 56.678.000 saham (70,85%) senilai Rp 12,739 miliar.

Sebelum akuisisi ini, SMMT merupakan perusahaan yang mengelola merek dagang Papa Rons Pizza, Amigos Restaurant, Inline Skating, Putt-Putt Golf and Games dan Ponderosa Steak House.

Sayangnya, Managing Director Rajawali, Darjoto Setyawan tidak menjawab panggilan telepon detikFinance untuk meminta klarifikasi soal masuknya Rajawali di SMMT beserta rencana perubahan usaha.

Namun bulan lalu, Darjoto mengatakan pihaknya ada rencana merambah bisnis CPO setelah menjual 23,65% saham Rajawali di PT Semen Gresik Tbk (SMGR) senilai Rp 9,821 triliun. Boleh jadi, realisasi rencana tersebut akan dilakukan melalui SMMT.

Namun Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Eddy Sugito mengatakan dirinya telah mendengar rencana alih usaha SMMT. "Kelihatannya memang akan terjadi perubahan usaha ke sektor perkebunan, tapi kan baru akuisisi, belum selesai prosesnya. Detailnya juga kita belum terima," ujar Eddy.

Akuisisi Green Resources dan Mutiara Timur menyebabkan terjadinya perubahan pemegang saham pengendali SMMT. Oleh sebab itu, perseroan wajib menggelar tender offer atas sisa saham publik yang masih beredar.

Tan Tjoe Liang, salah satu Direktur PT Rajawali Corp yang juga menjabat sebagai direktur di Green Palm dan Mutiara Timur memastikan akan menggelar tender offer di harga Rp 230 per saham.

Dengan sisa saham publik sebanyak 13,322 juta saham (16,65%), maka dana yang harus disiapkan untuk tender offer ini sebesar Rp 3,064 miliar.

Selain dua perusahaan milik Rajawali tersebut, pada 13 April 2010, Eagle Capital, perusahaan yang dipimpin oleh Direktur Utama Harry Wiguna bersama dengan rekannya mantan Direktur Utama BEI Erry Firmansyah, juga telah membeli 10 juta (12,5%) saham SMMT pada harga Rp 225 per saham senilai Rp 2,250 miliar. Pembelian dilakukan dari pemegang saham sebelumnya bernama Elsini Tirta yang merupakan pemegang saham individual.

"Pembelian ini adalah untuk investasi jangka panjang," ujar Harry.

Sayangnya, Harry juga belum dapat membeberkan realisasi perubahan usaha yang akan dilakukan SMMT oleh Rajawali. "Itu bisa ditanyakan ke Rajawali," elaknya.

08.28

GZCO Gozco Plantations Tbk,

Pemegang Saham Gozco Setujui Dividen Rp 12 per Saham

Pemegang saham PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) menyetujui rencana pembagian dividen tahun buku 2009 sebesar Rp 60 miliar atau sebesar Rp 12 per saham dari 5 miliar lembar yang tercatat hingga saat ini. Dividen akan dibagikan pada 12 Mei 2010.

Demikian disampaikan Direktur GOZC Kho Livia Kartika seusai RUPST di Hotel Kempinski Jalan MH Thamrin Jakarta, Senin (12/4/2010).

"Sesuai dengan surat keputusan, dividen kita 10-30% dan tahun ini yang dibagikan sebesar 29,36%," ungkapnya.

Menurut jadwal dividen tersebut akan bagikan kepada pemegang sahamnya pada 12 Mei mendatang. Pemegang saham yang berhak adalah yang tercatat sampai 5 Mei 2010.

"Rencananya 12 Mei, dan nilai dividen tersebut adalag sebelum pajak," ungkapnya.

Selama kuartal I 2010 perseroan mengalami penurunan produksi sebesar 5% atau setara dengan 30-40 ribu ton. Pasalnya terjadi pergeseran masa puncak produksi yang biasanya terjadi pada kuartal I dan III, menjadi kuartal II dan IV akibat siklus curah hujan yang tinggi.

"Kami mengalami curah hujan yang sangat tinggi dalam 10 tahun terakhir. Akibat produksi mengalami penurunan sedikit 5% dibanding tahun lalu. Namun puncak produksi akan terjadi pada kuartal II dan IV mendatang. Meskipun turun, nantinya total produksi kita akan naik menjadi 175 ribu ton atau naik 14% yang sebelumnya 153 ribu ton," Direktur Operasi perseroan