23.00

BUMI Bumi Resources Tbk,

BUMI Berharap Dairi Sumbang US$ 300 Juta

JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terus berupaya melakukan diversifikasi usaha. Produsen batubara terbesar di Indonesia ini menaruh harapan besar pada potensi tambang seng dan timah hitam miliknya di Dairi, Sumatera Utara. Prediksi mereka, tambang yang dikuasai BUMI lewat Herald Resources ini mampu memberikan kontribusi pendapatan sebesar US$ 200 juta hingga US$ 300 juta per tahun.

Presiden Direktur BUMI Ari Saptari Hudaya menargetkan, produksi tambang Dairi mencapai 150.000 ton per tahun. "Ini akan terjadi saat tambang itu mencapai posisi produksi yang optimal," ujarnya kepada KONTAN, beberapa waktu lalu. Dairi terdiri atas tiga tambang, yakni Anjing Hitam, Basecamp, dan Lae Jahe. Total cadangan seng dan timah hitam di sana ditaksir 17,90 juta ton.

Sayangnya, izin operasional pembukaan tambang yang berada di kawasan hutan lindung itu belum keluar. Departemen Kehutanan belum memberikan restu kepada Herald.

Pasalnya, dua Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang kawasan hutan lindung masih dalam tahap penyelesaian. Salah satu isinya mewajibkan investor mengganti lahan seluas dua kali lipat dari lahan hutan yang mereka gunakan.

Biaya pengembangan

Ari berpendapat, sebenarnya pemerintah berkepentingan agar produksi seng dan timah dalam negeri bisa berjalan. "Karena, kini Indonesia masih mengimpor kedua komoditas itu," ujarnya. Karenanya, ia berharap izin penambangan segera terbit.

Manajemen BUMI menargetkan, Dairi bisa berproduksi dalam jangka waktu 20 bulan hingga 24 bulan sejak izin dikantongi. Anak usaha Grup Bakrie ini menganggarkan dana investasi sebesar US$ 211 juta.

Perinciannya, sebesar US$ 171 juta untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) dan biaya eksplorasi dianggarkan US$ 10 juta. Sisanya, sebesar US$ 30 juta akan digunakan untuk modal kerja. Seluruh dana tersebut bersumber dari pinjaman China Investment Corporation (CIC), yang mencapai US$ 1,9 miliar.

Pengamat pasar modal David Fernandus melihat, harga seng dan timah memang terus menanjak sejak awal tahun ini. Seharusnya, BUMI bisa mengambil kesempatan tersebut bila izin telah penambangan sudah diperoleh. Berdasarkan data London Metal Exchange (LME), pada Selasa lalu (29/12), harga seng mencapai US$ 2.548 per ton. Harga ini sudah melambung 96% dari awal 2009 yang sebesar US$ 1.300 per ton.

Hal serupa juga terjadi pada komoditas timah hitam. Harganya melonjak hingga 118,66% menjadi US$ 2.449 per ton. Padahal, awal Januari tahun ini, harganya masih sebesar
US$ 1.120 per ton.

Namun, karena tambang Dairi belum beroperasi, David tidak memasukkan potensi pendapatan tersebut ke dalam proyeksi kinerja BUMI. Ia merekomendasikan tahan saham ini. Namun, David sedang merevisi target harga untuk saham BUMI. Sebelumnya, dia menargetkan harga saham BUMI mencapai Rp 3.600 per saham hingga 12 bulan kedepan. Kemarin, harga saham BUMI turun 3% menjadi Rp 2.424 per saham.

0 komentar: