07.03

INDF Indofood Tbk,

Indofood Siap Alihkan Saham di 5 Anak Usaha
Kepemilikan saham Indofood itu akan dialihkan kepada PT Indofood CBP Sukses Makmur.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) akan melakukan konsolidasi seluruh divisi di bawah grup produk konsumen bermerek ke dalam PT Indofood CBP Sukses Makmur.

Indofood CBP merupakan anak perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki Indofood Sukses Makmur.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Indofood Werianty Setiawan dalam penjelasan tertulis perseroan di Jakarta, Rabu 28 Oktober 2009 mengatakan, Indofood akan mengalihkan seluruh saham dan pinjaman tanpa bunga (jika ada) yang dimilikinya di beberapa anak perusahaan.

Saham-saham perseroan yang akan dialihkan kepada Indofood CBP adalah:
1. Saham di PT Indofood Fritolay Makmur sebesar 51 persen.
2. Saham di Drayton Pte Ltd (100 persen), yang memiliki secara tidak langsung sebesar 68,57 persen PT Indolakto, dan obligasi konversi Drayton Rp 1,09 triliun.

3. Saham di PT Surya Rengo Containers (60 persen).
4. Saham di PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia (50 persen).
5. Saham di Indofood (M) Food Industries Sdn Bhd (IMFI) sebesar 100 persen dan pinjaman tanpa bunga per 30 September 2009 sebesar US$ 3,09 juta yang diperoleh IMFI dari Indofood.

Menurut Werianty, rencana pengalihan itu tergantung kepada persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk masing-masing anak perusahaan yang sahamnya dialihkan.

Selain itu, pengalihan memerlukan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bagi anak perusahaan patungan.

Pengalihan juga memerlukan persetujuan dari para kreditor Indofood dan Indofood CBP sesuai persyaratan dalam masing-masing perjanjian kredit kedua perusahaan serta anak usaha bersangkutan dengan para kreditor.

Selanjutnya, Indofood juga akan melakukan penggabungan usaha (merger) terhadap Indofood CBP, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Cipta Kemas Abadi, dan PT Indobiskuit Mandiri Makmur.

Indofood CBP akan tetap berdiri sebagai perusahaan hasil penggabungan. Rencana penggabungan itu juga tergantung antara lain pada persetujuan BKPM, kreditor, dan RUPS.

06.53

Fundamental Analysis

Memahami Financial Shenanigans, Kejahatan Finansial

Financial shenanigans adalah suatu istilah yang menggambarkan tindakan untuk menyembunyikan atau mengubah kinerja atau kondisi finansial yang asli pada suatu entitas. Selama beberapa dekade terakhir ini, kita telah melihat banyak financial shenanigans yang terekspos secara publik.

Mungkin Anda masih ingat skandal Enron dan Worldcom pada tahun 2000-an? Atau yang termasuk baru yakni kasus Satyam yang terjadi di India? Itu semua adalah contoh-contoh financial shenanigans yang memang terjadi secara riil.

Pada dasarnya, secara garis besar terdapat dua strategi utama dalam melakukan financial shenanigans, yakni menggelembungkan pendapatan, serta menyusutkan pendapatan. Menggelembungkan pendapatan dianggap punya dampak yang lebih serius, karena tidak merefleksikan kinerja perusahaan yang sebenarnya, atau seolah-olah lebih baik. Sementara, menyusutkan pendapatan tidak bermasalah, karena itu merupakan salah satu bentuk dari earnings management.

Howard Schilit merupakan pengarang dibalik buku `Financial Shenanigans` yang dirilis pada tahun 1993. Saat itu, mata orang belum terlalu terbuka terhadap masalah ini. Namun, begitu terkuaknya skandal Enron dan perusahaan-perusahaan AS lainnya, namanya langsung meroket. Apalagi, ia sudah memberikan peringatan terhadap laporan keuangan Enron sejak tahun 1995, namun tidak terlalu didengar.

