02.01

BNBR Bakrie & Brothers Tbk

JAKARTA. Pemerintah memberi tenggat waktu kepada PT Bakrie and Brother Tbk (BNBR) hingga 2010 untuk menyelesaikan pipanisasi Kalimantan-Jawa (Kalija). Jika lewat waktu, Pemerintah akan mencabut hak BNBR sebagai pemenang lelang hak khusus pipanisasi Kalija.

"Kalau sampai 2010 tidak jalan, mungkin akan kita putus karena hak pemenang lelang itu kan ada batas waktunya," ujar Anggota Komite BPH Migas, Hanggono T Nugroho, Rabu (25/11).

Hanggono mengatakan, BNBR sejak April 2006 menjadi pemenang pembangunan pipanisasi Kalija. Namun, hingga saat ini pembangunan pipanisasi tersebut tak kunjung selesai. Bahkan, pembangunan pipa sepanjang 1.200 kilometer tersebut tidak menunjukkan kemajuan dan perkembangan.

Dia mengakui, pipanisasi Kalimantan Jawa terkendala belum pastinya pasokan gas ke pipa tersebut. Padahal, jalur pipa tersebut mampu mengalirkan gas hingga 1.000 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Ironisnya, hingga kini belum jelas siapa pembeli gas dari pipa tersebut. "Sejak 2006, memang Belum ada pembeli gas sebesar 1.000 mmscfd karena kebutuhan gas di Jawa tidak mencapai itu," imbuh Hanggono.

Sekadar catatan, BPH Migas menetapkan PT Bakrie & Brothers sebagai pemenang lelang hak khusus ruas transmisi gas Kalimantan Timur (Bontang) - Jawa (Semarang) pada 27 Juli 2006.

22.09

BTEL Bakrie Telecom Tbk,

BTEL Catatkan Laba Rp 93,3 M
Pendapatan usaha naik 27,3 persen menjadi Rp 2,54 triliun.



Dalam publikasi laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis 26 November 2009 disebutkan, penurunan laba bersih perseroan dipicu oleh kenaikan beban keuangan bersih dari Rp 94,25 miliar menjadi Rp 154,6 miliar.

Padahal, selama periode tersebut, Bakrie Telecom mampu mencatatkan kenaikan pendapatan usaha sebesar 27,3 persen menjadi Rp 2,54 triliun dari sebelumnya Rp 1,99 triliun.

Dari total pendapatan usaha itu, pendapatan jasa telekomunikasi mengontribusi Rp 2,29 triliun dan interkoneksi Rp 247,2 miliar.

Namun, setelah dipotong beban interkoneksi Rp 200,82 miliar dan potongan harga Rp 330,3 miliar, pendapatan usaha bersih perseroan tercatat Rp 2,01 triliun, atau masih meningkat dibanding Rp 1,55 triliun pada periode sama 2008.

Kenaikan pendapatan usaha bersih itu juga diikuti dengan peningkatan beban usaha dari Rp 1,28 triliun menjadi Rp 1,79 triliun. Akibatnya, laba usaha terkikis menjadi Rp 223,02 miliar dari sebelumnya Rp 270,12 miliar.

Per 30 September 2009, perseroan juga membukukan laba selisih kurs sebesar Rp 83,99 miliar dari sebelumnya Rp 9,65 miliar.

21.38

ANTM Aneka Tambang Tbk,

JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) akan mengembangkan tambang di wilayah Papua. Di provinsi baru ini, ANTM memiliki beberapa kuasa pertambangan. Salah satunya tambang nikel di Papua Barat. "Saat ini masih tahap eksplorasi, belum ketahuan berapa cadangannya," kata Direktur Antam Tato Miraza di Jakarta, kemarin (25/11).

Tambang yang dikuasai penuh oleh ANTM itu berada di bawah bendera PT Gag Nikel. Antam memiliki Gag Nikel lewat perusahaan berbasis Australia, Asia Pacific Nickel Pty. Ltd. Jika hasil eksplorasi positif, ANTM berniat melanjutkan ke tahap berikutnya.

Sambil mengeksplorasi tambang di Papua, ANTM juga akan meningkatkan produksi nikel dan emas tahun depan. Di 2010, BUMN ini menargetkan bisa memproduksi feronikel hingga 18.500 ton dan emas 3 ton. Tahun ini, ANTM hanya memproduksi feronikel sebesar 12.000 ton karena perbaikan pabrik baru selesai September 2009 lalu.

21.36

DEWA Dharma Henwa Tbk,

DEWA Rights Issue Maksimal 6,24 Miliar Saham

Jakarta - PT Darma Henwa Tbk (DEWA) akan melakukan rights issue melalui penawaran umum terbatas I (PUT I) kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan HMETD sebanyak-bantaknya 6,24 miliar saham.

Dalam prospektus Perseroan yang dipublikasikan Kamis (26/11) disebutkan nilai nominal sahan tersebut seharga Rp100, sehingga nilai seluruh saham mencapai Rp624,39 miliar yang berasal dari saham portepel dan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

HMETD ini akan diperdagangkan di Bursa mulai 13-19 Januari 2010. Pemegang saham yang tidak menggunakan haknya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan (dilusi) maksimal 28,57% setelah pelaksanaan HMETD.

Per Juni 2009, DEWA berhasil mencatatkan laba bersih senilai US$221 ribu, aset US$487,26 juta, dan kewajiban US$207,94 juta.

06.39

INDF Indofood Tbk,

INDF Merger Lima Perusahaan

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) me-merger (gabungkan) lima perusahaan dalam PT Indofood CBP Sukses Makmur (CBP) yang juga sebagai peserta merger. Modal perseroan dimiliki CBP sebesar Rp750 miliar dan penyertaan modal atau ditempatkan sebesar Rp466.476.176.000.


Sebanyak lima perusahaan akan di-merger (gabungkan) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Perusahaan-perusahaan yang dimaksud adalah PT Indosentra Pelangi, PT Gizindo Primanusantara, PT Indobiskuit Mandiri Makmur, PT Ciptakemas Abadi, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur (CBP).

INDF me-merger lima perusahaan ke dalam CBP. Empat perusahaan lain akan bubar tanpa likuidasi dan hukum.

Semua saham lima perusahaan akan dimiliki INDF. Sebanyak Rp466.476.176.000 dikeluarkan sebagai biaya atau penyetoran modal dalam merger lima perusahaan.

CBP akan mempunyai modal perseroan sebesar Rp750 miliar. Modal ini terdiri dari 750 juta saham dengan nilai nominal sebesar Rp1.000 per saham.

06.37

EXCL Excelcomindo Pratama Tbk

Operator Telekomunikasi Tidak Akan Perang Tarif Tahun Depan?


altOperator-operator telekomunikasi akan saling bersaing dalam penyediaan layanan yang berkualitas pada 2010 bukan perang tarif lantaran hal ini dinilai telah murah. Persaingan ini akan dilanjutkan dalam pemberian nilai tambah servis, inovasi, dan produk.


“Saya rasa lima tahun ke depan hanya akan ada sekitar lima pemain di industri ini. Mengapa karena industri ini padat modal dan untuk mencapai titik aman paling tidak harus bsa menguasai revenue share sekitar 20%, “ kata Hasnul Suhaimi, presdir PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) kepada Evi Ratnasari dan Sufri Yuliardi dari WartaEkonomi pada beberapa waktu lalu. Berikut petikannya.

Dari sisi pelanggan XL sudah mendekati Indosat. Nampaknya keinginan menjadi nomor dua di industri telekomunikasi dari sisi pelanggan akan segera terwujud. Apa strateginya?

Iya sedikit lagi memang. Per September pelanggan kita sekitar 26,6 juta pelanggan. Target saya sampai akhir tahun ini sekitar 30 juta pelanggan. Strateginya adalah know your customer, know your competitor, know your company, and give your customer what that want better then competitor. Itu saja kuncinya.

Bagaimana dengan kinerja perusahaan sampai September 2009?

Tahun lalu revenue (pendapatan) kita Rp 12,2 triliun atau tumbuh 45%, tahun ini pertumbuhannya sekitar 10%-12%-an. Tahun ini kecil karena pertumbuhan ekonomi juga tidak terlalu baik.

Dan jangan lupa pertumbuhan industri juga tidak besar, tumbuhnya hanya sekitar 7%-8%. Industri sembilan bulan pertama sekitar Rp50 triliun, sampai akhir tahun kemungkinan akan mencapai Rp 67 triliun-Rp70 triliun. Saat ini kita menguasai 18% market share dari total pendapatan industri.

Berapa besar taget pelanggan dan pendapatan yang ingin diraih tahun depan?

Masih belum bisa diungkapkan, yang jelas kita akan berusaha sebaik mugkin. Bagi saya yang terpenting adalah revenue (pendapatan) bukan jumlah pelanggan. Pelanggan susah dilihat karena ada yang aktif dan ada yang tidak. Tahun depan saya berharap pendapatan bisa tumbuh dua digit.

Apa Anda memang berambisi mengalahkan Indosat?

Tidak. Saya tidak berambisi mengalahkan Indosat. Saya hanya mau memberikan yang konsumen inginkan.

Ketika kita bisa memberikan apa yang diinginkan konsumen, maka posisi nomor dua atau nomor tiga merupakan hasil dari memberikan efek. Kalau kompetisinya melawan kompetitor maka kita akan lupa konsumen.

Apakah kita tumbuh karena Indosat turun, sebenarnya tidak kita tumbuh bersama-sama. Namum memang kita tumbuh paling besar.

Tahun lalu memang pendapatannya tinggi namun XL juga rugi sampai Rp15 miliar. Apa penyebab kerugian tersebut?

Iya pendapatan kita memang tumbuh sampai 45% tapi kita rugi sampai Rp15 miliar. Kerugian ini akibat kurs rupiah kebanyakan utang kita dalam bentuk dollar.

Kita punya utang banyak sekitar Rp1,8 triliun karena dollarnya naik utangnya sampai Rp20 triliun. Akhir tahun lalu dollar kurang lebih Rp11.000.

Jadi kalau dollar tahun ini lebih rendah dari tahun lalu kita beruntung. Jadi utang yang seolah-olah tinggi jadi turun dan itu diakui sebagai laba.

Jadi kalau dollar di Rp9.500 diakhir tahun maka kita akan mendapat keuntungan banyak. Sekitar Rp1 triliun lebih.

Tahun ini kontrak Anda seharusnya berakhir namum pemegang saham memperpanjang. Apa yang membuat pemegang saham melakukan ini?

Ada dua hal. Pertama karena memang menganggap apa yang saya janjikan dulu pada saat masuk saya bisa capai.

Kedua perusahaan ini adalah tempat kita bekerja dengan nyaman dan sistem jalan. Jadi kalau mereka mau memperpanjang saya siap.

Perusahaan tumbuh, saya senang, karyawan senang , penjualan bagus, brand-nya juga bagus, CSR juga jalan. Jadi sistem jalan. Sehingga saya diperpanjang sampai tiga tahun mendatang.

Sebelum kontrak saya berakhir sudah diperpanjang duluan. Sebenarnya kontrak saya berakhir pada September 2009, namun April 2009 sudah diperpanjang.

Apa sebenarnya yang Anda janjikan kepada pemegang saham?

Mereka katakan jadikan perusahaan ini (XL, red) menjadi strong (kuat) nomor dua atau tiga. Saya bisa menjadikan XL strong, nomor tiga.

Saat Anda bergabung dengan XL, bukankah posisinya memang sudah nomor tiga?

Iya tapi pada saat itu tidak strong. Strong-nya dilihat dari jarak antara nomor dua dan tiga dulu jauh sekali.

Dulu pada saat saya masuk revenue share XL hanya 11% atau hanya Rp6,5 trilium sedangkan Indosat 22%. Saat ini antara nomor dua dan tiga sudah mepet sekitar 18%-an.

Perusahaan telekomunikasi kalau share-nya di bawah 20% itu akan susah. Sekarang ini tugas kita untuk mencapai 20% biar aman. Jadi tidak mengejar nomor dua atau tiga saja tapi mengejar revenue share sampai 20%. Untuk itu kita harus tahu apa yang dibutuhkan masyarakat.

Bagaiman Anda mengetahui apa yang diinginkan pelanggan?

Kita lakukan riset. Pada 2006 saat saya banyak risetnya banyak tapi tidak match. Saya bilang cek lagi dengan datang ke pasar dan selami apa maunya pasar.

Ternyata hasil riset itu sedikit berbeda dengan yang diinginkan pasar. Pasar tidak butuh harga murah tapi super murah.

Jadi pada saat 2006 kita menurunkan harga itu tidak berfungsi sampai 2007 bulan juni. Turun dari Rp1.500/menit menjadi Rp25/detik menjadi Rp10/detik.

Sebenarnya seperti jualan baju, ketika diberi diskon 10%, orang masih berpikir untuk membeli. Dikasih diskon 20% mulai melirik.

Diskon 50% mulai banyak orang membeli begitu dikasih 70% orang rebutan beli. Itu ternyata yang dibutuhkan orang.

Makanya pada saat itu kita coba kasih yang agresif. Dari Rp 10/detik menjadi Rp 1/detik. Begitu dikasih harga Rp1/detik, kita tumbuh terus.

Penurunan tarif dengan agresif ini bukankah justru merusak pasar?

Menurut orang merusak pasar karena mereka tidak sangup mengantisipasi jumlah pelanggan yang membeludak. Tapi menurut kita tidak, karena kita sudah siap mengantisipasinya.

Lagi pula masing-masing punya pasar. Tidak usah khawatir cara ini akan menghilangkan yang lain.

Saat ini XL juga agresif melawan CDMA?

Ya biar yang berkompetisi itu tidak bertiga saja. Selama ini kan yang bertarung cuma bertiga.

Akan di bawa kemana XL tiga tahun ke depan oleh Anda?

Tantangannya adalah bagaimana kemudian XL dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan di tengah kompetisi dunia telekomunikasi yang kian agresif dan kompetitif. Semakin banyak pemain, semakin sempit lahan bermainnya. Saya ingin mempersiapkan XL menghadapi tantangan ke depan nanti. XL harus bisa berkembang dan tumbuh lebih cepat dari pasar.

Mengapa XL tidak ikut tender BWA?

Karena kita ingin fokus. Kita ingin mengembangkan lebih lanjut 3G dan 3,5 G.

Tapi bukankah BWA ancaman bagi industri seluler?

Ada yang mengatakan sebagai ancaman dan ada yang mengatakan keadaan BWA untuk saling melengkapi. Bagi yang lebih sering di rumah baiknya menggunakan BWA tapi bagi yang sering keluar rumah dan mobile ya seluler.

Kabarnya Singtel berniat membeli XL?.

Saya belum dengar itu. Lagi pula saya rasa Singtel tidak akan membeli membeli XL karena akan kena sanksi KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) akibat kepemilikan silang. Saat ini kan Singtel telah memiliki saham di Telkomsel.

Saat Anda masuk XL, Bapak Rudiantara malah keluar. Apa benar karena kehadiran Anda di XL yang membuat dia keluar?

Setahu saya Bapak Rudiantara itu orangya dinamis dan ingin mencoba industri yang berbeda. Contohnya saja dulu dari XL ke semen dan sekarang pindah ke PLN.

Anda tidak tertarik untuk pindah ke industri lain selain telekomunikasi?

Kontrak saya akan berakhir tiga tahun mendatang. Pada saat itu usia saya sudah 55 tahun. Saya rasa sudah saatnya saya pensiun.

Setelah pensiun saya ingin membuka perusahaan konsultan atau mengajar. Membagi pengalaman dan pengetahuan yang saya punya. Tapi sebenarnya sebelum saya masuk ke industri telekomunikasi saya pernah bekerja di perusahaan minyak Schlumberger.

Apa yang membuat Anda waktu itu memutuskan untuk pindah ke industri telekomunikasi?

Karena harga minyak yang turun. Pada saat itu gaji saya dipotong dan ini tidak baik secara psikologis.

Lalu saya diteriman di Indosat. Padahal di Indosat gajinya jauh lebih kecil. Saat di Indosat pun ada keinginan unuk pindah karena biasa menerima gaji besar tiba-tiba kecil.

Tapi ada teman yang mengatakan tidak baik kalau sering pindah atau jadi kutu loncat. Tidak baik untuk karir. Saya pikir-pikir memang benar juga jadi saya tetap bertahan di Indosat.

Namun Anda sempat juga pindah ke Telkomsel?

Saya di Telkomsel diperbantukan. Pada waktu di Indosat, saya sempat ditugaskan ke Telkomsel yang saat itu menjadi anak usaha Indosat sebagai Direktur Niaga, lalu ke IM3.

Jadi kelihatannya seolah-olah sudah di Telkomsel, Indosat, IM3, lalu XL. Sebenarnya selama karir saya saya baru dua kali pindah. Dari Schlumberger ke Indosat lalu ke XL.

Apa yang membuat Anda berpindah ke XL?

Awalnya saya tidak tertarik. Pada saat itu XL masih kecil baik dari sisi pendapatan dan pelanggan.

Namun setelah saya pikir-pikir jangan melihat perusahaannya. Namun melihat tantangannya. Kebeutulan saya juga punya chemestry yang sama dengan pemegang saham.

Seperti apa kompetisi industri seluler tahun depan dan lima tahun kedepan?

Tahun depan kompetisinya sudah bukan di tarif lagi karena tarif sudah sangat murah. Kompetisinya sudah masuk ke kualitas.

Harga turun dan kualitas yang bermain. Kalau coverage sudah imbang, harga sudah mulai sama, kualitas sudah mulai sama, maka nilai tambah yang berperan.

Yang bertahan adalah siapa yang sanggup memberikan nilai tambah pada produknya. Bisa nilai tambah servis, inovasi, baru produk.

Mungkin bisa dipadukan antara voice, short message service/sms, dan value services, seperti akses internet, televisi, atau content kreativitas yang menarik, bahkan menggunakan video. Dari jumlah pelakunya juga akan semakin kecil. Tidak akan sebanyak saat ini.

Saya rasa lima tahun ke depan hanya akan ada sekitar lima pemain di industri ini. Mengapa karena industri ini padat modal dan untuk mencapai titik aman paling tidak harus bsa menguasai revenue share sekitar 20%.

06.00

AKRA AKR Corporindo Tbk,

PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang selama ini menjadi distributor bahan bakar minyak (BBM) bersiap menambang laba dari bisnis baru mereka. Keberhasilan AKRA memenangi tender distributor BBM bersubsidi di empat wilayah dan akuisisi perusahaan batubara bakal mendongkrak pendapatan dan laba mereka tahun depan.

AKRA ini memenangi tender penyaluran 109.162 kiloliter (kl) BBM bersubsidi untuk wilayah Medan, Lampung, Pontianak, dan Banjarmasin mulai tahun 2010. Tak hanya itu, perusahaan ini juga tertarik menggarap bisnis pertambangan batubara. AKRA berencana membeli 87,5% saham perusahaan pertambangan, PT Anugrah Karya Raya. Saat ini, mereka sedang melakukan uji tuntas atas tambang itu.

Sayangnya, Harianti Utami, Sekretaris Perusahaan AKRA tidak mau mengungkapkan nilai akuisisi itu. Dia juga enggan mengungkapkan jumlah cadangan batubara Anugrah. Yang jelas, akuisisi ini bukan transaksi material maupun transaksi afiliasi.
Prospek tahun depan

Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Pardomuan Sihombing menilai, langkah AKRA memasuki bisnis distribusi BBM bersubsidi sudah tepat. Sebab, ceruk pasar BBM bersubsidi ini sangat besar. Dus, kontribusi ke pendapatan perusahaan ini bakal signifikan.

Langkah AKRA melakukan diversifikasi usaha ke tambang batubara juga baik menurut Pardomuan. Dari sini, AKRA bakal mendapatkan tambahan pendapatan. Cuma, AKRA harus mengakuisisi perusahaan tambang yang memiliki cadangan batubara besar. "Agar produksinya terus berjalan," imbuhnya.

Sedangkan Analis Bahana Securities Harry Su, dalam risetnya tanggal 5 Oktober lalu, mengatakan, nilai akuisisi AKRA itu sekitar US$ 3 juta-US$ 4 juta. Namun, meski kecil, akuisisi ini akan berdampak signifikan. Sebab, bisnis infrastruktur dan logistik AKRA jadi makin optimal.

Dia juga optimistis dengan langkah AKRA menjadi distributor BBM bersubsidi. Apalagi, kapasitas penampungan AKRA telah meningkat. Pada Januari 2010, total kapasitas penampungan minyak AKRA mencapai 300.000 kl, termasuk tambahan 50.000 kl dari kerja sama dengan Vopak. "Dengan tambahan itu, kapasitas distribusinya mencapai 3,6 juta kl setahun," ujar Harry.

Cuma, lantaran baru memberikan kontribusi tahun depan, dia meramal, pendapatan AKRA tahun ini hanya akan naik 3,59% dari Rp 9,47 triliun menjadi Rp 9,81 triliun. Sementara, laba bersihnya melesat 36,2% dari Rp 210 miliar menjadi Rp 286 miliar.

Nah, AKRA baru akan mendulang kenaikan pendapatan tahun depan sebesar 11,5% menjadi Rp 10,9 triliun. Sedangkan laba bersih bakal naik 22% jadi Rp 349 miliar.

Adapun Pardomuan menghitung, tahun ini AKRA akan membukukan kenaikan laba bersih 20% jadi Rp 252 miliar.

Ia menilai, kini rasio harga terhadap laba per saham atau price to earning ratio (PER) AKRA sudah cukup tinggi, yakni 17 kali. PER pasar modal sekitar 14 kali-15 kali. Namun, karena industrinya masih bagus, saham AKRA masih layak koleksi. Pardomuan mematok target harga Rp 1.300 per saham. Harry juga menyarankan beli dengan target harga Rp 1.300 per saham. Kemarin (24/11), saham AKRA dihargai Rp 1.190 per saham.

07.18

SMMA Sinarmas Multiartha Tbk

Grup Sinar Mas: Sempat Meredup, Namun Mulai Bersinar Lagi

Grup sinarmas merupakan grup konglomerasi yang didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja. Dimana bisnis inti sinarmas meliputi bubur kertas, agribisnis, property, dan jasa finansial

Beberapa saham Grup Sinarmas yang saat ini tercatat sukses listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara lain PT Sinarmas Multiartha tbk (SMMA), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia tbk (TKIM), PT Indah Kiat Pulp and Paper tbk (INKP), dan PT SMART tbk (SMAR). Berikut kinerja perusahaan-perusahaan sepanjang 2009

PT Sinar Mas Multiartha tbk (SMMA)
PT Sinarmas Multiartha tbk (SMMA) yang merupakan Holding Company Grup Sinarmas ternyata melonjak cukup signifikan sepanjang tahun 2009 ini. SMMA tercatat mencetak kenaikan harga saham sebesar 384% sepanjang tahun 2009 dari Rp 250 menjadi Rp 1210. Saham SMMA sendiri mulai aktif bergerak pada bulan Maret 2009 dan sukses melonjak ke Rp 600-an seiring dengan mulai tampaknya tanda-tanda pemulihan ekonomi global dan menanjaknya Indeks Harga saham Gabungan (IHSG)

SMMA sendiri mencapai puncaknya pada tahun ini pada periode Juni-Juli 2009 bahkan sempat menyentuh level Rp 1700. Sebelumnya SMMA sendiri sempat mendapatkan dana dari pelaksanaan waran seri 04 pada Juni 2009, dimana sekitar Rp 140,34 miliar dana tersebut telah dialokasikan pada bulan Juli 2009 lalu terutama pada anak usaha SMMA yang bergerak di bidang keuangan, seperti PT Bank Sinarmas sebesar Rp100 miliar. PT Jakarta Teknologi Utama Motor sebesar Rp10 miliar. PT Simas Money Changer sebesar Rp2 miliar. dan PT Certis Cisco sebesar Rp19,6 miliar. selain untuk menambah modal dana tersebut juga digunakan untuk menambah saham kepemilikan di PT Asuransi Jiwa Sinarmas dari PT Sinarindo Gerbangmas sebesar Rp4,37 miliar. Pembelian saham PT Asuransi Jiwa Sinarmas dari PT Sinar Mas Tunggal sebesar Rp4,37 miliar.

PT Indah Kiat Pulp & Paper (INKP)
PT Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) sendiri sebenarnya masih terseok-seok pada tahun ini. Hal tersebut terlihat dari kinerjanya hingga kuartal II 2009 yang tercatat masih mengalami rugi bersih sebesar US$ 88,862 juta. Padahal pada periode yang sama tahun lalu INKP berhasil mencetak laba bersih sebesar US$ 180,384 juta. Namun masih buruknya kinerja INKP sepanjang tahun ini ternyata tidak menghentikan akumulasi investor terhadap salah satu saham grup sinarmas yang satu ini sehingga harganya melesat +113,75% dari Rp 800 ke Rp 1710

Padahal Aset INKP tercatat juga mengalami penurunan hingga kuartal II 2009 lalu menjadi US$ 5,767 miliar atau turun 2,97% dari sebelumnya yang sebesar US$ 5,944 miliar. Penurunan tersebut seiring dengan anjloknya penjualan bersih perseroan hingga sebesar 37,11% menjadi US$ 786,886 juta pada pada periode sama tahun sebelumnya INKP sukses mencetak angka penjualan sebesar US$ 1,251 miliar.

Namun prospek INKP sepertinya masih belum menarik meskipun harga kertas dunia sejak bulan Mei lalu naik cukup signifikan. Pasalnya produk INKP lebih kepada bubur kertas dan bukan kertas sehingga INKP sepertinya mesti bekerja ekstra keras untuk tampil positif, meskipun begitu penjualan INKP tetap diperkirakan bisa tumbuh 15% hingga akhir tahun.

PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia tbk (TKIM)
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia tbk (TKIM) nasibnya masih lebih baik dari emiten kertas sinarmas yang satunya lagi. TKIM tercatat hingga kuartal II lalu mengalami penutunan laba bersih sebesar 56,32% menjadi US$ 16,39, namun setidaknya perseroan masih mencetak laba. Hal tersebut tampaknya juga direspon lebih oleh pelaku pasar sehingga sepanjang tahun ini harga saham TKIM naik +153.52% dari Rp 710 ke Rp 1800 atau sedikit lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga saham INKP.

Kinerja kuartal II TKIM sendiri masih melemah karena tingginya harga bahan baku yang masih belum menyesuaikan dengan harga pasca krisis, meskipun begitu TKIM optimis kinerjanya akan lebih baik 10-15% dari laba bersih. Selain itu TKIM juga sempat berencana untuk mengakuisisi 60% saham SULI yang bergerak di bidang hutan tanaman industry (HTI). Sehingga prospek TKIM sepertinya masih lebih menarik bila dibandingkan INKP

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology tbk (SMAR)
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology tbk (SMAR) yang merupakan emiten CPO andalan grup sinarmas ternyata masih tampil lumayan sepanjang tahun 2009 dengan membukukan kenaikan harga saham +58,33% ditengah masih rendahnya harga CPO dunia. Kenaikan harga saham perkebunan sawit sinarmas yang satu ini memang tidak secermelang emiten perkebunan konglomerasi besar lainnya semisal PT Astra Agro Lestari tbk (AALI) atau PT Bakrie Sumatera Plantation tbk (UNSP) yang bisa naik jauh diatas +100%.

SMAR sendiri membukukan penurunan laba hingga 57,16% selama kuartal III lalu menjadi sekitar Rp 536,626 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya SMAR mampu mencetak laba bersih Rp 1,252 triliun . Penurunan laba bersih perseroan tersebut dikarenakan terpangkasnya pendapatan usaha perseroan sebesar 15,79% menjadi Rp 10,682 triliun dan ditambah lagi dengan membengkaknya beban pokok penjualan sebesar 30,81% menjadi Rp 5,255 triliun dari sebelumnya Rp 4,017 triliun

Prospek Saham-Saham Sinarmas Group

Holding company grup sinarmas, yaitu PT Sinar Mas Multiartha tbk (SMMA) sepertinya masih akan cerah untuk tahun 2010 mengingat kian solidnya bisnis keuangan perseroan yang kian terdiversifikasi, terutama di bidang perbankan dan asuransi. Ditambah lagi dengan rencana BI yang tetap mempertahankan BI rate pada level 6,5% pada akhir tahun sepertinya akan berdampak baik bagi bisnis perseroan terutama jasa perbankan

Sedangkan untuk industry kertas Grup sinarmas sepertinya masih butuh waktu untuk bangkit dari krisis terutama setelah sempat divonis membayar denda lebih dari US$ 100 juta kepada Bank Exim US . Selain itu mengingat PT Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) yang masih mencetak rugi bersih dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia tbk (TKIM) yang labanya masih anjlok hingga kuartal II lalu. Namun semakin membaiknya harga kertas dunia diharapkan mampu membuat TKIM pulih dengan cepat, meskipun hal serupa belum tentu dialami INKP yang lebih focus pada produksi bubur kertas dan masih menghadapi kendala harga.

Emiten perkebunan CPO milik sinarmas, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology tbk (SMAR) sepertinya cukup prospek untuk kedepannya meskipun harga CPO sepanjang tahun ini diperkirakan masih belum membaik. Namun seiring pemulihan ekonomi dunia, diharapkan harga CPO akan semakin membaik kedepannya karena trend permintaan akan kembali naik. saham-saham grup Sinarmas sendiri tergolong saham-saham yang berisiko tinggi mengingat fluktuasinya yang lumayan tajam dan sering bergerak dengan gap-gap yang cukup jauh. Bisnis konglomerasi sepertinya masih akan terus tampil dominan di Indonesia sampai waktu yang belum bisa ditentukan, namun pilihan ada di tangan Anda. Mau Ikut Konglomerat yang mana? dan sebaiknya teliti sebelum membeli.

06.48

BLTA Berlian Laju Tanker Tbk,

Berlian Laju Tanker siap modifikasi kapal lepas pantai



JAKARTA: PT Berlian Laju Tanker berencana memodifikasi empat unit kapal aframax menjadi armada floating storage and offloading (FSO) dan floating production storage and offloading (FPSO) pada tahun depan.

Direktur Utama PT Berlian Laju Tanker Widihardja Widjaja mengatakan kapal-kapal itu akan dioperasikan di Indonesia dengan berbendera Merah Putih, guna mendukung penerapan asas cabotage di sektor angkutan off shore (lepas pantai) paling lambat 1 Januari 2011.

Menurut dia, perseroannya telah menyiapkan empat unit kapal jenis aframax yang akan dikonversi menjadi armada FSO dan FPSO dalam rangka menghadapi tender yang akan dibuka pada 2010.

"Ada empat kapal aframax yang siap dikonversi menjadi armada FSO dan FPSO pada 2010 jika memang tender pengadaan benar-benar dibuka pada tahun depan," katanya kepada Bisnis pekan ini.

Dia menjelaskan dari empat kapal itu, tiga di antaranya sudah berganti bendera dari asing ke dalam negeri guna memenuhi asas cabotage, sedangkan satu kapal sedang dalam proses. "Intinya kalau tender dibuka, kami sudah siapkan armadanya."

Sebanyak lima perusahaan pelayaran nasional diperkirakan akan bersaing ketat dalam tender proyek pengadaan lima unit kapal jenis FSO dan FPSO yang akan digelar pada tahun depan.

Kelima perusahaan nasional itu yakni PT Berlian Laju Tanker, PT Trada Maritim, PT Apexindo Pratama, PT Armada Pelayaran Nasional Indonesia (Arpeni), dan PT Era Indoasia Fortune.

Dari lima perusahaan itu, PT Berlian Laju Tanker, PT Trada Maritim, PT Apexindo Pratama, dan PT Arpeni tercatat sebagai penyedia jasa layanan kapal lepas pantai lama dan bermodal besar, sedangkan PT Era Indoasia Fortune merupakan pemain baru.

Widihardja mengakui telah mendengar akan dibukanya tender pengadaan lima unit kapal FSO da FPSO pada 2010, tetapi belum bisa dipastikan apakah tender itu benar-benar akan terlaksana.

Dia menyarankan tender dibuka lebih cepat mengingat proses pengadaan armada jenis itu memerlukan waktu yang relatif lama. "Seharusnya akhir tahun ini sudah digelar, tetapi paling tidak awal 2010 sudah dibuka," katanya.

Berdasarkan Data Departemen Perhubungan, jumlah armada FSO dan FPSO yang kontraknya berakhir pada 2010 sebanyak enam unit. Keenam kapal itu yakni FSO Cinta Natomas, FSO Ladinda, FSO Raisis, FSO Madura Jaya, FPSO Gas Concord, dan LPG Petro Star.

BP Migas sebelumnya telah memberikan rambu-rambu kepada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) terkait dengan implementasi asas cabotage (komoditas domestik wajib diangkut oleh kapal berbendera Indonesia) di sektor angkutan lepas pantai.

Hingga Juli 2009, jumlah kapal yang beroperasi untuk semua kegiatan hulu migas di Indonesia sebanyak 613 unit dengan 541 di antaranya telah menggunakan bendera Merah Putih dan sisanya masih berbendera asing.

06.02

UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk

Ekspansi ke Kamboja, UNSP Investasi USD30 Juta


JAKARTA - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) menyiapkan dana sebesar USD30 juta untuk ekspansi bisnis perkebunannya di negara Kamboja.

"Sekira USD30 juta kita siapkan untuk menambah lahan perkebunan seluas 10.000 hektare (ha)," kata Direktur UNSP Howard H Sargeant, saat ditemui wartawan di Universitas Bakrie, di Kampus Universitas Bakrie, Jakarta, Jumat (20/11/2009).

Dijelaskannya, sebanyak 20 persen dari dana tersebut akan didapatkan dari kas internal perseroan. Sementara sisanya akan didapatkan perseroan dari pinjaman luar negeri. "Dari mana saja pokoknya," jelasnya.

Selanjutnya, dia mengatakan jika lahan seluas 10 ribu ha tersebut akan didapatkan perseroan dari akuisisi lahan (lahan sudah tertanam) serta dari pembukaan lahan baru. "Itu mungkin dari akuisisi lahan atau bisa juga dari lahan baru. Atau bisa juga keduanya," paparnya.

Howard memaparkan, jika ternayata akuisisi lahan yang dilakukan perseroan, baru akan menghasilkan pada 2010. Akan tetapi, jika membuka lahan baru (green field), untuk tanaman karet membutuhkan waktu lima tahun untuk menghasilkan, sementara lahan baru kelapa sawit baru menghasilkan setelah tiga tahun ditanam.

Selain itu, perseroan juga tengah mengkaji untuk melakukan ekspansi di Vietnam. "Tapi mungkin juga belum," tukasnya.

Dalam melakukan ekspansinya ke luar negeri, perseroan melakukannya melalui anak usahanya, Bakrie Sumatera Plantations Liberia.

06.02

UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk

Ekspansi ke Kamboja, UNSP Investasi USD30 Juta


JAKARTA - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) menyiapkan dana sebesar USD30 juta untuk ekspansi bisnis perkebunannya di negara Kamboja.

"Sekira USD30 juta kita siapkan untuk menambah lahan perkebunan seluas 10.000 hektare (ha)," kata Direktur UNSP Howard H Sargeant, saat ditemui wartawan di Universitas Bakrie, di Kampus Universitas Bakrie, Jakarta, Jumat (20/11/2009).

Dijelaskannya, sebanyak 20 persen dari dana tersebut akan didapatkan dari kas internal perseroan. Sementara sisanya akan didapatkan perseroan dari pinjaman luar negeri. "Dari mana saja pokoknya," jelasnya.

Selanjutnya, dia mengatakan jika lahan seluas 10 ribu ha tersebut akan didapatkan perseroan dari akuisisi lahan (lahan sudah tertanam) serta dari pembukaan lahan baru. "Itu mungkin dari akuisisi lahan atau bisa juga dari lahan baru. Atau bisa juga keduanya," paparnya.

Howard memaparkan, jika ternayata akuisisi lahan yang dilakukan perseroan, baru akan menghasilkan pada 2010. Akan tetapi, jika membuka lahan baru (green field), untuk tanaman karet membutuhkan waktu lima tahun untuk menghasilkan, sementara lahan baru kelapa sawit baru menghasilkan setelah tiga tahun ditanam.

Selain itu, perseroan juga tengah mengkaji untuk melakukan ekspansi di Vietnam. "Tapi mungkin juga belum," tukasnya.

Dalam melakukan ekspansinya ke luar negeri, perseroan melakukannya melalui anak usahanya, Bakrie Sumatera Plantations Liberia.

06.02

UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk

Ekspansi ke Kamboja, UNSP Investasi USD30 Juta


JAKARTA - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) menyiapkan dana sebesar USD30 juta untuk ekspansi bisnis perkebunannya di negara Kamboja.

"Sekira USD30 juta kita siapkan untuk menambah lahan perkebunan seluas 10.000 hektare (ha)," kata Direktur UNSP Howard H Sargeant, saat ditemui wartawan di Universitas Bakrie, di Kampus Universitas Bakrie, Jakarta, Jumat (20/11/2009).

Dijelaskannya, sebanyak 20 persen dari dana tersebut akan didapatkan dari kas internal perseroan. Sementara sisanya akan didapatkan perseroan dari pinjaman luar negeri. "Dari mana saja pokoknya," jelasnya.

Selanjutnya, dia mengatakan jika lahan seluas 10 ribu ha tersebut akan didapatkan perseroan dari akuisisi lahan (lahan sudah tertanam) serta dari pembukaan lahan baru. "Itu mungkin dari akuisisi lahan atau bisa juga dari lahan baru. Atau bisa juga keduanya," paparnya.

Howard memaparkan, jika ternayata akuisisi lahan yang dilakukan perseroan, baru akan menghasilkan pada 2010. Akan tetapi, jika membuka lahan baru (green field), untuk tanaman karet membutuhkan waktu lima tahun untuk menghasilkan, sementara lahan baru kelapa sawit baru menghasilkan setelah tiga tahun ditanam.

Selain itu, perseroan juga tengah mengkaji untuk melakukan ekspansi di Vietnam. "Tapi mungkin juga belum," tukasnya.

Dalam melakukan ekspansinya ke luar negeri, perseroan melakukannya melalui anak usahanya, Bakrie Sumatera Plantations Liberia.

05.44

INCO International Nickel Tbk

JAKARTA. PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) akan membagikan dividen interim sebesar US$ 0,01107 per saham. Dividen interim itu akan dibayarkan pada tanggal 29 Desember 2009 dan memiliki cum date pada 14 Desember 2009.

Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen INCO mengatakan, pemegang saham di Indonesia akan menerima dividen dalam denominasi rupiah yang dibayarkan dalam dolar Amerika Serikat (AS) berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada tanggal 14 Desember 2009. Sementara pemegang saham asing akan menerima dividen dalam dolar AS.

Dengan menggunakan kurs Rp 9.500 per dolar AS, INCO besaran dividen INCO adalah Rp 105 per saham. INCO melihat, keputusan pembagian dividen interim ini dikarenakan kinerja perseroan yang baik dalam sembilan bulan terakhir.

07.11

BUMI Bumi Resources Tbk,

Shin Kong dan Bumi Beraliansi Cetak halaman ini Kirim halaman ini ke teman via E-mail
17/11/2009 08:29:13 WIB
JAKARTA, INVESTOR DAILY
Shin Kong Wedbush, perusahaan investasi asal Taiwan, membentuk aliansi strategis dengan PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Shing Kong berniat membiayai ekspansi Bumi di sektor pertambangan.
“Kami dan Bumi Resources telah sepakat untuk membentuk aliansi strategis. Ke depan, kami dapat memfasilitasi dan berpartisipasi untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan Bumi dan afiliasinya,” jelas Shin Kong Wedbush dalam siaran persnya, Senin (16/11).
Shin Kong bersama Bumi juga akan mencari berbagai peluang investasi di Indonesia. Investasi tersebut diharapkan bernilai signifikan, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan investor.
Perusahaan yang juga menjadi penasihat investasi global itu telah membantu Bumi terkait pinjaman senilai US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 19 triliun. Belum lama ini, Bumi berhasil meraih pinjaman senilai US$ 1,9 miliar dari China Investment Corporation (CIC).
Namun, ketika dikonfirmasi mengenai rincian kerja sama antara Bumi dan Shin Kong ke depannya, Senior Vice President Investor Relations Bumi Resources Dileep Srivastava mengaku belum mengetahuinya.
Sementara itu, Bumi telah merampungkan penerbitan obligasi global senilai US$ 300 juta. Bumi berencana menginvestasikan dana US$ 211 juta pada anak usahanya, Herald Resources Ltd, perusahaan tambang seng dan timah hitam asal Australia.
Perusahaan batubara milik keluarga Bakrie itu juga menyiapkan dana untuk mengakuisisi tambang batubara Maruwai di Kalimantan Tengah milik BHP Billiton, senilai US$ 500 juta. Kapasitas produksi di tambang tersebut sebanyak satu juta ton per tahun untuk batubara jenis coking coal (kokas). Coking Coal dibutuhkan untuk campuran bahan baku produksi baja.
Di samping itu, Bumi bersama Bakrie Capital juga mengincar 10% saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Kedua perusahaan telah membentuk perusahaan patungan, yaitu PT Multi Capital. Perusahaan itu beraliansi dengan PT Daerah Maju Bersaing bentukan Pemerintah Provinsi NTB, Pemerintah Sumbawa Barat, dan Pemkab Sumbawa, dengan mendirikan konsorsium PT Multi Daerah Bersaing (MDB).
Kemarin, Bumi Resources telah mentransfer uang sebesar US$ 391 juta kepada pemegang saham asing PT Newmont Nusa Tenggara. Dana tersebut untuk pembayaran 10% saham divestasi Newmont.

06.22

AKRA AKR Corporindo Tbk

AKR Akuisisi 87,5% Saham Anugrah

altPT AKR Corporindo Tbk (AKRA) telah mengakuisisi sebesar 87,5% saham PT Anugrah Karya Raya pada 10 November 2009. Anugrah mempunyai lima anak usaha yaitu PT Rizki Tambang Selaras, PT Baruta Abadi, PT Sarana Tambang Utama, PT Bumi Karunia Pertiwi, dan PT Mineral Tambang Wahana.

Jimmy tandyo, direktur PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), menyatakan sebanyak 87,5% saham PT Anugrah Karya Raya telah diakuisisi perusahaan tersebut dari PT Pacific Bangun Lestari pada 10 November 2009.. Langkah ini merupakan bagian ekspansi bisnis AKRA.

Anugrah mempunyai lima anak usaha. Kelima anak usaha yang dimaksud adalah PT Bumi Karunia Pertiwi sebagai pemegang kuasa pertambangan Eksploitasi di Kalimantan Tengah (Kalteng).

Kemudian, PT Rizki Tambang Selaras sebagai pemegang Kuasa Pertambangan Eksplorasi di Kalimantan Tengah (Kalteng), PT Baruta Abadi, sebagai pemegang Kuasa Pertambangan Eksplorasi di Kalimantan Tengah (Kalteng), PT Sarana Tambang Utama sebagai pemegang Kuasa Pertambangan Eksplorasi di Kalimantan Tengah (Kalteng), dan PT Mineral Tambang Wahana sebagai pemegang Kuasa Pertambangan Eksplorasi di Kalimantan Tengah (Kalteng).

06.17

Indeks Bisnis-27

Meneropong Indeks Bisnis-27; Saham – Saham Pilihan dengan Kinerja Prima

Indeks Bisnis-27 adalah indeks harga saham yang diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bisnis Indonesia pada tanggal 27 Januari 2009 lalu. Walaupun umur indeks saham ini masih baru, oleh BEI diharapkan dapat menjadi salah satu indikator bagi para investor dalam berinvestasi di Pasar Modal Indonesia.

Bursa Efek Indonesia dan Harian Bisnis Indonesia secara rutin akan memantau komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks. Review dan pergantian emiten yang masuk dalam perhitungan indeks Bisnis-27 dilakukan setiap 6 bulan yaitu setiap awal Februari dan Agustus.

Indeks Bisnis-27 terdiri dari 27 saham yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental dan teknikal atau likuiditas. , sebagai berikut:

1. Kriteria Fundamental
Beberapa faktor fundamental yang dipertimbangkan dalam pemilihan saham adalah Laba Usaha, Laba Bersih, ROA, ROE dan DER. Khusus untuk emiten Perbankan akan dipertimbangkan juga faktor LDR dan CAR.

2. Kriteria Teknikal atau Likuiditas Transaksi
Beberapa faktor teknikal yang dipertimbangkan adalah hari transaksi, nilai, volume dan frekuensi transaksi serta kapitalisasi pasar.

Dalam pemilihan saham Indeks Bisnis-27 juga mendapat masukan dan pertimbangan dari Komite Indeks Bisnis-27 yang terdiri dari para ahli dan profesional di pasar modal.

Berikut adalah saham-saham yang terpilih menjadi konstituen indeks Bisnis-27 saat ini:


Saham – Saham Bisnis-27 Mendatangkan Keuntungan yang Menggiurkan




Hari dasar yang digunakan adalah tanggal 28 Desember 2004 dengan nilai indeks 100. Pada saat pertama kali diluncurkan, indeks Bisnis-27 dibuka pada level 119,277 dan secara keseluruhan terus berada dalam tren positif sampai saat ini. Indeks Bisnis-27 sempat mencapai level tertingginya saat ini di 234,327 dan sampai pada tanggal 12 November 2009, indeks Bisnis-27 berada pada level 224,067.

Berikut adalah emiten Top Five Gainer dalam indeks Bisnis-27 periode Agustus – November 2009 :





Seperti yang kita tahu bahwa saat ini yang sedang marak adalah sektor pertambangan, namun mengapa emiten pertambangan justru tidak mendominasi? Hal ini dikarenakan harga – harga saham pertambangan beberapa bulan terakhir memang sedang mengalami masa konsolidasi, dimana selama periode 2008 – 2009 telah naik sangat tinggi.

Selain Pertambangan, Sektor Apakah yang Juga Bertumbuh Pesat ?

Jawabannya adalah sektor jasa, dimana saat ini tercatat mewakili 37,5% dari total GDP Indonesia, meningkat dari tahun 2006 yang hampir mencapai 30%. Bukan saja Indonesia, negara tetangga Australia, justru 68% GDP-nya didominasi oleh sektor perjasaan. Di zona Eropa, sektor jasa pun berkontribusi sebesar 70% terhadap GDP negara Jerman. Ini mencerminkan betapa besar kontribusi sektor jasa dalam menghadapi krisis ekonomi global saat ini.

Coba kita pikirkan, negara mana saja yang saat ini dinilai telah berhasil keluar dari resesi? antara lain adalah negara Jerman dan Australia. Negara yang terlalu bergantung pada sektor ekspor pada saat krisis 2008 terjadi justru mengalami keterpurukan, misalnya negara Jepang.



Khususnya kita lihat PT.United Tractors Tbk (UNTR) yang berhasil survive di tengah krisis global. Tingginya kinerja dari ketiga bisnis usaha UNTR yaitu mesin konstruksi, kontraktor penambangan dan usaha pertambangan didorong oleh peningkatan kegiatan usaha pada sektor-sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan dan konstruksi. Kondisi tersebut membuat UNTR memperoleh pendapatan 2008 sebesar Rp 18,2 triliun dengan laba usaha mencapai Rp 2,4 triliun.

Sampai juli 2009, anak usaha PT astra international tbk (ASII) ini ternyata hanya mampu menjual alat berat bermerek komatsu sebanyak 1710 unit akibat krisis yang terjadi, padahal setahun lalu UNTR bisa melepas 2995 unit alat berat. Namun kinerja UNTR tertolong oleh bisnis suku cadang dan pemeliharaannya (parts & service), sampai semester pertama 2009 lalu bisnis ini sudah menyumbangkan pendapatan sebesar 1,79 triliun Rupiah atau naik 23% dari tahun lalu dan diperkirakan akan terus bertumbuh.

Adanya tren pertumbuhan usaha di sektor pertambangan, perkebunan, konstruksi, kehutanan, material handling dan transportasi menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan komoditas. Harga yang tinggi dan rencana ekspansi para pelaku bisnis membuat UNTR yakin bahwa permintaan produk dan jasa di masa yang akan datang akan meningkat.

Walaupun kinerja UNTR tahun 2009 ini diperkirakan masih dalam tekanan resesi dunia, namun untuk jangka panjang kebutuhan alat berat dan kontraktor pertambangan batubara akan kembali menguat seiring dengan pemulihan ekonomi global, sehingga akan berdampak positif bagi kinerja UNTR di masa depan.


06.10

KLBF Kalbe Farma Tbk,

Kimia Farma akan Bentuk Usaha Diagnosis Kesehatan

altPT Kimia Farma akan membuka usaha baru dibidang diagnosis kesehatan sebelum akhir 2009 seiring dengan peningkatan kebutuhan jasa kesehatan di Indonesia. Perusahaan ini diberi nama Kimia Farma Diagnostika yang akan dipimpin Endang Suryati Z.N.

Endang Suryati Z.N, corporate secretary PT Kimia Farma Tbk, menyatakan perusahaan baru akan dibentuk perusahaan baru bernama PT Kimia Farma Diagnostika sebelum akhir 2009. Sekarang perusahaan ini masih berbentuk unit usaha PT Kimia Farma Apotik.

Modal awal akan disediakan Kimia Farma bagi Kimia Farma Diagnostika sebesar Rp50 miliar. Endang akan ditunjuk sebagai dirut perusahaan tersebut.

Menyoal bidang usaha Kimia Farma Diagnostika, ujar M. Sjamsul Arifin, dirut PT Kimia Farma, diagnosis kesehatan sebagai upaya mendukung bidang usaha apotik seperti, bidang usaha medical check up, dan produk-produk bio tech. Hal ini diperlukan di negara-negara maju.

Indonesia diklaim Kimia Farma telah masuk golongan negara-negara maju. Dengan begitu langkah ini dinilai tepat bagi BUMN. Diagnosa dibutuhkan supaya penyakit dapat disembuhkan dengan solusi yang tepat. Pendapatan Kimia Farma Diagnostika sebesar Rp30 miliar per tahun.

06.36

INDY Indika Energy Tbk

Indika Energy Terbitkan Bond USD230 Juta

JAKARTA - PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak perusahaannya yang 100 persen dimilikinya, Indo Integrated Energy II BV, akan menerbitkan bond (senior notes) di Singapura dengan nilai USD230 juta dan bunga 9,75 persen per tahun.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Direktur Utama INDY Arsjad Rasjid dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (10/11/2009).

"Senior notes tersebut telah dicatatkan pada Singapore Stock Exchange," katanya.

