04.50

PTBA Bujkit Asam Tbk,

JAKARTA. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) berencana membagikan dividen final sebesar Rp 1,228 triliun. Artinya PTBA akan membagikan dividen 45% dari laba bersih perusahaan. Pada tahun 2009 kemarin PTBA telah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 2,778 triliun.

Achmad Sudarto, Sekretaris Perusahaan mengatakan PTBA telah mengucurkan dividen sebesar Rp 153,6 miliar pada 15 Desember 2009. Nah, sisanya akan dibayarkan pada 15 Juni nanti.

Sebagai catatan, PTBA mempunyai 2.304.131.850 lembar saham yang beredar. Artinya, setiap saham bisa mendapatkan Rp 532,99 per saham.

04.45

SMMT Entertainment International Tbk

Diakuisisi Rajawali, Eatertainment Alih Usaha ke CPO

Jakarta - PT Entertainment International Tbk (SMMT) segera melakukan alih usaha ke sektor perkebunan kelapa sawit menyusul akuisisi 70,85% saham perseroan oleh dua perusahaan afiliasi Rajawali Group senilai Rp 12,739 miliar. Tender offer digelar seharga Rp 230 per saham.

"Rajawali Group telah mengakuisisi 70,85% saham SMMT melalui dua anak usahanya, Green Palm Resources dan Mutiara Timur Pratama," ujar sumber detikFinance, Kamis (22/4/2010).

Pekan lalu memang telah terjadi pengambilalihan atas mayoritas saham SMMT. Pada 15 April 2010, PT Mutiara Timur Pratama (MTP) membeli 18.714.000 (23,39%) saham SMMT pada harga Rp 225 per saham senilai Rp 4,210 miliar. Pembelian dilakukan dari pemegang saham sebelumnya PT AIM Trust dan afiliasinya.

Pada 16 April 2010, Green Palm Resources Pte Ltd (GPR) membeli 37.964.000 (47,46%) saham SMMT seharga Rp 224,67 per saham senilai Rp 8,529 miliar. Pembelian dilakukan dari pemegang saham sebelumnya Indrajaty Hadiwardojo yang merupakan pemegang saham individual.

Kedua perusahaan tersebut merupakan perusahaan afiliasi Rajawali Group. Total saham SMMT yang diambil alih Rajawali sebanyak 56.678.000 saham (70,85%) senilai Rp 12,739 miliar.

Sebelum akuisisi ini, SMMT merupakan perusahaan yang mengelola merek dagang Papa Rons Pizza, Amigos Restaurant, Inline Skating, Putt-Putt Golf and Games dan Ponderosa Steak House.

Sayangnya, Managing Director Rajawali, Darjoto Setyawan tidak menjawab panggilan telepon detikFinance untuk meminta klarifikasi soal masuknya Rajawali di SMMT beserta rencana perubahan usaha.

Namun bulan lalu, Darjoto mengatakan pihaknya ada rencana merambah bisnis CPO setelah menjual 23,65% saham Rajawali di PT Semen Gresik Tbk (SMGR) senilai Rp 9,821 triliun. Boleh jadi, realisasi rencana tersebut akan dilakukan melalui SMMT.

Namun Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Eddy Sugito mengatakan dirinya telah mendengar rencana alih usaha SMMT. "Kelihatannya memang akan terjadi perubahan usaha ke sektor perkebunan, tapi kan baru akuisisi, belum selesai prosesnya. Detailnya juga kita belum terima," ujar Eddy.

Akuisisi Green Resources dan Mutiara Timur menyebabkan terjadinya perubahan pemegang saham pengendali SMMT. Oleh sebab itu, perseroan wajib menggelar tender offer atas sisa saham publik yang masih beredar.

Tan Tjoe Liang, salah satu Direktur PT Rajawali Corp yang juga menjabat sebagai direktur di Green Palm dan Mutiara Timur memastikan akan menggelar tender offer di harga Rp 230 per saham.

Dengan sisa saham publik sebanyak 13,322 juta saham (16,65%), maka dana yang harus disiapkan untuk tender offer ini sebesar Rp 3,064 miliar.

Selain dua perusahaan milik Rajawali tersebut, pada 13 April 2010, Eagle Capital, perusahaan yang dipimpin oleh Direktur Utama Harry Wiguna bersama dengan rekannya mantan Direktur Utama BEI Erry Firmansyah, juga telah membeli 10 juta (12,5%) saham SMMT pada harga Rp 225 per saham senilai Rp 2,250 miliar. Pembelian dilakukan dari pemegang saham sebelumnya bernama Elsini Tirta yang merupakan pemegang saham individual.