Berikut ini adalah tujuh kategori teknik financial shenanigans yang biasa digunakan:

1. Mencatat pendapatan terlalu dini, misalnya:
· Mencatat pendapatan padahal masih banyak aktivitas layanan yang belum dilakukan
· Mencatat pendapatan dari item yang belum dikirimkan
· Mencatat pendapatan dari item yang belum diterima klien
· Mencatat penjualan yang dilakukan dengan afiliasi
· Mencatat pendapatan

2. Mencatat pendapatan fiktif, misalnya
· Mencatat penjualan tanpa alasa
· Mengklasifikasikan hasil dari investasi sebagai pendapatan
· Mencatat kas yang diperoleh dari transaksi pinjam meminjam sebagai pendapatan
· Mencatat diskon dari supplier sebagai pendapatan

3. Menciptakan transaksi khusus untuk memperoleh gain, misalnya:
· Menjual aset yang undervalue untuk meraih laba
· Menjual investasi dan memperoleh gain, kemudian mencatatnya sebagai pendapatan
· mengklasifikasi ulang sejumlah akun di neraca untuk menciptakan pendapatan


4. Tidak mencatat ataupun mengurangi utang secara tepat, misalnya:
· tidak memasukkan beban dan utang yang terkait
· memodifikasi asumsi demi menurunkan utang
· tidak mencatat unearned revenue

5. Mengalihkan beban saat ini ke periode lampau ataupun masa depan, misalnya
· mereklasifikasi capitalized cost menjadi beban operasi
· meningkatkan umur aset untuk mengurangi beban amortisasi
· mengurangi asset reserve
· tidak mencatat aset yang nilainya sudah jatuh (impaired)
· mengubah praktik akuntansi untuk mengalihkan beban saat ini ke periode sebelumnya..
· mengubah asumsi akuntansi untuk menurunkan utang yang terlapor
· tidak mencatat unearned revenue

6. menahan pendapatan saat ini untuk periode masa depan, misalnya
· meningkkatnya allowance terhadap kredit macet
· meningkatnya garansi dan retur

7.Mengalihkan beban yang akan datang ke periode sekarang, misalnya:
· menggelembungkan one time charge
· meningkatkan beban untuk R&D, iklan, dan sebagainya
· mengakui beban yang akan memberikan manfaat ekonomis bagi perusahaan, seperti R&D, iklan dan sebagainya.

Demikian adalah beberapa teknik financial shenanigans yang umum dipraktekkan oleh perusahaan. Analis maupun investor perlu lebih jeli dalam memperhatikan kemungkinan dijalankannya praktek-praktek seperti ini.

