07.18

SMMA Sinarmas Multiartha Tbk

Grup Sinar Mas: Sempat Meredup, Namun Mulai Bersinar Lagi

Grup sinarmas merupakan grup konglomerasi yang didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja. Dimana bisnis inti sinarmas meliputi bubur kertas, agribisnis, property, dan jasa finansial

Beberapa saham Grup Sinarmas yang saat ini tercatat sukses listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara lain PT Sinarmas Multiartha tbk (SMMA), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia tbk (TKIM), PT Indah Kiat Pulp and Paper tbk (INKP), dan PT SMART tbk (SMAR). Berikut kinerja perusahaan-perusahaan sepanjang 2009

PT Sinar Mas Multiartha tbk (SMMA)
PT Sinarmas Multiartha tbk (SMMA) yang merupakan Holding Company Grup Sinarmas ternyata melonjak cukup signifikan sepanjang tahun 2009 ini. SMMA tercatat mencetak kenaikan harga saham sebesar 384% sepanjang tahun 2009 dari Rp 250 menjadi Rp 1210. Saham SMMA sendiri mulai aktif bergerak pada bulan Maret 2009 dan sukses melonjak ke Rp 600-an seiring dengan mulai tampaknya tanda-tanda pemulihan ekonomi global dan menanjaknya Indeks Harga saham Gabungan (IHSG)

SMMA sendiri mencapai puncaknya pada tahun ini pada periode Juni-Juli 2009 bahkan sempat menyentuh level Rp 1700. Sebelumnya SMMA sendiri sempat mendapatkan dana dari pelaksanaan waran seri 04 pada Juni 2009, dimana sekitar Rp 140,34 miliar dana tersebut telah dialokasikan pada bulan Juli 2009 lalu terutama pada anak usaha SMMA yang bergerak di bidang keuangan, seperti PT Bank Sinarmas sebesar Rp100 miliar. PT Jakarta Teknologi Utama Motor sebesar Rp10 miliar. PT Simas Money Changer sebesar Rp2 miliar. dan PT Certis Cisco sebesar Rp19,6 miliar. selain untuk menambah modal dana tersebut juga digunakan untuk menambah saham kepemilikan di PT Asuransi Jiwa Sinarmas dari PT Sinarindo Gerbangmas sebesar Rp4,37 miliar. Pembelian saham PT Asuransi Jiwa Sinarmas dari PT Sinar Mas Tunggal sebesar Rp4,37 miliar.

PT Indah Kiat Pulp & Paper (INKP)
PT Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) sendiri sebenarnya masih terseok-seok pada tahun ini. Hal tersebut terlihat dari kinerjanya hingga kuartal II 2009 yang tercatat masih mengalami rugi bersih sebesar US$ 88,862 juta. Padahal pada periode yang sama tahun lalu INKP berhasil mencetak laba bersih sebesar US$ 180,384 juta. Namun masih buruknya kinerja INKP sepanjang tahun ini ternyata tidak menghentikan akumulasi investor terhadap salah satu saham grup sinarmas yang satu ini sehingga harganya melesat +113,75% dari Rp 800 ke Rp 1710

Padahal Aset INKP tercatat juga mengalami penurunan hingga kuartal II 2009 lalu menjadi US$ 5,767 miliar atau turun 2,97% dari sebelumnya yang sebesar US$ 5,944 miliar. Penurunan tersebut seiring dengan anjloknya penjualan bersih perseroan hingga sebesar 37,11% menjadi US$ 786,886 juta pada pada periode sama tahun sebelumnya INKP sukses mencetak angka penjualan sebesar US$ 1,251 miliar.

Namun prospek INKP sepertinya masih belum menarik meskipun harga kertas dunia sejak bulan Mei lalu naik cukup signifikan. Pasalnya produk INKP lebih kepada bubur kertas dan bukan kertas sehingga INKP sepertinya mesti bekerja ekstra keras untuk tampil positif, meskipun begitu penjualan INKP tetap diperkirakan bisa tumbuh 15% hingga akhir tahun.

PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia tbk (TKIM)
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia tbk (TKIM) nasibnya masih lebih baik dari emiten kertas sinarmas yang satunya lagi. TKIM tercatat hingga kuartal II lalu mengalami penutunan laba bersih sebesar 56,32% menjadi US$ 16,39, namun setidaknya perseroan masih mencetak laba. Hal tersebut tampaknya juga direspon lebih oleh pelaku pasar sehingga sepanjang tahun ini harga saham TKIM naik +153.52% dari Rp 710 ke Rp 1800 atau sedikit lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga saham INKP.

Kinerja kuartal II TKIM sendiri masih melemah karena tingginya harga bahan baku yang masih belum menyesuaikan dengan harga pasca krisis, meskipun begitu TKIM optimis kinerjanya akan lebih baik 10-15% dari laba bersih. Selain itu TKIM juga sempat berencana untuk mengakuisisi 60% saham SULI yang bergerak di bidang hutan tanaman industry (HTI). Sehingga prospek TKIM sepertinya masih lebih menarik bila dibandingkan INKP

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology tbk (SMAR)
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology tbk (SMAR) yang merupakan emiten CPO andalan grup sinarmas ternyata masih tampil lumayan sepanjang tahun 2009 dengan membukukan kenaikan harga saham +58,33% ditengah masih rendahnya harga CPO dunia. Kenaikan harga saham perkebunan sawit sinarmas yang satu ini memang tidak secermelang emiten perkebunan konglomerasi besar lainnya semisal PT Astra Agro Lestari tbk (AALI) atau PT Bakrie Sumatera Plantation tbk (UNSP) yang bisa naik jauh diatas +100%.

SMAR sendiri membukukan penurunan laba hingga 57,16% selama kuartal III lalu menjadi sekitar Rp 536,626 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya SMAR mampu mencetak laba bersih Rp 1,252 triliun . Penurunan laba bersih perseroan tersebut dikarenakan terpangkasnya pendapatan usaha perseroan sebesar 15,79% menjadi Rp 10,682 triliun dan ditambah lagi dengan membengkaknya beban pokok penjualan sebesar 30,81% menjadi Rp 5,255 triliun dari sebelumnya Rp 4,017 triliun

Prospek Saham-Saham Sinarmas Group

Holding company grup sinarmas, yaitu PT Sinar Mas Multiartha tbk (SMMA) sepertinya masih akan cerah untuk tahun 2010 mengingat kian solidnya bisnis keuangan perseroan yang kian terdiversifikasi, terutama di bidang perbankan dan asuransi. Ditambah lagi dengan rencana BI yang tetap mempertahankan BI rate pada level 6,5% pada akhir tahun sepertinya akan berdampak baik bagi bisnis perseroan terutama jasa perbankan

Sedangkan untuk industry kertas Grup sinarmas sepertinya masih butuh waktu untuk bangkit dari krisis terutama setelah sempat divonis membayar denda lebih dari US$ 100 juta kepada Bank Exim US . Selain itu mengingat PT Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) yang masih mencetak rugi bersih dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia tbk (TKIM) yang labanya masih anjlok hingga kuartal II lalu. Namun semakin membaiknya harga kertas dunia diharapkan mampu membuat TKIM pulih dengan cepat, meskipun hal serupa belum tentu dialami INKP yang lebih focus pada produksi bubur kertas dan masih menghadapi kendala harga.

Emiten perkebunan CPO milik sinarmas, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology tbk (SMAR) sepertinya cukup prospek untuk kedepannya meskipun harga CPO sepanjang tahun ini diperkirakan masih belum membaik. Namun seiring pemulihan ekonomi dunia, diharapkan harga CPO akan semakin membaik kedepannya karena trend permintaan akan kembali naik. saham-saham grup Sinarmas sendiri tergolong saham-saham yang berisiko tinggi mengingat fluktuasinya yang lumayan tajam dan sering bergerak dengan gap-gap yang cukup jauh. Bisnis konglomerasi sepertinya masih akan terus tampil dominan di Indonesia sampai waktu yang belum bisa ditentukan, namun pilihan ada di tangan Anda. Mau Ikut Konglomerat yang mana? dan sebaiknya teliti sebelum membeli.

0 komentar: