06.59

TPIA Tri Polyta Indonesia Tbk

Tri Polyta Bagi Dividen Rp 200
Jakarta - PT Tri Polyta Indonesia Tbk (TPIA) akan membagikan dividen tunai tahun buku 2009 sebesar Rp 200 per saham. Pembayaran dividen akan dilakukan pada 28 April 2010.

Demikian disampaikan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (22/3/2010).

TPIA membukukan laba bersih tahun 2009 sebesar Rp 482,883 miliar, melonjak tajam dibanding tahun 2008 yang mencatat kerugian sebesar Rp 13,755 miliar. Laba bersih rencananya akan digunakan untuk cadangan wajib sebesar Rp 10 miliar (2,07%), pembagian dividen tunai Rp 145,680 miliar (30,17%) serta saldo laba ditahan sebesar Rp 327,203 miliar (67,76%).

Pada 12 November 2009, perseroan telah membagikan dividen interim senilai Rp 109,260 miliar atau setara dengan Rp 150 per saham. Dengan demikian, dividen tunai final yang akan dibagikan sebesar Rp 36,420 miliar atau sebesar Rp 50 per saham.

Cum dividen tunai di pasar reguler dan negosiasi dijadwalkan pada 9 April 2010, sedangkan ex dividen tunai di pasar reguler dan negosiasi pada 12 April 2010. Cum dividen tunai di pasar tunai pada 14 April 2010 dan ex dividen tunai di pasar tunai pada 15 April 2010.

Recording date atau daftar pemegang saham yang berhak atas pembagian dividen pada 14 April 2010. Pelaksanaan pembayaran dividen tunai dijadwalkan pada 28 April 2010.

08.01

PTBA Bukit Asam Tbk,

PTBA: Diminta Setor Dividen 35-40%, Seiring Kinerja Yang Baik Tahun Lalu

Emiten batubara, PT Tambang Batubara Bukit Asam tbk kabarnya diminta untuk berikan setoran dividen 30% untuk tahun buku 2009 sebesar 0.7 trilyun. Hal ini seiring kenaikan kinerja yang dialami PTBA sepanjang tahun lalu.

Sebagai informasi, PTBA berhasil mencetak laba bersih 2009 sebesar Rp 2,727 triliun atau naik 59,75% dibandingkan laba bersih 2008 yang sebesar Rp 1,707 triliun. Peningkatan laba tesebut terdorong oleh kenaikan pendapatan sebesar 23,98% menjadi Rp 8,947 triliun.

PT Tambang Bukit Asam (PTBA) akan segera membangun rel kereta api dari Tanjung Enim, Sumsel ke Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu. Total dana investasi yang akan ditanamkan kedalam proyek ini adalah sebesar US$ 2 miliar.

Dalam pembangunan proyek ini, pihak PTBA menggandeng Pathway International. Pathway ini akan menjadi transporter sekaligus mencari refinancing dana. Proyek ini akan diselesaikan dalam jangka waktu 3 tahun, dan saat ini sudah dalam tahap pembangunan r


07.46

GZCO Gozco Plantations Tbk,


PT Barito Pacific Tbk (BRPT) tak puas hanya melakoni bisnis petrokimia. Perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu ini juga menggarap sektor perkebunan. Sejak awal tahun ini, BRPT terus menambah kepemilikan sahamnya di PT Gozco Plantation Tbk (GZCO).

Pada 22 Januari lalu, BRPT membeli 500.000 saham GZCO, dan sebanyak 10 juta saham lagi pada 8 Maret 2010. Yang terakhir, BRPT membeli 19,2 juta saham Gozco melalui lantai bursa, 10 Maret lalu. Total, lewat tiga kali transaksi yang dilakukan melalui PT Harita Kencana Securities itu, Barito membeli 29,71 juta saham Gozco atau setara 0,59% dari total modal disetor. Sebelumnya, BRPT sudah mengempit 500 juta atau 10% saham Gozco. Sehingga, pasca aksi korporasi itu, BRPT mengoleksi 10,59% saham.

Vice President Investor Relation Barito Pacific, Agustino Sudjono, mengatakan penambahan jumlah saham tersebut dilakukan karena mereka memandang prospek bisnis kelapa sawit menjanjikan di masa depan. "Kami juga melihat Gozco sebagai perusahaan perkebunan yang memiliki prospek cerah," ujarnya, kemarin.

Agustino tidak menyebutkan harga pembelian saham Gozco berikut target jumlah pembelian saham selanjutnya. Yang jelas, BRPT masih terus berupaya mengkonsolidasikan bisnisnya. "Kami memiliki komitmen yang kuat di sektor agroindustri," imbuhnya.