Dia menjelaskan, jika penerbitan tersebut telah menerbitkan senior notes tersebut pada 5 November 2009 dan baru akan jatuh tempo pada 5 November 2016

06.24

GZCO Gozco Plantations Tbk

Gozco Minati Domba Mas Cetak halaman ini Kirim halaman ini ke teman via E-mail

Oleh Myrna Agatha Riyanto
JAKARTA, INVESTOR DAILY
PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) berniat mengakuisisi produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada 2010. Perseroan kini menyeleksi sejumlah perusahaan, salah satunya produsen CPO dan oleokimia milik Grup Domba Mas.
Direktur Keuangan Gozco Kreisna D Gozali mengungkapkan, rencana akuisisi tersebut merupakan bagian dari ekspansi perseroan tahun depan. “Kami menjajaki beberapa perusahaan, salah satunya Domba Mas,” kata dia kepada Investor Daily di Jakarta, Senin (9/11).
Kreisna menjelaskan, pihaknya siap menggelar uji tuntas (due diligence) salah satu produsen CPO, apabila perseroan telah menetapkan target perusahaan yang akan diakuisisi. Meski demikian, manajemen mulai menyiapkan sumber pendanaannya dari saat ini, seperti penerbitan obligasi dan pinjaman bank.
“Apabila kami membutuhkan dana yang banyak, kami menjajaki opsi pinjaman dan obligasi. Kalau tidak terlalu banyak, kami ambil salah satu saja yang paling menguntungkan dari segi bunga,” ujar Kreisna.
Sebelumnya, PT Bank Mandiri Tbk selaku kreditor berencana melelang sejumlah aset Domba Mas, karena kelompok usaha sawit itu gagal membayar utang-utangnya. Salah satu aset yang akan dijual kepada investor baru adalah pabrik penghasil oleokimia di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.
Nilai aset Domba Mas atau Sawit Mas di Kuala Tanjung ditaksir sebesar Rp 1,3 triliun atau masih di bawah total utang perusahaan ke Bank Mandiri. Sementara itu, total utang Domba Mas ke bank BUMN tersebut mencapai Rp 3,3 triliun, yang terdiri atas utang pokok Rp 1,3 triliun dan bunga Rp 2 triliun.
Selain Gozco, salah satu perusahaan CPO lain yang dikabarkan berminat mengakuisisi perusahaan milik Domba Mas adalah PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP). Bahkan, spekulasi yang beredar menyebutkan, total nilai akuisisi saham perusahaan CPO dan oleokimia milik Domba Mas, termasuk penyelesaian seluruh utangnya, mencapai Rp 8 triliun.
Grup Domba Mas memiliki lahan sawit seluas 300 ribu hektare (Ha) yang tersebar di Sumatera Utara, Aceh, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, dan Kalimantan Timur. Sekitar 175 ribu ha di antaranya merupakan tanaman kelapa sawit yang berproduksi.
Pabrik Baru
Selain berencana mengakuisisi perusahaan, Gozco Plantations juga akan memulai membangun pabrik baru CPO di Sumatera Selatan pada 2010. Kapasitas pabrik tersebut mencapai 45 ribu ton per tahun. Perseroan menyiapkan kas internal sebesar Rp 150 miliar. “Dananya sudah ada sekarang. Target kami, pembangunan pabrik baru bisa selesai pada Juni 2011,” jelas Kreisna.
Saat ini, Gozco memiliki pabrik CPO di Sumatera Selatan berkapasitas 90 ribu tondan pabrik di Kalimantan berkapasitas 40 ribu ton. Namun, setelah pabrik baru di Sumsel selesai dibangun, maka total kapasitas pabrik CPO Gozco mencapai 175 ribu ton per tahun.
Gozco telah mengakuisisi 100% saham Palma Sejahtera. Nilai akuisisi perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan itu senilai Rp 466 miliar. Perseroan menjajaki penerbitan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) dan pinjaman bank sekitar Rp 200-300 miliar untuk membiayai akuisisi Palma.
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) kini menguasai 10% saham Gozco Plantations. Sementara itu, Golden Zaga Ltd memiliki 19,75% saham, UBS AG Singapore S/A Wintergreen Investments Ltd 6,13%, dan Wildwood Investments Pte Ltd 42,02%. Sisanya 22,1% saham dimiliki publik.
Hingga kuartal III-2009, Gozco membukukan laba bersih sebesar Rp 127,45 miliar atau naik 72,88% dibandingkan periode sama 2008 sekitar Rp 73,72 miliar. Sedangkan penjualan perseroan meningkat 24,2% dari Rp 246,15 miliar menjadi Rp 305,71 miliar.
Adapun produksi CPO Gozco per kuartal III-2009 tercatat naik 38,74% menjadi 42.507 ton dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 30.638 ton. Sedangkan produksi inti sawit (kernel) meningkat 29,16% dari 6.230 ton menjadi 8.047 ton.
Sementara itu, hasil panen tandan buah segar (TBS) Gozco hingga kuartal III-2009 mencapai 116.417 ton atau tumbuh 23,16 % dibandingkan periode sama 2008 sebanyak 94.639 ton.

03.38

ASII Astra International Tbk,

Mengupas Kinerja Grup Astra Tahun Ini, Membaik atau Memburuk?
Jumat, 06 November 2009 16:45 WIB

(Vibiznews – Stocks) Adakah yang investor Indonesia yang belum mengenal Grup Astra? Jika belum, sebaiknya Anda menyimak tulisan yang satu ini. Berikut ini sedikit sejarah singkat Grup Astra bagi yang belum mengetahuinya. Astra International yang merupakan holding company grup Astra berdiri pada tahun 1957 oleh Tjia Kian Tie dan William Soerydadjaya.

Astra International merupakan salah satu perusahaan konglomerasi terbesar di Indonesia. Grup Astra sendiri semakin memperluas core bisnisnya dan saat ini bisnisnya meliputi otomotif, jasa finansial, distribusi alat-alat berat, agribisnis, teknologi informasi dan infrastuktur dimana beberapa anak perusahaannya sudah berhasil go public . Berapa besar kenaikan saham-sahamnya tahun ini? Berita apa saja yang menggerakkan saham-saham Astra? Bagaimana prospeknya di masa mendatang?

Berikut ini saham-saham Grup Astra yang tercatat berhasil listing di bursa saham Indonesia. PT Astra International tbk (ASII), PT Astra Agro Lestari tbk (AALI), PT Astra Otoparts tbk (AUTO), PT United Tractors tbk (UNTR), PT Bank Permata tbk (BNLI) dan PT Astra Graphia tbk (ASGR),



Holding Company - PT Astra International tbk (ASII)
PT Astra International tbk (ASII) merupakan holding company grup Astra yang mulai go public pada tahun 1990. ASII mencatat kinerja saham yang menakjubkan sepanjang tahun 2009 ini dengan prestasi kenaikan harga saham YTD sebesar + 147,54% dari Rp 11750 pada (05/01) menjadi Rp 21500 pada (04/11) . ASII sendiri sempat menyentuh level terendah 1 tahun terakhir pada 20 November 2008, yaitu di Rp 7800

ASII sendiri hingga kuartal III 2009 ini berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 7,1 triliun. Jumlah tersebut turun 4% jika dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun lalu. Laba bersih ASII terhambat pada kuartal III 2009 ini menyusul melemahnya bidang usaha otomotif dan agribisnis pada 9 bulan pertama 2009. Namun semakin meningkatnya laba di bidang jasa keuangan, alat berat, dan kontraktor pertambangan sedikit menolong kinerja ASII hingga kuartal III lalu

Agribisnis Dan Otomotif – Masih Lesu
PT Astra Agro Lestari tbk (AALI)
PT Astra Agro Lestari tbk (AALI) tercatat mengalami penurunan kinerja yang cukup signifikan hingga akhir kuartal III lalu. AALI membukukan laba bersih sebesar Rp 1,248 triliun, anjlok 41,38% dari sebelumnya Rp 2,129 triliun. Namun penurunan kinerja tersebut tidak seberapa jika melihat kinerja sahamnya sepanjang tahun ini yang sukses melesat sebesar +82,98% dari Rp 11750 (05/01) menjadi Rp 21500 (04/11)

Tahun ini masih menjadi tahun yang kurang baik bagi perusahaan agribisnis Indonesia, salah satunya AALI. Anjloknya harga CPO dunia seiring melemahnya permintaan dunia masih menyulitkan sebagian besar emiten agribisnis nasional. Terlebih lagi tingginya tingkat produksi CPO dalam negeri yang berlebih juga semakin menekan harga CPO dunia.

PT Astra Otoparts tbk (AUTO)
PT Astra Otoparts tbk (AUTO) hingga kuartal III 2009 ini juga tercatat mengalami penurunan kinerja meskipun akibat hal yang berbeda. AUTO mengalami penurunan laba bersih sebesar 4,75% menjadi Rp 547,41 miliar, padahal selama 9 bulan pertama tahun lalu AUTO sukses meraih laba bersih sebesar Rp 574,72 miliar.