06.46

ANTM Aneka Tambang Tbk,

Tahun Depan Produksi Bauksit ANTM Turun 45,45%

JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) hanya menargetkan produksi bauksit tahun 2010 seberat 600.000 wet metric ton (wmt). Angka ini lebih rendah 45,45% dari total target produksi tahun ini yang mencapai 1,1 juta wmt.
Salah satu penyebab adalah habisnya cadangan bauksit di areal penambangan ANTM di Kijang, Bintan Kepulauan Riau. Perusahaan tambang pelat merah itu memperkirakan, tahun 2009 merupakan tahun terakhir areal tambang dengan target produksi 1,1 juta wmt per tahun itu beroperasi.
Sekretaris Perusahaan ANTM Bimo Budi Satriyo mengatakan, hingga September 2009 total produksi Kijang mencapai satu juta wmt. Ia masih optimistis target 1,1 juta wmt bisa tercapai.
Selanjutnya, ANTM berniat memaksimalkan produksi bahan baku alumunium itu di wilayah Tayan, Kalimantan Barat. "Otomatis, produksi Tayan nantinya akan menggantikan pasokan dari Kijang, namun produksinya belum bisa penuh," kata Bimo kepada KONTAN, kemarin (26/10).
Cadangan bauksit Tayan rencananya akan mereka gunakan untuk pasokan pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) yang Antam bangun bersama investor asal Jepang, Showa Denko KK dan Marubeni Corporation.
Untuk membangun pabrik itu, ANTM bersama kongsinya itu telah membentuk perusahaan patungan bernama PT Indonesia Chemical Alumina (ICA). ANTM memiliki kepemilikan saham sebesar 65% pada perusahaan patungan itu. Sementara Showa Denko dan Marubeni masing-masing memiliki 20% dan 15% kepemilikan di ICA.
Pembangunan pabrik ditaksir akan menelan dana sebesar US$ 400 juta. Jumlah itu lebih besar dari estimasi semula sebesar US$ 250 juta. Membengkaknya biaya investasi itu karena naiknya harga bahan bangunan.
Saat ini ANTM tengah mengkaji lagi nominal biaya pembangunan pabrik seiring membaiknya keadaan ekonomi. Pabrik itu akan memproduksi hingga 300.000 ton CGA per tahun. Namun lantaran pabrik pengolahan bauksit itu belum berdiri, ANTM selama ini memilih mengekspor bauksit mereka dari tambang di Tayan ke Jepang dan China.
Bila tepat sesuai target, pabrik CGA ANTM selesai pembangunan dan mulai beroperasi tahun 2010. Bimo optimistis, nantinya produksi bauksit Tayan di 2010 sebesar 600.000 bisa sepenuhnya terserap dalam proyek CGA.
Berdasarkan catatan Bimo, jumlah cadangan terkira bauksit di wilayah Tayan mencapai 21,6 juta wmt. Sementara total cadangan terkira bauksit ANTM di seluruh wilayah Kalimantan mencapai 70,9 juta wmt.

06.31

UNTR United Tractor Tbk,

UNTR: Meskipun Mulai Membaik, Penjualan Alat Berat Tercatat Turun 41,48%
Selasa, 27 Oktober 2009 11:30 WIB
(Vibiznews – Stocks) Emiten spesialis alat-alat berat, PT United Tractors tbk (UNTR) tercatat mengalami penurunan kinerja yang cukup signifikan untuk kuartal III 2009. Penurunan kinerja tersebut terlihat dari turunnya angka penjualan alat berat UNTR hingga 41,48% jika dibandingkan kinerja periode sama tahun laluPenjualan alat berat UNTR terpaksa turun lebih dari 1500 unit pada kuartal III 2009 ini jika dibandingkan dengan penjualan alat berat periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan penjualan alat berat UNTR kali ini terjadi pada 4 divisi, yaitu agribisnis (turun 37,05%), konstruksi ( turun 50,57%), kehutanan (turun 52,15%) dan pertambangan (turun 36,19%) jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.Sedangkan untuk bidang bisnis kontraktor batubara sebagai anak usaha PT Astra International tbk (ASII), UNTR malah berhasil tampil positif. Produksi batubara perseroan melalui PT Pamapersada tercatat naik 9,48% dari 44,3 juta ton menjadi 48,5 juta ton. Sedangkan pendapatan bidang usaha United Tractors lainnya, yakni pertambangan batubara, ikut turun. Melalui anak usahanya, PT Dasa Eka Jasatama, perseroan hanya meraih volume penjualan 1,80 juta ton, turun 36,95% dibanding periode sama tahun lalu 2,86 juta ton. Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat pasar alat-alat berat memang semakin membaik sejak semester II ini seiring dengan membaiknya harga-harga komoditas sehingga memacu ekspansi perusahaan-perusahaan tambang dan perkebunan. Namun secara keseluruhan UNTR masih sulit untuk menggenjot penjualan alat beratnya untuk mampu mencapai kejayaan tahun lalu, mengingat masih tingginya kekhawatiran harga-harga komoditas seiring masih volatilnya harga minyak dunia

