05.50

ANTM Aneka Tambang Tbk,

ANTM menganggarkan belanja modal atau capex mencapai US$180 juta yang diperoleh dari kas internal. Saat ini kas internal ANTM US$300 juta. Alokasi belanja modal ini akan digunakan untuk pabrik nikel US$70 juta, tambang emas Cibaliung US$40 juta, akuisisi tambang batubara US$30 juta dan proyek nikel alumina. Volume penjualan feronikel pada 2009 mencapai 19.000 per ton dari perkiraan tahun ini 12.000 per ton karena pabrik FeNi III beroperasi. Emas diprediksi flat di 2,5 juta troy dengan emas 1.200.

18.50

LSIP London Sumatera Tbk,


JAKARTA. PT PP London Sumatera Tbk (LSIP) telah menuntaskan penjualan saham simpanannya atau treasury stock pada Desember 2009 ini. Dari penjualan 23.964.000 saham simpanan tersebut, LSIP mengantongi hasil penjualan sebesar Rp 187 miliar.


Hitung punya hitung, keuntungan yang LSIP peroleh dari penjualan kembali saham simpanan ini mencapai Rp 141,47 miliar atau 310% ketimbang nilai pembelian pada kuartal IV 2008 lalu. Maklum, dulu LSIP membeli saham itu dengan harga rata-rata hanya Rp 1.899 per saham. Saat ini, harga saham LSIP di pasar sudah mencapai Rp 8.450 per saham atau 345% lebih tinggi ketimbang rata-rata pembelian.

"Sudah kita lepas semua sahamnya," ujar Presiden Direktur LSIP Benny Tjoeng, kepada KONTAN, Rabu (16/12). Soalnya, jelas Benny, perusahaan memang menargetkan penjualan saham selesai sampai akhir tahun. Sekedar catatan, LSIP mulai melakukan penjualan saham simpanannya sejak 22 Juli 2009 lalu.

Apalagi, tambah Benny, dana hasil penjualan saham ini memang direncanakan untuk tambahan belanja modal atau capital expenditure (capex) dan modal kerja perseroan tahun depan. Sayangnya, Benny belum mau mengungkapkan berapa banyak kebutuhan capex dan modal kerja LSIP di 2010.

Hanya sebagai ancar-ancar, Benny bilang, tahun depan LSIP tidak akan terlalu banyak melakukan langkah ekspansi. Tidak ada proyek baru yang akan dikerjakan perusahaan. "Setidaknya capex tahun depan tidak akan berbeda jauh dengan tahun ini," cetusnya.

Tahun 2009 ini, LSIP menganggarkan capex sebesar Rp 600 miliar. Sampai September 2009, sebanyak Rp 300 miliar dana tersebut telah dikeluarkan untuk keperluan perbaikan pabrik.

Capex 2010, tambah Benny akan dipergunakan untuk menunjang operasional perusahaan. Misal, membangun jalan dan perumahan karyawan, perbaikan pabrik, serta perluasan lahan. Untuk perluasan lahan mereka di Sumatera dan Kalimantan, LSIP akan memakai sepertiga capex 2010. "Sisanya, untuk melengkapi perbaikan pabrik dan pembangunan jalan," jelas Benny.

Tahun ini, LSIP menargetkan memiliki lahan inti seluas 98 ribu hektare dan lahan plasma seluas 36 ribu hektare. Totalnya sebesar 134 ribu hektare.

07.23

BTEL Bakrie Telecom Tbk,

BTEL rilis Esia Messenger

JAKARTA: PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) menggandeng Qualcomm, Huawei, dan Miyowa untuk menyediakan ponsel yang memiliki kemampuan mobile web 2.0 dan aplikasi Esia Messenger, yaitu Hape Esia Online.

Erik Meijer, Wakil Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk, mengungkapkan aplikasi yang berjalan di peranti genggam tersebut merupakan aplikasi resmi layaknya smartphone lainnya.

"Penyedia aplikasi internasional seperti Facebook, Yahoo!, Opera, Qualcomm. Huawei, Miyowa dan CDG (CDMA Development Group), memberikan dukungan pada saat pengenalan pertama kali ponsel ini di ajang CDMA Summit 2009 di Hong Kong awal Desember lalu," tuturnya di sela-sela peluncuran ponsel tersebut, kemarin.

Ponsel tersebut, tambah Erik, memungkinkan pelanggan Esia saling berkomunikasi pesan cepat dengan menggunakan nomor telepon Esianya sebagai PIN yang disebut Esia Messenger. Dengan aplikasi ini pelanggan Hape Esia Online bisa melakukan chatting real time dan saling berkirim foto.

Saat ini, chatting dalam fitur Esia Messenger baru dinikmati antarpelanggan Hape Esia Online, tetapi ke depannya aktivitas bertukar pesan antarteman ini bisa dilakukan dengan semua Hape Esia.

Erik mengungkapkan untuk tahap pertama, pihaknya baru memproduksi 100.000 unit Hape Esia Online sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Dalam menyediakan ponsel tersebut, PT Bakrie Telecom menggandeng Huawei, Qualcomm, dan Miyowa.

Alison Rosenthal, Head of Business Development, Facebook mobile, menambahkan misi dari Facebook mobile adalah agar pengguna kami dapat terus terhubung dan saling berbagi informasi walau tidak sedang berada di depan komputer mereka.

Melalui kerja sama dengan Qualcomm, Huawei dan Miyowa, Bakrie Telecom dapat menawarkan layanan Facebook kepada pelanggannya menggunakan perangkat C6100.

"Yahoo! sangat senang dapat bermitra dengan Bakrie, yang merupakan operator CDMA pertama yang akan mengusung layanan Yahoo! Messenger ke Indonesia. Aplikasi Yahoo! Messenger akan tersedia di handset C6100," ujar Tommaso Del Re, Head of Mobile Yahoo! Southeast Asia.

Dalam ponsel itu terdapat berbagai aplikasi seperti e-mail, Facebook, Yahoo! Messenger, Windows Live Messenger, Google Talk, dan Opera Mini Microbrowser.

Selain aplikasi e-mail, chatting, dan social networking, aplikasi lainnya meliputi download ribuan lagu seharga Rp1.000 sehari per 30 lagu.

06.44

ANTM Aneka Tambang Tbk,


ANTM memperkirakan produksi feronikel tahun depan, akan mencapai 18.500 ton. Sementara penjualannya sebesar 19.000 ton. Sementara untuk produksi bijih nikel, ANTM memproyeksikan akan mencapai 6.150.000 wmt dengan penjualan 5.350.000 wmt. Seluruh Komoditas bijih nikel ini diekspor ke konsumen di Jepang, Eropa, dan China. Untuk produksi emas diproyeksikan 2.580 Kg dengan penjualan sebesar 7.980 Kg. Sedangkan produksi bauksit diperkirakan mencapai 600.000 wmt dengan penjualan sekitar 660.000 wmt.

06.28

TRUB Truba Alam Manunggal Tbk,

Truba Cetak Laba Bersih Tumbuh 64,79%

Jakarta - PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk (TRUB) mencetak pertumbuhan laba bersih sembilan bulan pertama 2009 tumbuh 64,79% menjadi Rp318,072 miliar ketimbang periode yan gsama 2008 hanya Rp193,013 miliar.

Hal laporan keuangan perseroan kepada BEI, Kamis (17/12).

Ia menjabarkan, tumbuhnya laba bersih ini lantaran tumbuhnya pendapatan walaupun kecil 0,21% dari Rp2,071 triliun menajdi Rp2,077 triliun, namun beban pendapatan semakin meningkat dari Rp1,616 triliun atau naik 13,16% menjadi Rp1,836 triliun. Di sisi lain perseroan pun berhasil menurunkan beban usaha dari Rp224,299 miliar menjadi Rp189,076 miliar.

Bukan hanya mencetak laba bersih saja, perseroan pun berhasil mendapat penghasilan bersih yang signifikan dari Rp37,544 miliar naik signifikan 776,99% menjadi Rp329,258 miliar. Laba bersih per saham perseroan pun naik dari Rp12 per saham menjadi Rp20 per saham. Sayang perseroan mencatat penurunan aset dari Rp6,725 triliun menjadi Rp6,585 triliun.

05.37

UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk,

JAKARTA. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) akan menerbitkan saham baru hingga 9,47 miliar saham. Rencananya, UNSP akan menjual saham-saham baru ini dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 525 per saham.


PT Danatama Makmur akan bertindak sebagai pembeli siaga rights issue UNSP ini. Kalau pemegang saham tidak mengeksekusi haknya, maka kepemilikan sahamnya bisa terdilusi antara 71,43% hingga 72,73%.

Dari penjualan saham ini, UNSP berniat mengumpulkan dana hingga Rp 4,97 triliun. Dari total dana yang terkumpul, sebanyak 64,9% atau sekitar Rp 3,16 triliun akan dipakai untuk peningkatan modal pada anak usaha tertentu. Selanjutnya, anak usaha ini akan mengakuisisi perusahaan-perusahaan bidang perkebunan kelapa sawit dan karet serta pengolahan oleochemical.

Perinciannya adalah, sebesar 22,6% atau sekitar US$ 110 juta akan dipakai untuk membeli 100% saham PT Domas Agrointi Prima. Perusahaan yang hendak dibeli ini memiliki 99,6% saham PT Sawitmas Agro Perkasa, 100% saham PT Sarana Industama Perkasa, 100% saham PT Flora Sawita Chemindo, 100% saham PT Dimas Agrointi Perkasa, dan 100% saham PT Dimas Sawitinti Perdana. Semua perusahaan ini merupakan perusahaan oleochemical.

Sebesar 11,5% dari total dana rights issue atau sekitar Rp 560 miliar akan dipakai untuk peningkatan modal dan belanja modal di calon anak-anak usaha tersebut. Sekitar 11,1% atau Rp 540 miliar akan dipakai untuk modal kerja di calon anak-anak usaha ini.