Penurunan laba bersih AUTO kali ini konon terjadi akibat rugi kurs kuartal III 2009 yang cukup besar sebesar Rp 46,7 miliar, padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya AUTO berhasil mencetak keuntungan kurs Rp 3,78 miliar. Ditambah lagi oleh penurunan pendapatan, kuartal III 2009 AUTO membukukan pendapatan bersih Rp 3,86 triliun. Sedangkan Kuartal III 2008, AUTO meraih pendapatan Rp 4,11 triliun. Meskipun begitu sepanjang tahun ini saham AUTO sudah melonjak +40.58%

Alat Berat, Teknologi Informasi, dan Keuangan – Mulai Membaik
PT United Tractors tbk (UNTR)
PT United Tractors tbk (UNTR) memiliki pertumbuhan harga saham tertinggi dibandingkan saham-saham grup Astra lainnya. UNTR tercatat berhasil mencetak kenaikan harga saham hingga +172,04% sepanjang tahun ini hingga (05/11). Kinerja keuangan UNTR sendiri sepanjang 9 bulan pertama tahun ini cukup menakjubkan, dmana laba bersihnya sukses naik 42 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

UNTR tercatat membukukan laba bersih Rp 2,96 triliun hingga kuartal III 2009 dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp 2,09 triliun. UNTR tercatat meraup pendapatan bersih Rp 21,3 triliun atau meningkat satu persen dibanding periode sama 2008 sebesar Rp 21,1 triliun. Sumbangan terbesar kenaikan pendapatan tersebut ternyata berasal dari kenaikan produksi batubara dan volume pemindahan tanah dari unit usaha kontraktor pertambangan. Kontribusi bisnis tambang mencapai 52%, sedangkan penjualan alat berat di unit usaha mesin konstruksi mengalami penurunan dan mengkontribusi sebesar 38 persen dari total pendapatan bersih. Sisanya 10 persen disumbangkan oleh unit usaha pertambangan

PT Astra Graphia tbk (ASGR)
PT Astra Graphia Tbk (ASGR), mengalami penurunan laba bersih hingga kuartal III 2009 lalu sebesar 16% dikarenakan penurunan margin. Laba bersih ASGR kuartal III 2009 tercatat turun menjadi Rp 47,136 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 56,165 miliar. Tingginya beban pokok pendapatan per kuartal III 2009 yang mencapai Rp 679,54 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 389,730 miliar menjadi salah satu aasan tipisnya margin perseroan sehingga turut menggerus laba bersih. Meskipun begitu sepanjang tahun 2009 ini hingga (05/11) saham ASGR tercatat berhasil mencetak kenaikan harga saham hingga 27,27%.

PT Bank Permata tbk (BNLI)
PT Bank Permata tbk (BNLI) tercatat sukses membukukan pertumbuhan kinerja hingga akhir kuartal III 2009 lalu. Laba bersih BNLI hingga kuartal III 2009 tercatat naik sebesar 29% menjadi Rp 495,465 dari periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp 383,888 miliar. Total Asset BNLI juga tercatat naik hingga kuartal III 2009 menjadi Rp 56,857 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 47,214 triliun

Kenaikan laba perseroan ini dikonstribusi oleh pertumbuhan kredit yang berkesinambungan dan pendapatan operasional lainnya. Sepanjang kuartal ketiga 2009 total pendapatan mencapai Rp2,8 triliun atau naik 19 persen dibanding periode yang sama 2008, Rp2,3 triliun. Pendapatan bunga bersih Rp2,1 triliun atau tumbuh 14 persen, sedangkan pendapatan operasional lainnya tumbuh hingga 40 persen dari Rp453 miliar menjadi Rp634 miliar di akhir September 2009, ditopang bisnis keuangan. Namun sepanjang tahun 2009 ini hingga (05/11) saham BNLI tercatat sudah menguat +54.00%

Mana Yang Terbaik ?
Diantara 6 saham yang dimiliki oleh grup Astra, ASII yang merupakan holding company grup astra masih menjadi saham dengan harga paling premium dan sepanjang tahun ini berhasil membukukan kenaikan harga saham yang ke-2 terbaik sebesar +147,54%. Namun jika dilihat dari kenaikan harga sahamnya sepanjang tahun ini, UNTR menjadi pilihan saham terbaik diantara saham-saham grup astra mengingat kenaikan harga sahamnya yang mencapati +172,04%.

Kenaikan tajam UNTR seiring dengan mulai aktifnya dibidang produksi batubara. Dimana PT Pamapersada Nusantara (PAMA) anak perusahaan UNTR, merupakan kontraktor penambangan terbesar di Indonesia, PAMA memberikan keuntungan dengan adanya ekspansi berlanjut pada sektor batubara. Selama periode sembilan bulan pertama 2009 ini, ekstraksi batubara mengalami peningkatan 10% menjadi 48 juta ton dan peningkatan overburden removed sebesar 32% menjadi 435 juta bcm, sementara penjualan dari tambang milik grup usaha Astra tercatat sebesar lebih dari 1,8 juta ton. Lonjakan harga minyak mentah dunia sepanjang tahun ini sehingga ikut mendongkrak harga komoditas batubara sehingga kinerja UNTR dan Astra Group semakin cemerlang

Sedangkan kecemerlangan Astra sepertinya masih sedikit tertahan oleh 2 sektor, yaitu Otomotif dan Agribisnis. Keduanya mencatat penurunan kinerja jika dibandingkan tahun lalu, dimana sektor Otomotif (ASII, AUTO, AALI) )cenderung masih lesu karena krisis awal tahun sehingga angka penjualan masih rendah, sedangkan sektor agribisnis terhambat oleh harga CPO yang kian surut menyusul rendahnya permintaan CPO dunia dan turunnya harga karena tingginya tingkat persediaan. Namun saham Grup Astra manapun yang Anda pilih, sebaiknya harus benar-benar mencermati kinerjanya secara lebih menyeluruh baik secara fundamental maupun technical karena memang usahanya yang cukup kompleks.

05.24

PTBA Bukit Asam Tbk,


PTBA Konsisten Bukukan Laba Bersih, Akhir Kuartal III Laba Bersih Naik 58,6%
Jumat, 30 Oktober 2009 15:45 WIB

(Vibiznews – Stocks- Daily Analysis) Emiten tambang BUMN, PT Bukit Asam tbk (PTBA) kembali mencetak pertumbuhan bersih. Laba bersih PTBA tercatat naik sebesar 68,6% sepanjang periode Januari – September 2009.

Laba bersih PTBA pada akhir kuartal III lalu tercatat sebesar Rp 2,228 triliun, naik cukup tajam dari sebelumnya yang hanya sebesar Rp 1,321 triliun. Kenaikan laba bersih PTBA banyak terdongkrak oleh pertumbuhan margin perseroan

Gross Profit Margin PTBA tercatat naik menjadi 58,5% dari sebelumnya49,6%. Operating Margin PTBA tercatat naik menjadi 45,2% dari sebelumnya 35,6%. Sedangkan Net Profit Margin naik menjadi 34% dari sebelumnya 26,6%

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat PTBA terus konsisten membukukan laba bersih sepanjang tahun ini. Hingga akhir kuartal III lalu EPS PTBA kembali melonjak dari sebelumnya Rp 573 per lembar saham menjadi Rp 967 per lembar saham sehingga PTBA kian menarik untuk dikoleksi jangka panjang. Namun sudah tingginya harga saham PTBA saat ini membuat saham PTBA kurang menarik untuk koleksi jangka pendek.

05.22

ANTM Aneka Tambang Tbk,

Laba Bersih Anjlok 82%, Meskipun Penjualan Emas Naik 93%
Senin, 02 November 2009 11:55 WIB

(Vibiznews – Stocks) Emiten tambang BUMN, PT Aneka Tambang tbk (ANTM) tercatat mengalami kinerja yang cukup signifikan per kuartal III lalu. ANTM tercatat mengalami penurunan laba bersih yang cukup dalam hingga 82%

Laba bersih ANTM hingga kuartal III 2009 tercatat sebesar Rp 292,66 miliar, padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya ANTM berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 1,62 triliun. Padahal angka penjualan ANTM tidak turun terlalu tajam, dimana penjualan ANTM per kuartal III 2009 tercatat hanya turun 17% ke Rp 6,27 triliun dari sebelumnya Rp 7,57 triliun.

Proporsi penjualan ANTM tahun ini tercatat didominasi oleh emas 54%, feronikel 22% dan bijih nikel 19%. Nilai penjualan emas naik tajam hingga 93% menjadi Rp 3,38 triliun hal itu didorong oleh tingginya harga jual dan volume penjualan. Hingga September lalu ANTM memproduksi emas sebanyak 1945 kg dan menjual 10.065 kg emas dengan harga jual sekitar US$ 938,87 per ons.

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat meskipun angka penjualan emas tercatat naik drastic, namun tingginya penjualan feronikel ANTM hingga 53% menjadi Rp 1,35 triliun membuat ANTM sulit mencetak pertumbuhan laba. Selain itu meskipun angka penjualan emas relative tinggi, namun karena margin labanya relative kecil juga mempersulit ANTM untuk mendongkrak angka laba bersih hingga akhir kuartal III lalu