02.07

Business Links


http://www.biolina.co.id
Candle Producer from Palm wax

http://www.sentraegold.com
E-curreny changer

07.12

BLTA Berlian Laju Tanker Tbk,

BLTA Akan Bungkus Perusahaan Kapal Norwegia

JAKARTA. PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) semakin ekspansif. Perusahaan pelayaran ini akan membeli perusahaan perkapalan Norwegia, Camillo Eitzen & Co ASA (CECO) yang tercatat di bursa Oslo, Norwegia.BLTA berniat melakukan voluntary exchange offer terhadap seluruh saham CECO, seharga NOK 25 per saham atau setara US$ 4,32 per saham (kurs US$ 1=NOK 5,786). Per Juni 2009, total saham CECO yang beredar mencapai 40,266 juta saham. Dus, jika semua pemegang saham CECO menerima tawaran BLTA, berarti harga akuisisi CECO sekitar US$ 173,95 juta.BLTA akan membayar pembelian saham CECO itu mandatory exchangeable bond atau obligasi wajib tukar. Setelah obligasi ini ditukar dengan saham, jika dihitung, BLTA akan membayar setiap saham CECO dengan 49,13 saham BLTA. Jadi, untuk menukarkan seluruh saham CECO dengan perbandingan 1:49,13, BLTA perlu menerbitkan sekitar 1,978 miliar saham baru.Direktur BLTA Kevin Wong berharap bisa menggelar penawaran pembelian saham CECO pada pertengahan hingga akhir November 2009. "Adapun pelaksanaan konversi saham akan berlangsung sekitar Juli 2010," tulis Kevin kepada otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin (5/10).Penawaran ini akan mengikuti beberapa kondisi. Sebagai contoh, 95% pemegang saham CECO menyetujui penawaran BLTA.Kondisi lainnya, BLTA harus puas dengan hasil uji tuntas atas CECO dan anak perusahaannya. BLTA juga harus mendapat izin private placement saham baru senilai US$ 200 juta untuk menukar obligasi konversinya.Taruh kata, BLTA mendapat izin private placement 1,978 miliar saham baru senilai US$ 200 juta. Hitung punya hitung, harga saham baru BLTA sekitar Rp 1.011 per saham.Menurut data RTI, saat ini total saham BLTA mencapai 5,98 miliar saham. Berdasarkan patokan ini, maka private placement saham BLTA bisa mencapai 33% dari total saham BLTA saat ini.
Masuk bursa Norwegia
Jika akuisisi ini berlangsung sukses, BLTA juga berniat melakukan secondary listing saham BLTA di bursa saham Oslo (Oslo Bors) Norwegia. Keputusan ini bertujuan untuk memastikan likuiditas bagi para pemegang saham CECO.Dus, nanti BLTA akan melantai di tiga bursa saham, yakni di Bursa Efek Indonesia, Bursa Saham Singapura dan Bursa Saham Norwegia.Analis Bhakti Securities Reza Nugraha mengatakan, aksi korporasi BLTA ini membuat pangsa pasar mereka makin besar. Apalagi Norwegia merupakan salah satu negara yang memiliki perusahaan perkapalan cukup besar. Dari sisi aset, kedua perusahaan pelayaran berbeda negara ini juga tidak terlalu berbeda jauh. Ia masih merekomendasikan beli saham BLTA, dengan target harga Rp 950 per saham. "Ini belum memasukkan akuisisi CECO," imbuhnya. Pada penutupan bursa kemarin, harga saham BLTA melemah 1,2% menjadi Rp 820 per saham.

06.40

BLTA Berlian Laju Tanker Tbk,

BLTA-CECO Bergabung Akan Hasilkan USD2,3 M
Senin, 5 Oktober 2009 - 10:42 wib

JAKARTA - PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) berencana melakukan penawaran (voluntary exchange offer) terhadap seluruh saham yang sudah diterbitkan dari Camillo Eitzen & Co ASA (CECO).

Hal tersebut seperti diungkapkan Direktur Pengembangan Usaha BLTA Siana Anggraeni Surya, dalam laporannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (5/10/2009).

Penawaran yang diajukan adalah sebesar NOK 25 untuk setiap lembar saham CECO, dibayarkan dalam bentuk saham BLTA yang merepresentasikan premium sebesar 270 persen dari harga saham CECO pada saat pasar tutup pada 2 Oktober 2009.

"Kami excited dengan prospek industri yang akan didapatkan dari kombinasi antara CECO dan BLTA ini. Transaksi dengan CECO ini memiliki jaringan pelayaran yang ekstensif dan basis pelanggan yang mengglobal adalah bagian dari strategi BLTA untuk ekspansi ke seluruh daerah di dunia. Ini akan semakin meningkatkan rute perdagangan dunia kami, memperkuat kehadiran strategis kami pada segmen kapal tanker kimia dan gas dan sekaligus mendiversifikasikan usaha ke dalam segmen curah kering dan jasa maritime," tukas Siana.

Direksi CECO dan para pemegang saham utama yang merepresentasikan sekira 76 persen dari total saham yang diterbitkan telah menyatakan dukungannya atas penawaran indikatif tidak mengikat yang telah mereka terima. Direksi CECO dan Axel C Eitzen sebagai pemegang saham utama pun telah menandatangani perjanjian ekslusif dengan BLTA.

Transaksi yang diajukan tersebut juga didukung oleh agen sindikasi bank Nordea. Pemegang saham utama BLTA (PT Tunggaladhi Baskara) dengan porsi kepemilikan sekira 59 persen hak suara yang dapat memilih, mendukung penuh transaksi tersebut.

Berdasarkan penawaran ini, CECO akan berpartisipasi pada penawaran ekuitas Eitzen Chemical ASA (ECHEM) dengan saham prorata. Perseroan akan mencoba untuk mencatatkan sahamnya pada Oslo Stock Exchange.

Penawaran ini akan menggabungkan dua kekuatan besar dalam tradisi kemaritiman dan menciptakan grup pelayaran internasional terkemuka di dunia dalam segmen kimia, gas, minyak, curah kering dan segmen jasa maritim. Grup ini akan menjadi armada kapal tanker kimia terbesar di dunia dengan armada yang paling modern.

Gabungan kedua perusahaan akan berada dalam posisi yang sangat tepat untuk dapat mengambil kesempatan dari pemulihan industri perkapalan yang didorong oleh peningkatan produksi industri dan jalur perdagangan internasional.

Penggabungan kedua perusahaan ini juga akan mampu menyediakan pelanggan lama dan baru dengan solusi transportasi kelas dunia dengan cakupan wilayah operasional global dan keberadaan lokal, termasuk akses ke dalam pasar domestik Indonesia dan semakin memantapkan kehadiran di kawasan Asia.

Total pendapatan dari penggabungan kedua perusahaan dari 12 bulan terakhir akan mencapai sekira USD2,3 miliar dengan EBITDA sebesar USD499 juta.

Apabila digabungkan dengan kapal yang sedang dibangun, grup ini akan memiliki dan mengoperasikan 157 kapal tanker kimia, 14 kapal tanker minyak, 42 kapal tanker gas, 50-60 kapal angkutan curah kering dan satu FPSO, selain jasa maritim yang diberikan melalui Eitzen Maritime Services (EMS).

Kombinasi dari kedua entitas tersebut akan menciptakan sebuah jaringan global yang solid dan mampu untuk melayani pelanggan berbasis internasional di seluruh pasar utama.

Selain bisnis yang akan saling melengkapi, kedua perusahaan juga berbagi nilai-nilai yang sama dan kepercayaan akan pentingnya budaya perusahaan yang kuat dan pengembangan atas sumber daya manusia di dalam organisasi. Kedua perusahaan sepakat untuk terus membangun dari kekuatan bersama ini melangkah maju menuju masa depan.

Chairman CECO Axel C Eitzen akan tetap menjalankan peran aktif dalam perkembangan grup di masa depan dan akan menjadi pemegang saham terbesar kedua di dalam grup tersebut.

Penawaran ini akan memberikan sebuah kesempatan kepada para pemegang saham BLTA dan CECO untuk mengambil bagian di dalam sebuah perusahaan besar, global, dan terdiversifikasi dengan baik serta dilengkapi dengan fleksibilitas finansial, potensi pasar yang sangat kuat, dan mampu memberikan likuiditas kepada para pemegang saham.

03.44

Business Link Website

http://www.biolina.co.id - Candle Producer from Palm Wax