Selain itu, sebesar 11,3% hasil penjualan saham baru ini akan dipakai untuk membeli perusahaan Monrad. Monrad merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Limamar, Kecamatan Astanbul, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Sekitar 5,1% atau sebesar Rp 250 miliar akan dipakai untuk membeli 100% saham PT Julang Oca Permana. Ini adalah sebuah perusahaan perkebunan karet yang berada di Bengkulu. Sedanhkan 3,3% atau sebesar Rp 160 miliar untuk membeli 100% saham PT Citalaras Cipta Indonesia, sebuah perusahaan kelapa sawit di Sumatera Barat.

Selanjutnya, sebesar 25,7% atau Rp 1,25 triliun dari dana penawaran umum terbatas ini akan dipakai untuk pengembangan usaha UNSP di sektor hulu, yaitu di bagian perkebunan. Dana yang tersisa sekitar 9,5% atau Rp 460 miliar akan dipakai untuk tambahan modal kerja UNSP.

Setiap pemegang dua saham UNSP mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atas lima saham baru UNSP. Dan setiap 15 saham baru yang dibeli, melekat satu waran.

UNSP memang akan sekalian melepas waran dalam HMETD sebesar 631,33 juta waran dengan harga pelaksanaan Rp 530 per saham. Waran ini bisa dilaksanakan mulai 1 Agustus 2010 hingga 31 Januari 2013.

Dari penukaran waran seri II ini nanti, UNSP bisa mendapat dana hingga Rp 334,61 miliar. UNSP akan menggunakan dana yang diperoleh dari waran ini untuk tambahan modal kerja UNSP dan anak usahanya.

UNSP akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 18 Januari 2010 nanti untuk meminta persetujuan rights issue ini. Tanggal efektif rights issue diperkirakan juga pada 18 Januari nanti.

Untuk tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD direncanakan pada 25 Januari 2010 untuk di pasar reguler dan pasar negosiasi, serta pada 28 Januari 2010 untuk pasar tunai. Tanggal pencatatan daftar pemegang saham yang berhak pada 28 Januari 2010. Periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD pada 1 Februari 2010 hingga 5 Februari 2010. Sementara tanggal penjatahan pada 10 Februari 2010.


Summary

Besaran saham: 9.469.992.337 saham
Nilai nominal: Rp100/saham
Harga penawaran: Rp525/saham atau Rp4,9 triliun
Ratio: 2:5
Cum rights issue: 25 Januari 2010
Recording date: 28 Januari 2010
Masa perdagangan: 1- 5 Februari 2010
Rights issue ini memberikan warrant Seri II sebanyak 631.332.822 dengan harga Rp530/saham, ratio 1:1
Masa pelaksanaan warrant: 1 Agustus 2010-31 Januari 2013
Masa perdagangan warrant: 1 Februari 2010-25 Januari 2013
Selain itu, setiap 15 saham baru hasil rights issue akan mendapat 1 warrant.

05.34

UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk,

JAKARTA. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) masih harus melewat perjalanan panjang untuk memanen hasil dari akuisisi saham Domba Mas. Soalnya, UNSP masih harus melakukan restrukturisasi utang calon anak usahanya yang akan diakuisisi lewat PT Grahadura Leidongprima ini. Domba Mas tercatat sebagai salah satu kreditur Bank Mandiri.

Direktur Keuangan UNSP Harry M. Nadir mengatakan, restrukturisasi utang nanti, bukan berarti UNSP harus menambah dana lagi untuk membayar utang. "Restrukturisasi utang itu soal waktu pembayaran utangnya dan operasional asetnya," kata Harry, Selasa (15/12).

UNSP juga akan membeli beberapa perusahaan oleochemical, dengan total pembelian plus suntikan modal mencapai Rp 2,2 triliun. Dananya dari penerbitan saham baru atau rights issue senilai Rp 4,97 triliun.

Rinciannya adalah, sebesar 22,6% atau sekitar US$ 110 juta akan dipakai untuk membeli 100% saham PT Domas Agrointi Prima. Perusahaan yang hendak dibeli ini memiliki 99,6% saham PT Sawitmas Agro Perkasa, 100% saham PT Sarana Industama Perkasa, 100% saham PT Flora Sawita Chemindo, 100% saham PT Domas Agro Inti Perkasa, dan 100% saham PT Domas Sawitinti Perdana.

Sebesar 11,5% dari total dana rights issue atau sekitar Rp 560 miliar akan dipakai untuk peningkatan modal dan belanja modal di calon anak-anak usaha tersebut. Sekitar 11,1% atau Rp 540 miliar akan dipakai untuk modal kerja di calon anak-anak usaha ini.

PT Domas Agrointi Prima per Agustus 2009, memiliki total aset Rp 3,14 triliun. Ekuiti minus Rp 382,4 miliar dan total utang Rp 3,52 triliun. Hingga bulan kedelapan tahun ini, Domas Agro membukukan pendapatan Rp 127 miliar dengan laba bersih Rp 14,53 miliar.

PT Sawitmas Agro Perkasa memiliki total aset Rp 1,04 triliun per Agustus 2009. Ekuiti minus Rp 110,17 miliar dan total utang Rp 1,15 triliun. Perusahaan pengolahan oleochemical yang berlokasi di Kuala Tanjung ini tidak membukukan penjualan dan mencatat rugi bersih Rp 4,11 miliar.

PT Flora Sawita Chemindo memiliki total aset Rp 488,74 miliar dengan total ekuiti minus Rp 697,64 miliar dan total utang Rp 1,19 triliun. PT Domas Agro Inti Perkasa memiliki total aset Rp 270,13 miliar dengan ekuiti minus Rp 62,58 miliar dan total utang Rp 332,71 miliar. Sementara, PT Domas Sawitinti Perdana memiliki total aset Rp 140,63 miliar dengan ekuiti minus Rp 35,04 miliar dan total utang Rp 175,66 miliar. Kalau dijumlahkan, total utang perusahaan-perusahaan oleochemical ini mencapai Rp 6,37 triliun.

07.13

KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk,

Jababeka siapkan lahan 30 ha

JAKARTA: PT Jababeka Tbk menyiapkan lahan hingga 30 hektare untuk menampung masuknya investor di kawasan industri perusahaan itu di Cikarang pada 2010.

Perusahaan juga menargetkan sejumlah pengembangan bisnis dalam upaya menjadikan kawasan yang dikelolanya sebagai magnet perekonomian seperti Jakarta.

Menurut S.D. Darmono, CEO PT Jababeka Tbk, melalui pengembangan bisnis yang berbasis perumahan dan lapangan kerja itu dapat memunculkan stimulus pertumbuhan di daerah, khususnya di kawasan Cikarang, Bekasi.

Dia mengklaim kesuksesan mendatangkan 1.450 pabrik dari 30 negara membuat Jababeka tertarik mengembangkan penyediaan lahan dan pembangunan pabrik. Pada tahun mendatang, dia menyebutkan ada 20 hektare-30 hektare lahan siap bangun untuk pabrik. Saat ini perusahaan itu mengelola lahan 1.570 ha.

"Kami siapkan semua infrastruktur, sehingga investor mudah untuk membangun. Atau kami tawarkan pabrik siap pakai," tutur Darmono kepada Bisnis, pekan ini.

Jababeka, katanya, juga akan menjual 1.000 unit apartemen murah dengan kisaran harga Rp150 juta-Rp200 juta per unit. Hingga kini, Jababeka sudah memiliki 288 unit yang telah berpenghuni.

Darmono menuturkan bisnis Jababeka terkonsentrasi dalam membangun rumah dan membangun lapangan kerja. Terkait dengan bisnis perumahan 2010, dia optimistis akan ada peningkatan kebutuhan yang signifikan.

06.58

UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk,

Jika Domba Mas Jatuh ke Pangkuan Bakrie Sumatera Cetak halaman ini Kirim halaman ini ke teman via E-mail

Kocek PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) bakal semakin gembung. Itu jika emiten bersandi saham UNSP ini sukses mengakuisisi PT Domba Mas Agro Inti Prima. Tapi, benarkah saham UNSP bakal tak berotot jika dana akuisisi diperoleh dari hasil rights issue?
Bakrie Sumatera Plantations sedang menyiapkan rencana besar, yakni mengakuisisi PT Domba Mas Agro Inti Prima, produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan oleokimia milik Grup Domba Mas.
Jika terealisasi, pundi-pundi Bakrie Sumatera diyakini bakal melembung. Gerak-gerik saham perusahaan di bawah bendera Grup Bakrie ini pun diramalkan secemerlang prospek bisnisnya.
“Akuisisi Domba Mas akan meningkatkan pendapatan Bakrie Sumatera. Jadi, akuisisi tersebut akan berdampak positif untuk jangka pendek dan menengah,” kata analis Citi Pacific Sekuritas Hendri Effendi.
Bakrie Sumatera menjadi pemimpin konsorsium dari sejumlah perusahaan lokal dan asing untuk mengakuisisi 100% saham Domba Mas. Perseroan tengah memfinalisasi pembelian saham perusahaan tersebut senilai US$ 500 juta.
Meski Domba Mas Group terlilit utang hingga Rp 3,3 triliun kepada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), akuisisi itu diyakini tak terlalu bermasalah. “Selama Domba Mas memiliki fundamental dan aset yang memadai serta mampu mengontribusi pendapatan, dampaknya tetap bagus bagi Bakrie Sumatera,” papar Hendri Effendi.
Sekadar informasi, Domba Mas menguasai lahan sawit seluas 300 ribu hektare (ha) di Sumatera Utara, Aceh, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, dan Kalimantan Timur. Sekitar 175 ribu ha di antaranya merupakan tanaman kelapa sawit yang berproduksi.
Adapun Bakrie Sumatera mengelola 108.844 ha area tanam di Sumatera dan Kalimantan. Lahan seluas 18.832 ha atau sekitar 17% dari total area yang dikelola perseroan ditanami karet. Bakrie Sumatera juga tengah menanami area baru di Kalimantan dan Sumatera.
Dari Rights Issue
Bakrie Sumatera Plantations disebut-sebut membutuhkan dana sedikitnya US$ 500 juta atau sekitar Rp 5 triliun untuk mengakuisisi Domba Mas Agro Inti Prima. Guna menghimpun dana akuisisi, Bakrie Sumatera bakal menerbitkan saham baru alias rights issue.
Penerbitan tersebut dilakukan dengan cara mengeluarkan saham dari portepel atau simpanan perseroan disertai waran seri II. Untuk maksud tersebut, manajemen Bakrie Sumatera akan meminta persetujuan pemegang saham pada 13 Januari 2010.
Lewat rights issue, Bakrie Sumatera memang akan meraup banyak dana segar. “Tapi investor terlihat masih berhati-hati terhadap rencana tersebut. Secara historis, rights issue akan merugikan investor yang tidak melaksanakan haknya karena porsi persentase kepemilikan di perusahaan berkurang,” tutur Hendri Effendi.
Apakah itu berarti harga saham emiten berkode UNSP ini bakal amblas? “Gerak saham Bakrie Sumatera akan ditentukan harga saham teoritis rights issue. Sebelum penentuan harga rights issue akan ada aksi spekulasi beli dari investor untuk mengantisipasi pembentukan harga,” tandas Hendri.
Ke depan, tentu saja kinerja saham Bakrie Sumatera masih akan ditentukan perkembangan harga CPO serta kemampuan perseroan mengatur volume produksinya. Yang pasti, setelah mengakuisisi Domba Mas dan harga CPO menguat, pendapatan Bakrie Sumatera diestimasikan naik berlipat.
Di luar akuisisi Domba Mas, Bakrie Sumatera juga berencana ekspansi perkebunan sawit dan karet seluas 4.000 ha ke Liberia, Afrika Barat. Perseroan telah menghabiskan dana awal Rp 93,1 miliar untuk biaya lisensi dan studi lapangan. “Kami akan ekspansi ke Liberia dengan investasi sekitar US$ 250 juta,” ucap Direktur Keuangan Bakrie Sumatera Harry M Nadir.
Bakrie Sumatera konon bakal menggandeng International Finance Corporation (IFC), anak usaha Bank Dunia, untuk berinvestasi di negara yang terletak di pantai barat Afrika itu.
Salah satu alasan Bakrie Sumatera ekspansi ke Liberia adalah mencari lahan investasi alternatif yang lebih murah. Liberia juga memiliki kondisi cuaca yang hampir sama dan biaya pengapalan yang lebih rendah untuk pasar Eropa dan Amerika Serikat (AS).
“Seiring strategi bisnis Bakrie Sumatera yang kian agresif, tahun depan merupakan masa konsolidasi karena perseroan baru akan mengatur area yang diakuisisi,” kata analis Bahana Securities Alfi Fadhliyah.
Bahana Securities menargetkan tahun depan pendapatan Bakrie Sumatera naik 22,07% menjadi Rp 2,62 triliun dari perkiraan tahun ini Rp 2,15 triliun. Laba usaha perseroan akan tumbuh 25,16% dari Rp 457 miliar menjadi Rp 572 miliar, sedangkan laba bersih diestimasikan tumbuh 20,93% dari Rp 320 miliar menjadi Rp 387 miliar.
Berpeluang Menguat
Bagaimana dengan harga saham UNSP di lantai bursa? “Harga saham Bakrie Sumatera berpotensi mencapai Rp 1.125 atau lebih tinggi dibanding target awal Rp 1.075,” ujar Alfi Fadhliyah.
Bahana Securities menetapkan asumsi harga tersebut berdasarkan pertimbangan price to earning ratio (PER) tahun depan sebanyak 11,1 kali. Kondisi itu juga merepresentasikan diskon 40% terhadap PER produsen CPO di Malaysia sebesar 18,5 kali pada 2010.
Cuma, dibanding pesaingnya di pasar lokal, harga saham Bakrie Sumatera justru jatuh 71% dari posisi tertingginya Rp 2.825 pada pertengahan Januari 2008. Alhasil, UNSP tercatat sebagai saham kedua termurah di sektor CPO setelah saham PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA).

06.49

BNBR Bakrie n Brothers Tbk,

Bayar repo&refinancing, BNBR cari dana Rp6,94 triliu

JAKARTA (bisnis.com): PT Bakrie & Brothers Tbk mencari pendanaan senilai Rp6,94 triliun guna melunasi fasilitas (repurchase agreement/repo) senilai Rp220 miliar melalui pinjaman perbankan dan pembiayaan kembali utang jangka pendek dengan jangka panjang senilai Rp6,72 triliun.

Berdasarkan materi paparan publik Bakrie & Brothers untuk 14 Desember 2009, perseroan memprioritaskan untuk melunasi dan mengganti repo dengan pinjaman perbankan, serta membiayai kembali utang jangka pendek dengan utang jangka panjang.

Jumlah utang repo BNBR perseroan saat ini sebesar Rp220 miliar, sedangkan utang jangka pendek nonrepo Rp1,51 triliun, dan utang jangka panjang yang akan jatuh tempo pada 2012 sebesar Rp5,21 triliun.

"Sumber pendanaan perseroan akan berasal dari rencana penerbitan obligasi tukar atau equity linked notes senilai US$200 juta-US$250 juta, realisasi sejumlah investasi, dan penjualan aset noninti perusahaan," ungkap manajemen.

Manajemen mengungkapkan utang jangka pendek turun Rp9,3 triliun menyusul restrukturisasi utang dan perubahan jangka waktu jatuh tempo menjadi pada 2012.

Langkah tersebut mengakibatkan kewajiban lancar turun menjadi Rp4,33 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp14,55 triliun.

Selain itu, utang jangka panjang naik dari Rp3,57 triliun menjadi Rp8,83 triliun. "Jumlah� kewajiban mengalami penurunan menjadi Rp19,9 triliun karena pembayaran tunai dan forced sale atas saham yang menjadi jaminan utang."

Saat ini, rasio utang perseroan adalah 100% dari sebelumnya 44%. Rasio utang terhadap ekuitas juga naik dari 1,44 kali menjadi 2,8 kali, dengan posisi rasio utang bersih terhadap EBITDA turun dari 15,0 kali menjadi 11,2 kali.

Manajemen menyatakan upaya restrukturisasi utang ini dilakukan dalam rangka mendapatkan pendanaan berbiaya rendah untuk membiayai kegiatan investasinya, termasuk dalam membiayai hak memesan efek terlebih dahulu dalam penawaran umum terbatas (rights issue) anak usaha atau afiliasi perusahaan.

Sejumlah anak usaha Bakrie & Brothers melakukan aksi korporasi pencarian dana, di antaranya yang berencana melakukan rights issue adalah PT Energi Mega Persada Tbk dan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk.

06.05

Technical Analysis: Ichimoku

Pengenalan Ichimoku

Ichimoku Kinko Hyo atau biasa disingkat dengan “Ichimoku”, secara bahasa dapat berarti “grafik keseimbangan dalam sekali lihat”atau "Equilibrium chart at a glance”. Dimana maksudnya adalah “memperoleh gambaran kondisi pergerakan pasar hanya dalam sekali lihat”.

Dari pemberian nama tersebut tersirat bahwa tujuan dari dibuatnya indikator ini adalah memberikan gambaran situasi pergerakan pasar kepada trader, investor atau analis dengan semudah-mudahnya. Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan tentang kondisi pasar yang akurat dalam tempo yang cepat (satu kali lihat pun cukup).


Komponen Ichimoku

Pada indikator Ichimoku terdapat beberapa komponen analisa yang menjadi patokan dalam menggunakan indikator ini. Komponen-komponen tersebut adalah Awan (Kumo), Tenkan Sen, Kijun Sen, Chikou Span, Senkou Span A dan Senkou Span B.

Kumo

Pada indikator Ichimoku terdapat komponen grafik yang menunjukkan keberadaan awan yang yang dalam bahasa Jepang disebut dengan "Kumo". Kumo ini menggambarkan posisi wilayah resistance atau support dari pergerakan harga. Sedangkan seberapa tebal awan tersebut memberikan gambaran seberapa kuat wilayah resistance atau support tersebut.

Tenkan Sen

Secara harfiah Tenkan Sen berarti “garis yang bergulir” (Tenkan = bergulir/berganti-ganti; Sen = garis). Adapun secara teknis Tenkan Sen dapat dikatakan sebagai garis yang mencerminkan rata-rata perubahan harga dengan derajat yang lebih sensitif.

Dengan tingginya sensitivitas garis ini terhadap perubahan harga maka Tenkan-sen cenderung berubah dengan lebih aktif jika dibandingkan dengan Kijun –sen.

Kijun Sen

Secara harfiah Kijun Sen berarti “garis standar/acuan” (Kijun = standar ; Sen = garis). Secara teknis Kijun Sen dapat dikatakan sebagai garis yang mencerminkan rata-rata perubahan harga dengan derajat yang kurang sensitif.

Dengan kurangnya sensitivitas dari Kijun-sen ini maka nilai Kijun-sen cenderung lebih sulit untuk berubah secara signfikan, sehingga dijadikan sebagai acuan (kijun).

Chikou Span

Secara harfiah Chikou Span berarti “garis standar/acuan” (Chikou = lambat ; Span = rentang). Secara teknis Chikou Span dapat dikatakan sebagai garis yang mencerminkan rata-rata perubahan harga dengan derajat yang sangat kurang sensitif, sehingga bergerak sangat lambat dan mencerminkan harga yang telah lalu.