"Pembelian ini adalah untuk investasi jangka panjang," ujar Harry.

Sayangnya, Harry juga belum dapat membeberkan realisasi perubahan usaha yang akan dilakukan SMMT oleh Rajawali. "Itu bisa ditanyakan ke Rajawali," elaknya.

08.28

GZCO Gozco Plantations Tbk,

Pemegang Saham Gozco Setujui Dividen Rp 12 per Saham

Pemegang saham PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) menyetujui rencana pembagian dividen tahun buku 2009 sebesar Rp 60 miliar atau sebesar Rp 12 per saham dari 5 miliar lembar yang tercatat hingga saat ini. Dividen akan dibagikan pada 12 Mei 2010.

Demikian disampaikan Direktur GOZC Kho Livia Kartika seusai RUPST di Hotel Kempinski Jalan MH Thamrin Jakarta, Senin (12/4/2010).

"Sesuai dengan surat keputusan, dividen kita 10-30% dan tahun ini yang dibagikan sebesar 29,36%," ungkapnya.

Menurut jadwal dividen tersebut akan bagikan kepada pemegang sahamnya pada 12 Mei mendatang. Pemegang saham yang berhak adalah yang tercatat sampai 5 Mei 2010.

"Rencananya 12 Mei, dan nilai dividen tersebut adalag sebelum pajak," ungkapnya.

Selama kuartal I 2010 perseroan mengalami penurunan produksi sebesar 5% atau setara dengan 30-40 ribu ton. Pasalnya terjadi pergeseran masa puncak produksi yang biasanya terjadi pada kuartal I dan III, menjadi kuartal II dan IV akibat siklus curah hujan yang tinggi.

"Kami mengalami curah hujan yang sangat tinggi dalam 10 tahun terakhir. Akibat produksi mengalami penurunan sedikit 5% dibanding tahun lalu. Namun puncak produksi akan terjadi pada kuartal II dan IV mendatang. Meskipun turun, nantinya total produksi kita akan naik menjadi 175 ribu ton atau naik 14% yang sebelumnya 153 ribu ton," Direktur Operasi perseroan

07.24

TOTL Total Bangun Persada Tbk,

TOTL Total Bangun Persada Tbk,



PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) berencana akan membagikan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham per 31 Desember 2008.

"Keputusan ini masih menunggu persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB pada 18 Mei 2010," tulis manajemen Total dalam keterbukaan informasi BEI, Kamis (15/4).

Rencana pembagian saham bonus ini yang menjadi latar belakang melejitnya saham TOTL pada perdagangan kemarin mencapai 24,39% ke Rp255 dengan volume peradagangan mencapai 172,888 juta senilai Rp41,370 miliar. Sedangkan pukul 11.10, saham TOTl maih meningkat 15,68% ke Rp295 dengan volume perdagangan hanya 238.758 senilai Rp34,316 miliar.

Total Bangun Persada adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Perseoran membangun bangunan-bangunan komersial, tempat tinggal, rumah sakit, tempat-tempat ibadah, dan sekolah-sekolah.

08.46

UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk,

UNSP Cetak Laba Bersih Tumbuh 45,63%

Jakarta - PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP) mencatat pertumbuhan laba bersih konsolidasi sepanjang 2009 sekitar 45,63% menjadi Rp252,784 miliar dibandingkan sebelumnya hanya Rp173,569 miliar.

Demikian penjelasan resmi manajemen di Jakarta, Rabu (31/3).

Meningkatnya laba bersih ini didongkrak dari untung kurs sekitar Rp138,015 miliar ketimbang 2008 yang menderi rugi kurs sekitar Rp243,037 miliar. Selain itu, laba bersih perusahaan asosiasi pun sebesar Rp59,637 miliar ketimbang sebelumnya rugi Rp78,690 miliar.

Sayang, per 31 Desember 2009 perseroan membukukan penurunan pendapatan bersih sekitar 20,67% dari Rp2,931 triliun menjadi Rp2,325 triliun, namun perseroan berhasil menekan beban pokok penjualan dari Rp1,909 triliun menjadi Rp1,652 triliun.

Ternyata anak usaha Bakrie ini pun masih memiliki utang pajak sekitar Rp81,865 miliar dibandingkan sebelumnya hanya Rp55,080 miliar, utang dividen pun naik dari Rp1,474 miliar menjadi Rp1,528 miliar, namun utang jatuh tempo pada tahun ini pun turun dari Rp2,648 miliar menjadi Rp2,391 miliar

08.31

DOID Delta Dunia Petroindo Tbk,

Recapital Terbitkan Obligasi Konversi Rp 10 Triliun

PT Recapital Advisors akan menerbitkan obligasi konversi berjaminan 75% saham PT Berau Energy senilai Rp 10 triliun. Obligasi ini akan ditukar guling dengan 51% saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) melalui penerbitan saham baru tanpa HMETD.

Obligasi konversi berjaminan 75% saham Berau Energy ini akan diterbitkan bersamaan dengan penerbitan 7,1 miliar saham baru DOID di harga Rp 1.400 per saham yang akan dilakukan pada April 2010.

Dengan harga sebesar Rp 1.400 per saham, maka total nilai penerbitan 7,1 miliar saham baru DOID mencapai Rp 10 triliun. Seluruh saham baru yang akan diterbitkan DOID akan dieksekusi oleh Recapital selaku pembeli siaga. Dan PT Danatama Makmur ditunjuk sebagai broker untuk melaksanakan transaksi tersebut.

Saat ini jumlah saham DOID sebanyak 6,790 miliar saham dengan struktur kepemilikan saham DOID adalah Northstar Tambang Persada Pte Ltd sebanyak 2,719 miliar saham (40,05%), CACEIS Bank/18128 sebanyak 356,374 juta saham (5,25%), sisanya milik publik.

Dengan penerbitan saham baru sebanyak 7,1 miliar saham yang seluruhnya akan diambil alih oleh Recapital, maka kepemilikan saham dalam DOID akan menjadi Recapital 7,1 miliar saham (51%), Northstar Tambang akan terdilusi menjadi 2,719 miliar saham (19,5%) dan CACEIS Bank/18128 356,374 juta saham (2,55%) dan sisanya publik.

Sedangkan obligasi konversi berjaminan 75% saham Berau Energy senilai Rp 10 triliun ini akan dibeli oleh DOID sebagaimana telah ditandatangani dalam perjanjian antara Recapital dengan DOID.
Obligasi konversi ini akan berjangka waktu 1 tahun dan akan jatuh tempo pada April 2011. Setelah obligasi ini jatuh tempo, DOID secara otomatis menguasai 75% saham Berau Energy.

Recapital merupakan pemilik 100% saham PT Berau Energy. Sedangkan PT Berau Energy merupakan pemilik 90% saham PT Berau Coal, satu-satunya perusahaan batubara yang masuk 10 besar di Indonesia yang belum menjadi perusahaan go public dengan produksi 14,3 juta ton di 2009.

Sementara DOID merupakan pemilik 100% saham PT Bukit Makmur Mandiri Utama (Buma), perusahaan kontraktor batubara terbesar di Indonesia. Buma merupakan kontraktor yang menggarap proyek batubara Berau Coal.

Skema ini merupakan strategi yang dirancang oleh Recapital guna mengintegrasikan usaha batubara Berau yang dimilikinya. Recapital melihat bahwa Berau memiliki kontrak jangka panjang dengan Buma selaku kontraktor pertambangan Berau.
Oleh sebab itu, kedua perusahaan, Recapital dan DOID memutuskan melakukan konsolidasi dengan skema di atas, yakni Recapital akan mengambil alih 51% saham DOID sedangkan DOID akan menguasai 75% saham Berau Energy.

Dengan skema transaksi di atas, Recapital tetap menjaga kepemilikan saham Berau secara tidak langsung melalui DOID.


Rencananya, DOID akan membeli obligasi wajib tukar atau mandatory exchangeable bond (MEB), yang diterbitkan Recapital Investment Group. Obligasi itu akan ditukar menjadi saham Berau. Pelaksanannya pada bulan April tahun depan.

Namun, sejauh ini belum diketahui berapa jumlah saham Berau yang nantinya akan dimiliki DOID. Sebab, banyaknya tergantung dari nilai valuasi saham Berau pada April 2011, bersamaan dengan penjualan saham perdananya ke publik (IPO).


Melalui hajatan itu, DOID berharap bisa meraup dana hingga Rp 10 triliun. "Belum tentu seluruh dana rights issue untuk membeli obligasi tukar itu," kata Komisaris Utama DOID Erry Firmansyah, kemarin.

Nah, Recapital bertindak sebagai pembeli siaga saham anyar DOID. Ini sekaligus sebagai bagian dari pembayaran pembelian saham Berau oleh DOID. Artinya, DOID dan Recapital melakoni transaksi tukar guling saham Berau.

Nantinya DOID akan memiliki 75% saham Berau. Sementara Recapital bakal menguasai 51% saham DOID. "Saya tidak membenarkan atau tidak, tapi angka itu masih belum final," ujar Erry. Sedangkan Direktur Utama Recapital Rosan P. Roslani, belum bisa dimintai konfirmasinya