Sekedar informasi, komposisi pemegang saham Gozco per 28 Februari 2010 adalah, Wildwood Investment Pte Limited memiliki 2,1 miliar saham atau 42,02% dari total saham, dan Golden Zaga Limeted sebanyak 987,75 juta saham atau 19,76% saham.
Selanjutnya, Barito mengoleksi 10,01% saham, dan Wintergreen Investment Limited sebanyak 6,13% saham. Sedangkan sisanya dimiliki oleh investor publik. Pada Senin (15/3) lalu, harga saham GZCO sebesar Rp 385 per saham atau melonjak 8,45% dari harga pada Jumat pekan lalu.

Barito terbilang rajin melakukan ekspansi. Mereka telah mengubah haluan bisnisnya dari usaha perkayuan ke petrokimia pada tahun 2007. Caranya dengan membeli saham PT CHandra Asri dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk (TPIA). Belakangan, BPRT membeli saham GZCO ketika penawaran saham perdananya ke publik (IPO), dua tahun lalu.

Namun, kinerja BRPT hingga kuartal ketiga 2009 belum terlalu bagus. Barito mengalami defisit aset sebesar Rp 5,4 triliun. Sedangkan pendapatannya turun menjadi Rp 10,5 triliun, dari Rp 14 triliun pada periode sama 2008. Untuk laba bersih kuartal tiga 2009 Rp 560,4 miliar.

07.41

UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk,

UNSP Closing Tambah Saham di Agri InternationalJAKARTA - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) telah selesai melakukan pembelian saham PT Agri International Resources Pte Ltd (AIRPL) dari Spinnaker Global Emerging Markets Fund Limited pada 11 Maret lalu.

"Pada akhirnya perseroan memiliki 675 lembar saham yang merupakan 73,85 persen dari seluruh saham dalam AIRPL," jelas Corporate Secretary UNSP Fitri Barnas dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (17/3/2010).

Sebelumnya perseroan telah melakukan penutupan untuk transaksi penerbitan first tranche notes senilai USD77,336 juta. Adapun rencana awal perseroan bisa menerbitkan notes tersebut bisa dilakukan sampai dengan jumlah USD100 juta (fixed rate equity linked notes) dan yang jatuh tempo pada 2013.

Notes tersebut telah diambil oleh Spinnaker Global Emerging Market Fund Limited, Lim Asia Multi Strategy Fund Inc, Highview Point Master Fund Ltd, dan Millenium Global Hogh Yiled Fund Limited. Dana hasil dari penerbitan notes digunakan oleh perseroan sebagai pembayaran atas penyertaan dan atau peningkatan penyertaan.

Peningkatan penyertaan akan dilakukan perseroan di Agri International Resources Pte Ltd, Singapura. Saat ini perseroan memiliki sebanyak 334 saham atau 36,54 persen. Dengan adanya penambahan penyertaan, maka porsi perseroan di Agri International Resources akan menjadi 538 saham, atau 58,86 persen.

Selain itu, dia juga akan melakukan penambahan penyertaan pada IndoGreen International Limited, Malaysia. Adapun penyertaan saham UNSP pada IndoGreen tersebut adalah 150 saham atau sebesar 18,45 persen.

Sehubungan dengan penerbitan notes tersebut, perseroan dan anak usaha perusahaan perseroan yaitu, PT Bakrie Pasaman Plantations, PT Agrowijaya, PT Agro Mitra Madani, PT Huma Indah Mekar, dan PT Air Muring telah menandatangani dokumen-dokumen terkait dengan penerbitan notes tersebut.

Dokumen tersebut antara lain Purchase Agreement, Agency Agreement dan Trust Deed. Transaksi ini juga telah memperoleh persetujuan dari dewan komisaris perseroan, sehingga transaksi tersebut telah sesuai dengan anggaran dasar perseroan. Dia juga mengatakan jika transaksi tersebut tidak termasuk transaksi afiliasi dan transaksi material.

07.31

EXCL Excelcomindo Pratama Tbk,

Makin Murah, Pak Cik...
Lewat akuisisi operator selular XL, Telekom Malaysia Group menargetkan akan jadi operator terbesar kedua pada 2010. Ekspansi encik-encik asal negeri jiran di sektor telekomunikasi dilakukan melalui Telekom Malaysia Group dengan mengambil alih kepemilikan saham PT Excelcomindo Pratama (XL). Pada Desember 2004, Telekom Malaysia, melalui anak usahanya, yakni Telekom Malaysia International (TMI), membeli saham XL sebesar 27,3% atau setara dengan US$314 juta.


Lalu, bagaimana dengan XL? Akhir 2008 XL mencatat pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 45% dibandingkan pada 2007, melampaui pertumbuhan pendapatan industri. Sepanjang 2008, XL berhasil menaikkan jumlah pelanggannya sebesar 68% dari tahun sebelumnya dan kini mencapai 26 juta. Dalam berbagai kesempatan, Hasnul Suhaimi, direktur utama XL, kerap mengungkapkan target XL menjadi operator terbesar kedua pada 2010.