Chikou Span sebenarnya adalah harga penutupan yang “digeser ke kiri” sejauh 26 periode. Hal ini dapat lebih dipahami jika kita mengganti tampilan harga dari Candlestick menjadi Line Chart. Dengan hal tersebut maka akan terlihat bahwa Chikou Span sama persis dengan garis pergerakan harga hanya saja tertinggal 26 periode dibelakang.

Senkou Span A dan Senkou Span B

Senkou Span A dan Senkou Span B garis-garis yang membentuk awan. Jarak antara Senkou Span A dan Senkou Span B menunjukkan esberapa tebal awan tersebut atau seberapa kuat resistance/support tersebut.




Penggunaan Ichimoku Pada Trading

Cara membaca Ichimoku untuk mengetahui kemungkinan pergerakan harga dan memutuskan mengambil posisi dapat disimpulkan sebagai berikut.

06.08

ADRO Adaro Tbk,

Bangun Pembangkit, Adaro Investasi USD150 Juta

JAKARTA - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) akan berinvestasi untuk pembangkit listrik (power plant) di 2010 sebesar USD150 juta. Dananya akan diambil dari anggaran belanja modal (capex) 2010 perseroan yang sebesar USD400 juta.


"Power plant dananya sebesar USD150 juta," ucap Presiden Direktur ADRO Boy Garibaldi Thohir, di sela acara BKPM Investment Award 2009, di Gedung BKPM, Jakarta, Rabu (9/12/2009).

Power plant tersebut nantinya akan dibangun di dekat mulut tambang. Serta akan dipergunakan untuk meningkatkan produksi batu bara. Dilanjutkannya, capex tersebut akan dipergunakan perseroan sebagai dana untuk over bourden sebesar USD250 juta.

Perseroan juga sudah menyiapkan dana untuk akuisisi tambang BHP Billiton sekira USD800 juta. Sementara untuk pengeluaran rutin per tahunnya adalah sebesar USD50 juta-USD75 juta.

Selain itu, dana tersebut nantinya akan didapatkan perseroan dari standby loan sebesar USD500 juta, obligasi (bond) sebesar USD800 juta, dan kas internal perseroan sekira USD400 juta

06.06

BTEL Bakrie Telecom Tbk,

BTEL Berencana Terbitkan Obligasi Internasional

Rabu, 9 Desember 2009 - 13:58 wib
text
Widi Agustian - Okezone
JAKARTA - PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) berencana menerbitkan obligasi internasional untuk refinancing dan belanja modal. Saat ini, posisi utang perseroan dari pinjaman sindikasi sebesar USD145 juta dan obligasi senilai Rp600 miliar.


Hal tersebut disampaikan Direktur Utama BTEL Anindya Bakrie usai acara BPKM Invesment Award 2009, di kantor BKPM, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (9/12/2009).

"Utang saat ini berasal dari pinjaman sindikasi sebesar USD145 juta dan obligasi senilai Rp600 miliar," katanya.

Dia melanjutkan, saat ini pihaknya masih melihat kondisi pasar terlebih dulu. "Kita sudah melakukan pinjaman sindikasi dan obligasi rupiah, kemungkinan global bond," ucapnya.

Di sisi lain, pertumbuhan organik BTEL tercatat cukup besar. Pada akhir tahun ini, perseroan menargetkan jumlah pelanggan hingga 10,5 juta pelanggan. "Kita sudah memiliki jumlah pelanggan lebih dari 10,5 juta pelanggan. Target tahun depan sekira 14 juta pelanggan," paparnya.

Pihaknya optimistis bila target tersebut tahun depan akan tercapai. Mengingat perseroan akan menambah kanal baru, yaitu Jawa-Banten untuk penyediaan data internet. Selain itu, menurutnya harga tarif yang terjangkau membuat adanya penambahan jumlah pelanggan

06.58

BTEL Bakrie Telecom Tbk,

Telkom Incar Bakrie Telecom

Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mengaku sedang mengincar PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Perseroan akan menerbitkan obligasi untuk pendanaan akuisisi tersebut.

"Sudah ada pembicaraan dengan BTEL, tapi masih terlalu awal untuk dipastikan. Kalau ibarat anak muda di kafe, kita sedang lirik-lirikan," ujar Direktur Keuangan TLKM, Sudiro Asno dalam paparan di Ritz Carlton Pacific Place, SCBD, Jakarta, Rabu (2/12/2009).

Namun Sudiro mengaku tidak hanya melirik BTEL, tetapi juga pemain-pemain telekomunikasi diluar 3 teratas (TLKM, ISAT dan EXCL). "Tidak hanya BTEL, kami cari yang cocok," jelasnya.

Sudiro mengatakan, perseroan sedang membahas kemungkinan merger dan akuisisi tersebut dapat direalisasikan di 2010. Kabarnya, jika rencana ini terwujud, BTEL akan dimerger dengan Flexi.

"Kalau rencana ini jadi, kita akan menerbitkan obligasi di 2010," ujarnya.

Sayangnya, Sudiro belum dapat menyebutkan perkiraan nilai akuisisi tersebut maupun nilai obligasi yang akan diterbitkan.

06.49

PTBA Bukit Asam Tbk,

PTBA Prediksi Penjualan Batubara 15 Juta Ton di 2010


Jakarta - Volume penjualan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tahun depan, diprediksi naik 20%, atau sebesar 15 juta ton. Sampai akhir tahun 2009, total penjualan dipatok 13,2 juta ton.

Demikian disampaikan Direktur Utama PTBA Sukrisno dalam press conference di hotel Ritz Calton, SCBD, Jakarta, Rabu (1/12/2009).

"Untuk 2010, volume naik 20% jadi sekitar 15 juta ton. Tahun 2009 saja 13,2 juta ton atau naik 3,1% dari 12,8 juta ton pada tahun 2008," katanya.

Namun dirinya tidak bisa memprediksi total nominal penjualan, karena harga jual komiditi batu bara ditetapkan melalui mekanisme pasar. "Harga itu tergantung pasar. Kami harapannya harga tinggi, seperti pada awal 2008 yang US$ 180 (per metric ton)," papar Sukrisno.

Sampai triwulan III 2009, total penjualan perseroan tercatat 8,8 juta ton, dengan pendapatan Rp 6,5 triliun. Penjualan mengalami kenaikan 11%, dari periode yang sama tahun lalu. Komposisi penjualan tetap diprioritaskan untuk pasar domestik, sebesar 70%, sisanya ekspor.

Laba PTBA juga tercatat naik 68,6%, menjadi Rp 2,23 triliun. Laba usaha mereka juga meningkat 67,5%, yaitu Rp 1,77 triliun.

Sukrisno menambahkan, PTBA tetap akan mengirim batu bara ke PLTU Suralaya, sesuai dengan kontrak yang disepakati, 6,1 juta ton per tahun.

Lanjutkan Akuisisi di 2010

Perusahaan plat merah itu menyatakan siap meneruskan rencana akuisisi terhadap 8 perusahaan Kontrak Tambang (KP) di tahun 2010. Total investasi yang disiapkan perseroan mencapai Rp 2 triliun.

"Akuisisi 8 perusahaan sedang pada tahap due diligence. Semoga ada 1 atau 2 perusahaan yang bisa didapatkan," tambahnya.

Ia menjelaskan, dana yang disiapkan PTBA sebanyak Rp 2 triliun ini meningkat dari anggaran tahun ini Rp 1,5 triliun. Pada tahun ini, rencana akuisisi KP sedikit tersendat karena ada beberapa perusahaan yang tidak memenuhi kriteria.

"Ada perusahaan yang tidak menyertakan detail teknis. Jika pun ada, maka tidak menyertakan valuasi risiko. Ini penting untuk kita," ungkapnya.

Namun, jika perusahaan hanya menyertakan valuasi aset, maka perseroan siap mengajak mereka sebagai mitra operasi. Dalam rencana akuisisi International Prima Coal (IPC), telah berhasil. Dengan sharing saham sebanyak 51% kepemilikan bersama mitra strategis berasal dari Jerman. Target produksi dari IPC sendiri, dapat mencapai 1,2 juta ton per tahun.

"Kontrak dengan mitra strategi Jerman berjangka 5 tahun. Kami sebenernya inginkan beberapa mitra, tidak hanya satu," paparnya.

06.27

ENRG Energi Mega Persada Tbk

Energi Mega to Hold 26.183 Bn Rights Issue

StockWatch (Jakarta) - Oil and gas drilling company PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) is ready to hold the second rights issue of 26.183 billion shares at nominal and offering prices of IDR100 and IDR185 per share.

Energi Mega's management said in the rights issue prospectus issued today (Wednesday 25/11) in Jakarta that the company expects to attain additional capital of IDR4.843 trillion from this first rights issue.

According the management, every holder of 11 old shares who are registered by the recording date on January 11, 2010, will have the right to purchase 20 new shares.

Every 16 shares originating from the exercise of the rights will be attached with three warrants of series I that will be given to the shareholder free of charge. The total number of warrants I is 4.909 billion with exercise price of IDR190 per unit, so the company is expected to get additional capital of IDR932.779 billion from the warants.

Of the total rights issue proceeds, 20.95% will be used for acquiring Masela Block PSC from INPEX as the selling party, then 52.37% for repaying the company's debt, 9.43% for financing expenses and 17.26% for capital expenditure (capex).

PT Danatama Makmur and PT Madani Securities have been appointed as standby buyer, and the management will seek approval from the shareholders in the EGM that will be held on December 28, 2009

02.01

BNBR Bakrie & Brothers Tbk

JAKARTA. Pemerintah memberi tenggat waktu kepada PT Bakrie and Brother Tbk (BNBR) hingga 2010 untuk menyelesaikan pipanisasi Kalimantan-Jawa (Kalija). Jika lewat waktu, Pemerintah akan mencabut hak BNBR sebagai pemenang lelang hak khusus pipanisasi Kalija.

"Kalau sampai 2010 tidak jalan, mungkin akan kita putus karena hak pemenang lelang itu kan ada batas waktunya," ujar Anggota Komite BPH Migas, Hanggono T Nugroho, Rabu (25/11).

Hanggono mengatakan, BNBR sejak April 2006 menjadi pemenang pembangunan pipanisasi Kalija. Namun, hingga saat ini pembangunan pipanisasi tersebut tak kunjung selesai. Bahkan, pembangunan pipa sepanjang 1.200 kilometer tersebut tidak menunjukkan kemajuan dan perkembangan.

Dia mengakui, pipanisasi Kalimantan Jawa terkendala belum pastinya pasokan gas ke pipa tersebut. Padahal, jalur pipa tersebut mampu mengalirkan gas hingga 1.000 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Ironisnya, hingga kini belum jelas siapa pembeli gas dari pipa tersebut. "Sejak 2006, memang Belum ada pembeli gas sebesar 1.000 mmscfd karena kebutuhan gas di Jawa tidak mencapai itu," imbuh Hanggono.

Sekadar catatan, BPH Migas menetapkan PT Bakrie & Brothers sebagai pemenang lelang hak khusus ruas transmisi gas Kalimantan Timur (Bontang) - Jawa (Semarang) pada 27 Juli 2006.

22.09

BTEL Bakrie Telecom Tbk,

BTEL Catatkan Laba Rp 93,3 M
Pendapatan usaha naik 27,3 persen menjadi Rp 2,54 triliun.



Dalam publikasi laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis 26 November 2009 disebutkan, penurunan laba bersih perseroan dipicu oleh kenaikan beban keuangan bersih dari Rp 94,25 miliar menjadi Rp 154,6 miliar.

Padahal, selama periode tersebut, Bakrie Telecom mampu mencatatkan kenaikan pendapatan usaha sebesar 27,3 persen menjadi Rp 2,54 triliun dari sebelumnya Rp 1,99 triliun.

Dari total pendapatan usaha itu, pendapatan jasa telekomunikasi mengontribusi Rp 2,29 triliun dan interkoneksi Rp 247,2 miliar.

Namun, setelah dipotong beban interkoneksi Rp 200,82 miliar dan potongan harga Rp 330,3 miliar, pendapatan usaha bersih perseroan tercatat Rp 2,01 triliun, atau masih meningkat dibanding Rp 1,55 triliun pada periode sama 2008.

Kenaikan pendapatan usaha bersih itu juga diikuti dengan peningkatan beban usaha dari Rp 1,28 triliun menjadi Rp 1,79 triliun. Akibatnya, laba usaha terkikis menjadi Rp 223,02 miliar dari sebelumnya Rp 270,12 miliar.

Per 30 September 2009, perseroan juga membukukan laba selisih kurs sebesar Rp 83,99 miliar dari sebelumnya Rp 9,65 miliar.

21.38

ANTM Aneka Tambang Tbk,

JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) akan mengembangkan tambang di wilayah Papua. Di provinsi baru ini, ANTM memiliki beberapa kuasa pertambangan. Salah satunya tambang nikel di Papua Barat. "Saat ini masih tahap eksplorasi, belum ketahuan berapa cadangannya," kata Direktur Antam Tato Miraza di Jakarta, kemarin (25/11).

Tambang yang dikuasai penuh oleh ANTM itu berada di bawah bendera PT Gag Nikel. Antam memiliki Gag Nikel lewat perusahaan berbasis Australia, Asia Pacific Nickel Pty. Ltd. Jika hasil eksplorasi positif, ANTM berniat melanjutkan ke tahap berikutnya.

Sambil mengeksplorasi tambang di Papua, ANTM juga akan meningkatkan produksi nikel dan emas tahun depan. Di 2010, BUMN ini menargetkan bisa memproduksi feronikel hingga 18.500 ton dan emas 3 ton. Tahun ini, ANTM hanya memproduksi feronikel sebesar 12.000 ton karena perbaikan pabrik baru selesai September 2009 lalu.

21.36

DEWA Dharma Henwa Tbk,

DEWA Rights Issue Maksimal 6,24 Miliar Saham

Jakarta - PT Darma Henwa Tbk (DEWA) akan melakukan rights issue melalui penawaran umum terbatas I (PUT I) kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan HMETD sebanyak-bantaknya 6,24 miliar saham.

Dalam prospektus Perseroan yang dipublikasikan Kamis (26/11) disebutkan nilai nominal sahan tersebut seharga Rp100, sehingga nilai seluruh saham mencapai Rp624,39 miliar yang berasal dari saham portepel dan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

HMETD ini akan diperdagangkan di Bursa mulai 13-19 Januari 2010. Pemegang saham yang tidak menggunakan haknya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan (dilusi) maksimal 28,57% setelah pelaksanaan HMETD.

Per Juni 2009, DEWA berhasil mencatatkan laba bersih senilai US$221 ribu, aset US$487,26 juta, dan kewajiban US$207,94 juta.

06.39

INDF Indofood Tbk,

INDF Merger Lima Perusahaan

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) me-merger (gabungkan) lima perusahaan dalam PT Indofood CBP Sukses Makmur (CBP) yang juga sebagai peserta merger. Modal perseroan dimiliki CBP sebesar Rp750 miliar dan penyertaan modal atau ditempatkan sebesar Rp466.476.176.000.


Sebanyak lima perusahaan akan di-merger (gabungkan) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Perusahaan-perusahaan yang dimaksud adalah PT Indosentra Pelangi, PT Gizindo Primanusantara, PT Indobiskuit Mandiri Makmur, PT Ciptakemas Abadi, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur (CBP).

INDF me-merger lima perusahaan ke dalam CBP. Empat perusahaan lain akan bubar tanpa likuidasi dan hukum.

Semua saham lima perusahaan akan dimiliki INDF. Sebanyak Rp466.476.176.000 dikeluarkan sebagai biaya atau penyetoran modal dalam merger lima perusahaan.

CBP akan mempunyai modal perseroan sebesar Rp750 miliar. Modal ini terdiri dari 750 juta saham dengan nilai nominal sebesar Rp1.000 per saham.

06.37

EXCL Excelcomindo Pratama Tbk

Operator Telekomunikasi Tidak Akan Perang Tarif Tahun Depan?


altOperator-operator telekomunikasi akan saling bersaing dalam penyediaan layanan yang berkualitas pada 2010 bukan perang tarif lantaran hal ini dinilai telah murah. Persaingan ini akan dilanjutkan dalam pemberian nilai tambah servis, inovasi, dan produk.


“Saya rasa lima tahun ke depan hanya akan ada sekitar lima pemain di industri ini. Mengapa karena industri ini padat modal dan untuk mencapai titik aman paling tidak harus bsa menguasai revenue share sekitar 20%, “ kata Hasnul Suhaimi, presdir PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) kepada Evi Ratnasari dan Sufri Yuliardi dari WartaEkonomi pada beberapa waktu lalu. Berikut petikannya.

Dari sisi pelanggan XL sudah mendekati Indosat. Nampaknya keinginan menjadi nomor dua di industri telekomunikasi dari sisi pelanggan akan segera terwujud. Apa strateginya?

Iya sedikit lagi memang. Per September pelanggan kita sekitar 26,6 juta pelanggan. Target saya sampai akhir tahun ini sekitar 30 juta pelanggan. Strateginya adalah know your customer, know your competitor, know your company, and give your customer what that want better then competitor. Itu saja kuncinya.

Bagaimana dengan kinerja perusahaan sampai September 2009?

Tahun lalu revenue (pendapatan) kita Rp 12,2 triliun atau tumbuh 45%, tahun ini pertumbuhannya sekitar 10%-12%-an. Tahun ini kecil karena pertumbuhan ekonomi juga tidak terlalu baik.

Dan jangan lupa pertumbuhan industri juga tidak besar, tumbuhnya hanya sekitar 7%-8%. Industri sembilan bulan pertama sekitar Rp50 triliun, sampai akhir tahun kemungkinan akan mencapai Rp 67 triliun-Rp70 triliun. Saat ini kita menguasai 18% market share dari total pendapatan industri.

Berapa besar taget pelanggan dan pendapatan yang ingin diraih tahun depan?

Masih belum bisa diungkapkan, yang jelas kita akan berusaha sebaik mugkin. Bagi saya yang terpenting adalah revenue (pendapatan) bukan jumlah pelanggan. Pelanggan susah dilihat karena ada yang aktif dan ada yang tidak. Tahun depan saya berharap pendapatan bisa tumbuh dua digit.

Apa Anda memang berambisi mengalahkan Indosat?

Tidak. Saya tidak berambisi mengalahkan Indosat. Saya hanya mau memberikan yang konsumen inginkan.

Ketika kita bisa memberikan apa yang diinginkan konsumen, maka posisi nomor dua atau nomor tiga merupakan hasil dari memberikan efek. Kalau kompetisinya melawan kompetitor maka kita akan lupa konsumen.

Apakah kita tumbuh karena Indosat turun, sebenarnya tidak kita tumbuh bersama-sama. Namum memang kita tumbuh paling besar.

Tahun lalu memang pendapatannya tinggi namun XL juga rugi sampai Rp15 miliar. Apa penyebab kerugian tersebut?

Iya pendapatan kita memang tumbuh sampai 45% tapi kita rugi sampai Rp15 miliar. Kerugian ini akibat kurs rupiah kebanyakan utang kita dalam bentuk dollar.

Kita punya utang banyak sekitar Rp1,8 triliun karena dollarnya naik utangnya sampai Rp20 triliun. Akhir tahun lalu dollar kurang lebih Rp11.000.

Jadi kalau dollar tahun ini lebih rendah dari tahun lalu kita beruntung. Jadi utang yang seolah-olah tinggi jadi turun dan itu diakui sebagai laba.

Jadi kalau dollar di Rp9.500 diakhir tahun maka kita akan mendapat keuntungan banyak. Sekitar Rp1 triliun lebih.

Tahun ini kontrak Anda seharusnya berakhir namum pemegang saham memperpanjang. Apa yang membuat pemegang saham melakukan ini?

Ada dua hal. Pertama karena memang menganggap apa yang saya janjikan dulu pada saat masuk saya bisa capai.

Kedua perusahaan ini adalah tempat kita bekerja dengan nyaman dan sistem jalan. Jadi kalau mereka mau memperpanjang saya siap.

Perusahaan tumbuh, saya senang, karyawan senang , penjualan bagus, brand-nya juga bagus, CSR juga jalan. Jadi sistem jalan. Sehingga saya diperpanjang sampai tiga tahun mendatang.

Sebelum kontrak saya berakhir sudah diperpanjang duluan. Sebenarnya kontrak saya berakhir pada September 2009, namun April 2009 sudah diperpanjang.

Apa sebenarnya yang Anda janjikan kepada pemegang saham?

Mereka katakan jadikan perusahaan ini (XL, red) menjadi strong (kuat) nomor dua atau tiga. Saya bisa menjadikan XL strong, nomor tiga.

Saat Anda bergabung dengan XL, bukankah posisinya memang sudah nomor tiga?

Iya tapi pada saat itu tidak strong. Strong-nya dilihat dari jarak antara nomor dua dan tiga dulu jauh sekali.

Dulu pada saat saya masuk revenue share XL hanya 11% atau hanya Rp6,5 trilium sedangkan Indosat 22%. Saat ini antara nomor dua dan tiga sudah mepet sekitar 18%-an.

Perusahaan telekomunikasi kalau share-nya di bawah 20% itu akan susah. Sekarang ini tugas kita untuk mencapai 20% biar aman. Jadi tidak mengejar nomor dua atau tiga saja tapi mengejar revenue share sampai 20%. Untuk itu kita harus tahu apa yang dibutuhkan masyarakat.

Bagaiman Anda mengetahui apa yang diinginkan pelanggan?

Kita lakukan riset. Pada 2006 saat saya banyak risetnya banyak tapi tidak match. Saya bilang cek lagi dengan datang ke pasar dan selami apa maunya pasar.

Ternyata hasil riset itu sedikit berbeda dengan yang diinginkan pasar. Pasar tidak butuh harga murah tapi super murah.

Jadi pada saat 2006 kita menurunkan harga itu tidak berfungsi sampai 2007 bulan juni. Turun dari Rp1.500/menit menjadi Rp25/detik menjadi Rp10/detik.

Sebenarnya seperti jualan baju, ketika diberi diskon 10%, orang masih berpikir untuk membeli. Dikasih diskon 20% mulai melirik.

Diskon 50% mulai banyak orang membeli begitu dikasih 70% orang rebutan beli. Itu ternyata yang dibutuhkan orang.

Makanya pada saat itu kita coba kasih yang agresif. Dari Rp 10/detik menjadi Rp 1/detik. Begitu dikasih harga Rp1/detik, kita tumbuh terus.

Penurunan tarif dengan agresif ini bukankah justru merusak pasar?

Menurut orang merusak pasar karena mereka tidak sangup mengantisipasi jumlah pelanggan yang membeludak. Tapi menurut kita tidak, karena kita sudah siap mengantisipasinya.

Lagi pula masing-masing punya pasar. Tidak usah khawatir cara ini akan menghilangkan yang lain.

Saat ini XL juga agresif melawan CDMA?

Ya biar yang berkompetisi itu tidak bertiga saja. Selama ini kan yang bertarung cuma bertiga.

Akan di bawa kemana XL tiga tahun ke depan oleh Anda?

Tantangannya adalah bagaimana kemudian XL dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan di tengah kompetisi dunia telekomunikasi yang kian agresif dan kompetitif. Semakin banyak pemain, semakin sempit lahan bermainnya. Saya ingin mempersiapkan XL menghadapi tantangan ke depan nanti. XL harus bisa berkembang dan tumbuh lebih cepat dari pasar.

Mengapa XL tidak ikut tender BWA?

Karena kita ingin fokus. Kita ingin mengembangkan lebih lanjut 3G dan 3,5 G.

Tapi bukankah BWA ancaman bagi industri seluler?

Ada yang mengatakan sebagai ancaman dan ada yang mengatakan keadaan BWA untuk saling melengkapi. Bagi yang lebih sering di rumah baiknya menggunakan BWA tapi bagi yang sering keluar rumah dan mobile ya seluler.

Kabarnya Singtel berniat membeli XL?.

Saya belum dengar itu. Lagi pula saya rasa Singtel tidak akan membeli membeli XL karena akan kena sanksi KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) akibat kepemilikan silang. Saat ini kan Singtel telah memiliki saham di Telkomsel.

Saat Anda masuk XL, Bapak Rudiantara malah keluar. Apa benar karena kehadiran Anda di XL yang membuat dia keluar?

Setahu saya Bapak Rudiantara itu orangya dinamis dan ingin mencoba industri yang berbeda. Contohnya saja dulu dari XL ke semen dan sekarang pindah ke PLN.

Anda tidak tertarik untuk pindah ke industri lain selain telekomunikasi?

Kontrak saya akan berakhir tiga tahun mendatang. Pada saat itu usia saya sudah 55 tahun. Saya rasa sudah saatnya saya pensiun.

Setelah pensiun saya ingin membuka perusahaan konsultan atau mengajar. Membagi pengalaman dan pengetahuan yang saya punya. Tapi sebenarnya sebelum saya masuk ke industri telekomunikasi saya pernah bekerja di perusahaan minyak Schlumberger.

Apa yang membuat Anda waktu itu memutuskan untuk pindah ke industri telekomunikasi?

Karena harga minyak yang turun. Pada saat itu gaji saya dipotong dan ini tidak baik secara psikologis.

Lalu saya diteriman di Indosat. Padahal di Indosat gajinya jauh lebih kecil. Saat di Indosat pun ada keinginan unuk pindah karena biasa menerima gaji besar tiba-tiba kecil.

Tapi ada teman yang mengatakan tidak baik kalau sering pindah atau jadi kutu loncat. Tidak baik untuk karir. Saya pikir-pikir memang benar juga jadi saya tetap bertahan di Indosat.

Namun Anda sempat juga pindah ke Telkomsel?

Saya di Telkomsel diperbantukan. Pada waktu di Indosat, saya sempat ditugaskan ke Telkomsel yang saat itu menjadi anak usaha Indosat sebagai Direktur Niaga, lalu ke IM3.

Jadi kelihatannya seolah-olah sudah di Telkomsel, Indosat, IM3, lalu XL. Sebenarnya selama karir saya saya baru dua kali pindah. Dari Schlumberger ke Indosat lalu ke XL.

Apa yang membuat Anda berpindah ke XL?

Awalnya saya tidak tertarik. Pada saat itu XL masih kecil baik dari sisi pendapatan dan pelanggan.

Namun setelah saya pikir-pikir jangan melihat perusahaannya. Namun melihat tantangannya. Kebeutulan saya juga punya chemestry yang sama dengan pemegang saham.

Seperti apa kompetisi industri seluler tahun depan dan lima tahun kedepan?

Tahun depan kompetisinya sudah bukan di tarif lagi karena tarif sudah sangat murah. Kompetisinya sudah masuk ke kualitas.

Harga turun dan kualitas yang bermain. Kalau coverage sudah imbang, harga sudah mulai sama, kualitas sudah mulai sama, maka nilai tambah yang berperan.

Yang bertahan adalah siapa yang sanggup memberikan nilai tambah pada produknya. Bisa nilai tambah servis, inovasi, baru produk.

Mungkin bisa dipadukan antara voice, short message service/sms, dan value services, seperti akses internet, televisi, atau content kreativitas yang menarik, bahkan menggunakan video. Dari jumlah pelakunya juga akan semakin kecil. Tidak akan sebanyak saat ini.

Saya rasa lima tahun ke depan hanya akan ada sekitar lima pemain di industri ini. Mengapa karena industri ini padat modal dan untuk mencapai titik aman paling tidak harus bsa menguasai revenue share sekitar 20%.

06.00

AKRA AKR Corporindo Tbk,

PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang selama ini menjadi distributor bahan bakar minyak (BBM) bersiap menambang laba dari bisnis baru mereka. Keberhasilan AKRA memenangi tender distributor BBM bersubsidi di empat wilayah dan akuisisi perusahaan batubara bakal mendongkrak pendapatan dan laba mereka tahun depan.

AKRA ini memenangi tender penyaluran 109.162 kiloliter (kl) BBM bersubsidi untuk wilayah Medan, Lampung, Pontianak, dan Banjarmasin mulai tahun 2010. Tak hanya itu, perusahaan ini juga tertarik menggarap bisnis pertambangan batubara. AKRA berencana membeli 87,5% saham perusahaan pertambangan, PT Anugrah Karya Raya. Saat ini, mereka sedang melakukan uji tuntas atas tambang itu.

Sayangnya, Harianti Utami, Sekretaris Perusahaan AKRA tidak mau mengungkapkan nilai akuisisi itu. Dia juga enggan mengungkapkan jumlah cadangan batubara Anugrah. Yang jelas, akuisisi ini bukan transaksi material maupun transaksi afiliasi.
Prospek tahun depan

Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Pardomuan Sihombing menilai, langkah AKRA memasuki bisnis distribusi BBM bersubsidi sudah tepat. Sebab, ceruk pasar BBM bersubsidi ini sangat besar. Dus, kontribusi ke pendapatan perusahaan ini bakal signifikan.

Langkah AKRA melakukan diversifikasi usaha ke tambang batubara juga baik menurut Pardomuan. Dari sini, AKRA bakal mendapatkan tambahan pendapatan. Cuma, AKRA harus mengakuisisi perusahaan tambang yang memiliki cadangan batubara besar. "Agar produksinya terus berjalan," imbuhnya.