07.08

ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk

ITMG berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih sekitar US$335,551 juta atau naik 42,83% ketimbang laba 2008 hanya US$234,925 juta. Pertumbuhan laba bersih ini didongkrak dari penjualan bersih yang tumbuh 14,58% daru US$1,316 miliar menjadi US$1,508 miliar. Laba usaha pun berkontribusi sekitar 28,17% dari US$340,012 juta menjadi US$435,815 juta. ITMG juga mencatatkan pengeluaran sepanjang 2009 hanya US$78,831 juta atau lebih murah ketimbang yang dianggarakan sebesar US$98,502 juta. Namun, modal bersih pun cukup melonjak dibanding tahun sebelumnya hanya US$172,323 juta, di 2009 menjadi US$332,737 juta.

00.22

BUMI Bumi Resources Tbk,

JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali beraksi. Produsen batubara terbesar di Indonesia ini mengkonsolidasi beberapa anak usahanya yang bergerak dalam bisnis nonbatubara di bawah payung PT Bumi Resources Mineral (BRM).


Anak usaha yang dikonsolidasikan itu adalah Lemington Investments Pte. Ltd ., yang merupakan pemilik Bumi Mauritania S.A. dan Komblo Bumi Inc., Calipso Investment Pte. Ltd. yang merupakan pengendali Herald Resources Ltd., PT Citra Palu Minerals dan PT Multi Capital yang memiliki sebagian saham PT Newmont Nusa Tenggara.


Konsolidasi empat anak usaha ini diikuti oleh peningkatan modal BUMI di BRM. Nah, dana peningkatan modal itu akan digunakan BRM untuk mengambil alih tagihan milik BUMI atas anak-anak usaha nonbatubara dan mengkonversikan menjadi kepemilikan saham. Proses konsolidasi ini sudah tuntas 26 Februari lalu.


Senior Vice President Hubungan Investor BUMI, Dileep Srivastava, menuturkan, konsolidasi anak usaha nonbatubara merupakan langkah strategis yang logis. Tujuannya mengembangkan masing-masing bisnis itu. "Langkah ini untuk meningkatkan keuntungan para pemilik saham," imbuhnya kepada KONTAN, kemarin (3/3).


Tapi Dileep tidak mau menjelaskan lebih rinci mengenai strategi BUMI selanjutnya pasca aksi korporasi itu. "Tunggu saja pengumumam resmi dari perusahaan pada waktu yang kami anggap tepat," pungkasnya.


BRM bisa go public


Analis PT AAA Securities, Herman Koeswanto, menilai positif langkah konsolidasi tersebut. Sebab, dapat memperbaiki struktur permodalan dan segmentasi keuangannya. Dia belum melihat upaya ekspansi BUMI setelah mengkonsolidasi anak-anak usahanya. "Tujuan pengelompokkan ini agar mempermudah pengawasan," ujarnya.


Tetapi, Herman memperkirakan, tidak tertutup kemungkinan bagi BUMI untuk menjual sebagian saham BRM ke publik dan menjadikannya perusahaan terbuka. "Meski kemungkinannya kecil," tukasnya.


Pasalnya, Multicapital yang tergabung dalam perusahaan yang dikonsolidasikan masih memiliki agenda mencaplok 7% saham Newmont melalui divestasinya tahun ini. Saat ini, Multicapital yang tergabung dalam konsorsium Multi Daerah Bersaing telah memiliki 24% saham Newmont. Multicapital membutuhkan dana untuk melanjutkan aksi akuisisinya.

00.12

INCO International Nickel Tbk,

Inco Bagi Dividen Luar Biasa US$ 140 Juta Cetak halaman ini Kirim halaman ini ke teman via E-mail

JAKARTA, INVESTOR DAILY
PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) akan membagi dividen luar biasa senilai US$ 140,1 juta atau setara US$ 0,0141 per saham. Dividen itu akan dibayar pada 14 April tahun ini.


Hingga Maret 2010, total saham Inco tercatat sebanyak 9,93 miliar saham. Vale Inco Ltd, perusahaan tambang asal Brasil, menguasai 58,73% saham Inco. Sedangkan Sumitomo Metal Mining Co Ltd memiliki 20,09% saham dan lainnya 21,18%.

Inco akan menggunakan laba ditahan 2008 untuk membayar dividen luar biasa sebesar US$ 0,0141 per saham. “Total laba ditahan mencapai US$ 850 juta,” kata Direktur Hubungan Investor dan Sekretaris Perusahaan Inco Indra Ginting di Jakarta, Jumat (5/3).

Menurut dia, keputusan perbayaran dividen tersebut telah mempertimbangkan kinerja perusahaan yang baik saat ini. Dividen akan dibayar kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) Inco pada 29 Maret 2010.