Sedangkan Analis Bahana Securities Harry Su, dalam risetnya tanggal 5 Oktober lalu, mengatakan, nilai akuisisi AKRA itu sekitar US$ 3 juta-US$ 4 juta. Namun, meski kecil, akuisisi ini akan berdampak signifikan. Sebab, bisnis infrastruktur dan logistik AKRA jadi makin optimal.

Dia juga optimistis dengan langkah AKRA menjadi distributor BBM bersubsidi. Apalagi, kapasitas penampungan AKRA telah meningkat. Pada Januari 2010, total kapasitas penampungan minyak AKRA mencapai 300.000 kl, termasuk tambahan 50.000 kl dari kerja sama dengan Vopak. "Dengan tambahan itu, kapasitas distribusinya mencapai 3,6 juta kl setahun," ujar Harry.

Cuma, lantaran baru memberikan kontribusi tahun depan, dia meramal, pendapatan AKRA tahun ini hanya akan naik 3,59% dari Rp 9,47 triliun menjadi Rp 9,81 triliun. Sementara, laba bersihnya melesat 36,2% dari Rp 210 miliar menjadi Rp 286 miliar.

Nah, AKRA baru akan mendulang kenaikan pendapatan tahun depan sebesar 11,5% menjadi Rp 10,9 triliun. Sedangkan laba bersih bakal naik 22% jadi Rp 349 miliar.

Adapun Pardomuan menghitung, tahun ini AKRA akan membukukan kenaikan laba bersih 20% jadi Rp 252 miliar.

Ia menilai, kini rasio harga terhadap laba per saham atau price to earning ratio (PER) AKRA sudah cukup tinggi, yakni 17 kali. PER pasar modal sekitar 14 kali-15 kali. Namun, karena industrinya masih bagus, saham AKRA masih layak koleksi. Pardomuan mematok target harga Rp 1.300 per saham. Harry juga menyarankan beli dengan target harga Rp 1.300 per saham. Kemarin (24/11), saham AKRA dihargai Rp 1.190 per saham.

07.18

SMMA Sinarmas Multiartha Tbk

Grup Sinar Mas: Sempat Meredup, Namun Mulai Bersinar Lagi

Grup sinarmas merupakan grup konglomerasi yang didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja. Dimana bisnis inti sinarmas meliputi bubur kertas, agribisnis, property, dan jasa finansial

Beberapa saham Grup Sinarmas yang saat ini tercatat sukses listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara lain PT Sinarmas Multiartha tbk (SMMA), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia tbk (TKIM), PT Indah Kiat Pulp and Paper tbk (INKP), dan PT SMART tbk (SMAR). Berikut kinerja perusahaan-perusahaan sepanjang 2009

PT Sinar Mas Multiartha tbk (SMMA)
PT Sinarmas Multiartha tbk (SMMA) yang merupakan Holding Company Grup Sinarmas ternyata melonjak cukup signifikan sepanjang tahun 2009 ini. SMMA tercatat mencetak kenaikan harga saham sebesar 384% sepanjang tahun 2009 dari Rp 250 menjadi Rp 1210. Saham SMMA sendiri mulai aktif bergerak pada bulan Maret 2009 dan sukses melonjak ke Rp 600-an seiring dengan mulai tampaknya tanda-tanda pemulihan ekonomi global dan menanjaknya Indeks Harga saham Gabungan (IHSG)

SMMA sendiri mencapai puncaknya pada tahun ini pada periode Juni-Juli 2009 bahkan sempat menyentuh level Rp 1700. Sebelumnya SMMA sendiri sempat mendapatkan dana dari pelaksanaan waran seri 04 pada Juni 2009, dimana sekitar Rp 140,34 miliar dana tersebut telah dialokasikan pada bulan Juli 2009 lalu terutama pada anak usaha SMMA yang bergerak di bidang keuangan, seperti PT Bank Sinarmas sebesar Rp100 miliar. PT Jakarta Teknologi Utama Motor sebesar Rp10 miliar. PT Simas Money Changer sebesar Rp2 miliar. dan PT Certis Cisco sebesar Rp19,6 miliar. selain untuk menambah modal dana tersebut juga digunakan untuk menambah saham kepemilikan di PT Asuransi Jiwa Sinarmas dari PT Sinarindo Gerbangmas sebesar Rp4,37 miliar. Pembelian saham PT Asuransi Jiwa Sinarmas dari PT Sinar Mas Tunggal sebesar Rp4,37 miliar.

PT Indah Kiat Pulp & Paper (INKP)
PT Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) sendiri sebenarnya masih terseok-seok pada tahun ini. Hal tersebut terlihat dari kinerjanya hingga kuartal II 2009 yang tercatat masih mengalami rugi bersih sebesar US$ 88,862 juta. Padahal pada periode yang sama tahun lalu INKP berhasil mencetak laba bersih sebesar US$ 180,384 juta. Namun masih buruknya kinerja INKP sepanjang tahun ini ternyata tidak menghentikan akumulasi investor terhadap salah satu saham grup sinarmas yang satu ini sehingga harganya melesat +113,75% dari Rp 800 ke Rp 1710

Padahal Aset INKP tercatat juga mengalami penurunan hingga kuartal II 2009 lalu menjadi US$ 5,767 miliar atau turun 2,97% dari sebelumnya yang sebesar US$ 5,944 miliar. Penurunan tersebut seiring dengan anjloknya penjualan bersih perseroan hingga sebesar 37,11% menjadi US$ 786,886 juta pada pada periode sama tahun sebelumnya INKP sukses mencetak angka penjualan sebesar US$ 1,251 miliar.

Namun prospek INKP sepertinya masih belum menarik meskipun harga kertas dunia sejak bulan Mei lalu naik cukup signifikan. Pasalnya produk INKP lebih kepada bubur kertas dan bukan kertas sehingga INKP sepertinya mesti bekerja ekstra keras untuk tampil positif, meskipun begitu penjualan INKP tetap diperkirakan bisa tumbuh 15% hingga akhir tahun.

PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia tbk (TKIM)
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia tbk (TKIM) nasibnya masih lebih baik dari emiten kertas sinarmas yang satunya lagi. TKIM tercatat hingga kuartal II lalu mengalami penutunan laba bersih sebesar 56,32% menjadi US$ 16,39, namun setidaknya perseroan masih mencetak laba. Hal tersebut tampaknya juga direspon lebih oleh pelaku pasar sehingga sepanjang tahun ini harga saham TKIM naik +153.52% dari Rp 710 ke Rp 1800 atau sedikit lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga saham INKP.

Kinerja kuartal II TKIM sendiri masih melemah karena tingginya harga bahan baku yang masih belum menyesuaikan dengan harga pasca krisis, meskipun begitu TKIM optimis kinerjanya akan lebih baik 10-15% dari laba bersih. Selain itu TKIM juga sempat berencana untuk mengakuisisi 60% saham SULI yang bergerak di bidang hutan tanaman industry (HTI). Sehingga prospek TKIM sepertinya masih lebih menarik bila dibandingkan INKP

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology tbk (SMAR)
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology tbk (SMAR) yang merupakan emiten CPO andalan grup sinarmas ternyata masih tampil lumayan sepanjang tahun 2009 dengan membukukan kenaikan harga saham +58,33% ditengah masih rendahnya harga CPO dunia. Kenaikan harga saham perkebunan sawit sinarmas yang satu ini memang tidak secermelang emiten perkebunan konglomerasi besar lainnya semisal PT Astra Agro Lestari tbk (AALI) atau PT Bakrie Sumatera Plantation tbk (UNSP) yang bisa naik jauh diatas +100%.

SMAR sendiri membukukan penurunan laba hingga 57,16% selama kuartal III lalu menjadi sekitar Rp 536,626 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya SMAR mampu mencetak laba bersih Rp 1,252 triliun . Penurunan laba bersih perseroan tersebut dikarenakan terpangkasnya pendapatan usaha perseroan sebesar 15,79% menjadi Rp 10,682 triliun dan ditambah lagi dengan membengkaknya beban pokok penjualan sebesar 30,81% menjadi Rp 5,255 triliun dari sebelumnya Rp 4,017 triliun

Prospek Saham-Saham Sinarmas Group

Holding company grup sinarmas, yaitu PT Sinar Mas Multiartha tbk (SMMA) sepertinya masih akan cerah untuk tahun 2010 mengingat kian solidnya bisnis keuangan perseroan yang kian terdiversifikasi, terutama di bidang perbankan dan asuransi. Ditambah lagi dengan rencana BI yang tetap mempertahankan BI rate pada level 6,5% pada akhir tahun sepertinya akan berdampak baik bagi bisnis perseroan terutama jasa perbankan

Sedangkan untuk industry kertas Grup sinarmas sepertinya masih butuh waktu untuk bangkit dari krisis terutama setelah sempat divonis membayar denda lebih dari US$ 100 juta kepada Bank Exim US . Selain itu mengingat PT Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) yang masih mencetak rugi bersih dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia tbk (TKIM) yang labanya masih anjlok hingga kuartal II lalu. Namun semakin membaiknya harga kertas dunia diharapkan mampu membuat TKIM pulih dengan cepat, meskipun hal serupa belum tentu dialami INKP yang lebih focus pada produksi bubur kertas dan masih menghadapi kendala harga.

Emiten perkebunan CPO milik sinarmas, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology tbk (SMAR) sepertinya cukup prospek untuk kedepannya meskipun harga CPO sepanjang tahun ini diperkirakan masih belum membaik. Namun seiring pemulihan ekonomi dunia, diharapkan harga CPO akan semakin membaik kedepannya karena trend permintaan akan kembali naik. saham-saham grup Sinarmas sendiri tergolong saham-saham yang berisiko tinggi mengingat fluktuasinya yang lumayan tajam dan sering bergerak dengan gap-gap yang cukup jauh. Bisnis konglomerasi sepertinya masih akan terus tampil dominan di Indonesia sampai waktu yang belum bisa ditentukan, namun pilihan ada di tangan Anda. Mau Ikut Konglomerat yang mana? dan sebaiknya teliti sebelum membeli.

06.48

BLTA Berlian Laju Tanker Tbk,

Berlian Laju Tanker siap modifikasi kapal lepas pantai



JAKARTA: PT Berlian Laju Tanker berencana memodifikasi empat unit kapal aframax menjadi armada floating storage and offloading (FSO) dan floating production storage and offloading (FPSO) pada tahun depan.

Direktur Utama PT Berlian Laju Tanker Widihardja Widjaja mengatakan kapal-kapal itu akan dioperasikan di Indonesia dengan berbendera Merah Putih, guna mendukung penerapan asas cabotage di sektor angkutan off shore (lepas pantai) paling lambat 1 Januari 2011.

Menurut dia, perseroannya telah menyiapkan empat unit kapal jenis aframax yang akan dikonversi menjadi armada FSO dan FPSO dalam rangka menghadapi tender yang akan dibuka pada 2010.

"Ada empat kapal aframax yang siap dikonversi menjadi armada FSO dan FPSO pada 2010 jika memang tender pengadaan benar-benar dibuka pada tahun depan," katanya kepada Bisnis pekan ini.

Dia menjelaskan dari empat kapal itu, tiga di antaranya sudah berganti bendera dari asing ke dalam negeri guna memenuhi asas cabotage, sedangkan satu kapal sedang dalam proses. "Intinya kalau tender dibuka, kami sudah siapkan armadanya."

Sebanyak lima perusahaan pelayaran nasional diperkirakan akan bersaing ketat dalam tender proyek pengadaan lima unit kapal jenis FSO dan FPSO yang akan digelar pada tahun depan.

Kelima perusahaan nasional itu yakni PT Berlian Laju Tanker, PT Trada Maritim, PT Apexindo Pratama, PT Armada Pelayaran Nasional Indonesia (Arpeni), dan PT Era Indoasia Fortune.

Dari lima perusahaan itu, PT Berlian Laju Tanker, PT Trada Maritim, PT Apexindo Pratama, dan PT Arpeni tercatat sebagai penyedia jasa layanan kapal lepas pantai lama dan bermodal besar, sedangkan PT Era Indoasia Fortune merupakan pemain baru.

Widihardja mengakui telah mendengar akan dibukanya tender pengadaan lima unit kapal FSO da FPSO pada 2010, tetapi belum bisa dipastikan apakah tender itu benar-benar akan terlaksana.

Dia menyarankan tender dibuka lebih cepat mengingat proses pengadaan armada jenis itu memerlukan waktu yang relatif lama. "Seharusnya akhir tahun ini sudah digelar, tetapi paling tidak awal 2010 sudah dibuka," katanya.

Berdasarkan Data Departemen Perhubungan, jumlah armada FSO dan FPSO yang kontraknya berakhir pada 2010 sebanyak enam unit. Keenam kapal itu yakni FSO Cinta Natomas, FSO Ladinda, FSO Raisis, FSO Madura Jaya, FPSO Gas Concord, dan LPG Petro Star.

BP Migas sebelumnya telah memberikan rambu-rambu kepada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) terkait dengan implementasi asas cabotage (komoditas domestik wajib diangkut oleh kapal berbendera Indonesia) di sektor angkutan lepas pantai.

Hingga Juli 2009, jumlah kapal yang beroperasi untuk semua kegiatan hulu migas di Indonesia sebanyak 613 unit dengan 541 di antaranya telah menggunakan bendera Merah Putih dan sisanya masih berbendera asing.

06.02

UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk

Ekspansi ke Kamboja, UNSP Investasi USD30 Juta


JAKARTA - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) menyiapkan dana sebesar USD30 juta untuk ekspansi bisnis perkebunannya di negara Kamboja.

"Sekira USD30 juta kita siapkan untuk menambah lahan perkebunan seluas 10.000 hektare (ha)," kata Direktur UNSP Howard H Sargeant, saat ditemui wartawan di Universitas Bakrie, di Kampus Universitas Bakrie, Jakarta, Jumat (20/11/2009).

Dijelaskannya, sebanyak 20 persen dari dana tersebut akan didapatkan dari kas internal perseroan. Sementara sisanya akan didapatkan perseroan dari pinjaman luar negeri. "Dari mana saja pokoknya," jelasnya.

Selanjutnya, dia mengatakan jika lahan seluas 10 ribu ha tersebut akan didapatkan perseroan dari akuisisi lahan (lahan sudah tertanam) serta dari pembukaan lahan baru. "Itu mungkin dari akuisisi lahan atau bisa juga dari lahan baru. Atau bisa juga keduanya," paparnya.

Howard memaparkan, jika ternayata akuisisi lahan yang dilakukan perseroan, baru akan menghasilkan pada 2010. Akan tetapi, jika membuka lahan baru (green field), untuk tanaman karet membutuhkan waktu lima tahun untuk menghasilkan, sementara lahan baru kelapa sawit baru menghasilkan setelah tiga tahun ditanam.

Selain itu, perseroan juga tengah mengkaji untuk melakukan ekspansi di Vietnam. "Tapi mungkin juga belum," tukasnya.

Dalam melakukan ekspansinya ke luar negeri, perseroan melakukannya melalui anak usahanya, Bakrie Sumatera Plantations Liberia.

06.02

UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk

Ekspansi ke Kamboja, UNSP Investasi USD30 Juta


JAKARTA - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) menyiapkan dana sebesar USD30 juta untuk ekspansi bisnis perkebunannya di negara Kamboja.

"Sekira USD30 juta kita siapkan untuk menambah lahan perkebunan seluas 10.000 hektare (ha)," kata Direktur UNSP Howard H Sargeant, saat ditemui wartawan di Universitas Bakrie, di Kampus Universitas Bakrie, Jakarta, Jumat (20/11/2009).

Dijelaskannya, sebanyak 20 persen dari dana tersebut akan didapatkan dari kas internal perseroan. Sementara sisanya akan didapatkan perseroan dari pinjaman luar negeri. "Dari mana saja pokoknya," jelasnya.

Selanjutnya, dia mengatakan jika lahan seluas 10 ribu ha tersebut akan didapatkan perseroan dari akuisisi lahan (lahan sudah tertanam) serta dari pembukaan lahan baru. "Itu mungkin dari akuisisi lahan atau bisa juga dari lahan baru. Atau bisa juga keduanya," paparnya.

Howard memaparkan, jika ternayata akuisisi lahan yang dilakukan perseroan, baru akan menghasilkan pada 2010. Akan tetapi, jika membuka lahan baru (green field), untuk tanaman karet membutuhkan waktu lima tahun untuk menghasilkan, sementara lahan baru kelapa sawit baru menghasilkan setelah tiga tahun ditanam.

Selain itu, perseroan juga tengah mengkaji untuk melakukan ekspansi di Vietnam. "Tapi mungkin juga belum," tukasnya.

Dalam melakukan ekspansinya ke luar negeri, perseroan melakukannya melalui anak usahanya, Bakrie Sumatera Plantations Liberia.

06.02

UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk

Ekspansi ke Kamboja, UNSP Investasi USD30 Juta


JAKARTA - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) menyiapkan dana sebesar USD30 juta untuk ekspansi bisnis perkebunannya di negara Kamboja.

"Sekira USD30 juta kita siapkan untuk menambah lahan perkebunan seluas 10.000 hektare (ha)," kata Direktur UNSP Howard H Sargeant, saat ditemui wartawan di Universitas Bakrie, di Kampus Universitas Bakrie, Jakarta, Jumat (20/11/2009).

Dijelaskannya, sebanyak 20 persen dari dana tersebut akan didapatkan dari kas internal perseroan. Sementara sisanya akan didapatkan perseroan dari pinjaman luar negeri. "Dari mana saja pokoknya," jelasnya.

Selanjutnya, dia mengatakan jika lahan seluas 10 ribu ha tersebut akan didapatkan perseroan dari akuisisi lahan (lahan sudah tertanam) serta dari pembukaan lahan baru. "Itu mungkin dari akuisisi lahan atau bisa juga dari lahan baru. Atau bisa juga keduanya," paparnya.

Howard memaparkan, jika ternayata akuisisi lahan yang dilakukan perseroan, baru akan menghasilkan pada 2010. Akan tetapi, jika membuka lahan baru (green field), untuk tanaman karet membutuhkan waktu lima tahun untuk menghasilkan, sementara lahan baru kelapa sawit baru menghasilkan setelah tiga tahun ditanam.

Selain itu, perseroan juga tengah mengkaji untuk melakukan ekspansi di Vietnam. "Tapi mungkin juga belum," tukasnya.

Dalam melakukan ekspansinya ke luar negeri, perseroan melakukannya melalui anak usahanya, Bakrie Sumatera Plantations Liberia.

05.44

INCO International Nickel Tbk

JAKARTA. PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) akan membagikan dividen interim sebesar US$ 0,01107 per saham. Dividen interim itu akan dibayarkan pada tanggal 29 Desember 2009 dan memiliki cum date pada 14 Desember 2009.

Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen INCO mengatakan, pemegang saham di Indonesia akan menerima dividen dalam denominasi rupiah yang dibayarkan dalam dolar Amerika Serikat (AS) berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada tanggal 14 Desember 2009. Sementara pemegang saham asing akan menerima dividen dalam dolar AS.

Dengan menggunakan kurs Rp 9.500 per dolar AS, INCO besaran dividen INCO adalah Rp 105 per saham. INCO melihat, keputusan pembagian dividen interim ini dikarenakan kinerja perseroan yang baik dalam sembilan bulan terakhir.