Tampilkan postingan dengan label BUMI Bumi Resources Tbk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BUMI Bumi Resources Tbk. Tampilkan semua postingan
00.22

BUMI Bumi Resources Tbk,

JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali beraksi. Produsen batubara terbesar di Indonesia ini mengkonsolidasi beberapa anak usahanya yang bergerak dalam bisnis nonbatubara di bawah payung PT Bumi Resources Mineral (BRM).


Anak usaha yang dikonsolidasikan itu adalah Lemington Investments Pte. Ltd ., yang merupakan pemilik Bumi Mauritania S.A. dan Komblo Bumi Inc., Calipso Investment Pte. Ltd. yang merupakan pengendali Herald Resources Ltd., PT Citra Palu Minerals dan PT Multi Capital yang memiliki sebagian saham PT Newmont Nusa Tenggara.


Konsolidasi empat anak usaha ini diikuti oleh peningkatan modal BUMI di BRM. Nah, dana peningkatan modal itu akan digunakan BRM untuk mengambil alih tagihan milik BUMI atas anak-anak usaha nonbatubara dan mengkonversikan menjadi kepemilikan saham. Proses konsolidasi ini sudah tuntas 26 Februari lalu.


Senior Vice President Hubungan Investor BUMI, Dileep Srivastava, menuturkan, konsolidasi anak usaha nonbatubara merupakan langkah strategis yang logis. Tujuannya mengembangkan masing-masing bisnis itu. "Langkah ini untuk meningkatkan keuntungan para pemilik saham," imbuhnya kepada KONTAN, kemarin (3/3).


Tapi Dileep tidak mau menjelaskan lebih rinci mengenai strategi BUMI selanjutnya pasca aksi korporasi itu. "Tunggu saja pengumumam resmi dari perusahaan pada waktu yang kami anggap tepat," pungkasnya.


BRM bisa go public


Analis PT AAA Securities, Herman Koeswanto, menilai positif langkah konsolidasi tersebut. Sebab, dapat memperbaiki struktur permodalan dan segmentasi keuangannya. Dia belum melihat upaya ekspansi BUMI setelah mengkonsolidasi anak-anak usahanya. "Tujuan pengelompokkan ini agar mempermudah pengawasan," ujarnya.


Tetapi, Herman memperkirakan, tidak tertutup kemungkinan bagi BUMI untuk menjual sebagian saham BRM ke publik dan menjadikannya perusahaan terbuka. "Meski kemungkinannya kecil," tukasnya.


Pasalnya, Multicapital yang tergabung dalam perusahaan yang dikonsolidasikan masih memiliki agenda mencaplok 7% saham Newmont melalui divestasinya tahun ini. Saat ini, Multicapital yang tergabung dalam konsorsium Multi Daerah Bersaing telah memiliki 24% saham Newmont. Multicapital membutuhkan dana untuk melanjutkan aksi akuisisinya.

23.00

BUMI Bumi Resources Tbk,

BUMI Berharap Dairi Sumbang US$ 300 Juta

JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terus berupaya melakukan diversifikasi usaha. Produsen batubara terbesar di Indonesia ini menaruh harapan besar pada potensi tambang seng dan timah hitam miliknya di Dairi, Sumatera Utara. Prediksi mereka, tambang yang dikuasai BUMI lewat Herald Resources ini mampu memberikan kontribusi pendapatan sebesar US$ 200 juta hingga US$ 300 juta per tahun.

Presiden Direktur BUMI Ari Saptari Hudaya menargetkan, produksi tambang Dairi mencapai 150.000 ton per tahun. "Ini akan terjadi saat tambang itu mencapai posisi produksi yang optimal," ujarnya kepada KONTAN, beberapa waktu lalu. Dairi terdiri atas tiga tambang, yakni Anjing Hitam, Basecamp, dan Lae Jahe. Total cadangan seng dan timah hitam di sana ditaksir 17,90 juta ton.

Sayangnya, izin operasional pembukaan tambang yang berada di kawasan hutan lindung itu belum keluar. Departemen Kehutanan belum memberikan restu kepada Herald.

Pasalnya, dua Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang kawasan hutan lindung masih dalam tahap penyelesaian. Salah satu isinya mewajibkan investor mengganti lahan seluas dua kali lipat dari lahan hutan yang mereka gunakan.

Biaya pengembangan

Ari berpendapat, sebenarnya pemerintah berkepentingan agar produksi seng dan timah dalam negeri bisa berjalan. "Karena, kini Indonesia masih mengimpor kedua komoditas itu," ujarnya. Karenanya, ia berharap izin penambangan segera terbit.

Manajemen BUMI menargetkan, Dairi bisa berproduksi dalam jangka waktu 20 bulan hingga 24 bulan sejak izin dikantongi. Anak usaha Grup Bakrie ini menganggarkan dana investasi sebesar US$ 211 juta.

Perinciannya, sebesar US$ 171 juta untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) dan biaya eksplorasi dianggarkan US$ 10 juta. Sisanya, sebesar US$ 30 juta akan digunakan untuk modal kerja. Seluruh dana tersebut bersumber dari pinjaman China Investment Corporation (CIC), yang mencapai US$ 1,9 miliar.

Pengamat pasar modal David Fernandus melihat, harga seng dan timah memang terus menanjak sejak awal tahun ini. Seharusnya, BUMI bisa mengambil kesempatan tersebut bila izin telah penambangan sudah diperoleh. Berdasarkan data London Metal Exchange (LME), pada Selasa lalu (29/12), harga seng mencapai US$ 2.548 per ton. Harga ini sudah melambung 96% dari awal 2009 yang sebesar US$ 1.300 per ton.

Hal serupa juga terjadi pada komoditas timah hitam. Harganya melonjak hingga 118,66% menjadi US$ 2.449 per ton. Padahal, awal Januari tahun ini, harganya masih sebesar
US$ 1.120 per ton.

Namun, karena tambang Dairi belum beroperasi, David tidak memasukkan potensi pendapatan tersebut ke dalam proyeksi kinerja BUMI. Ia merekomendasikan tahan saham ini. Namun, David sedang merevisi target harga untuk saham BUMI. Sebelumnya, dia menargetkan harga saham BUMI mencapai Rp 3.600 per saham hingga 12 bulan kedepan. Kemarin, harga saham BUMI turun 3% menjadi Rp 2.424 per saham.

07.11

BUMI Bumi Resources Tbk,

Shin Kong dan Bumi Beraliansi Cetak halaman ini Kirim halaman ini ke teman via E-mail
17/11/2009 08:29:13 WIB
JAKARTA, INVESTOR DAILY
Shin Kong Wedbush, perusahaan investasi asal Taiwan, membentuk aliansi strategis dengan PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Shing Kong berniat membiayai ekspansi Bumi di sektor pertambangan.
“Kami dan Bumi Resources telah sepakat untuk membentuk aliansi strategis. Ke depan, kami dapat memfasilitasi dan berpartisipasi untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan Bumi dan afiliasinya,” jelas Shin Kong Wedbush dalam siaran persnya, Senin (16/11).
Shin Kong bersama Bumi juga akan mencari berbagai peluang investasi di Indonesia. Investasi tersebut diharapkan bernilai signifikan, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan investor.
Perusahaan yang juga menjadi penasihat investasi global itu telah membantu Bumi terkait pinjaman senilai US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 19 triliun. Belum lama ini, Bumi berhasil meraih pinjaman senilai US$ 1,9 miliar dari China Investment Corporation (CIC).
Namun, ketika dikonfirmasi mengenai rincian kerja sama antara Bumi dan Shin Kong ke depannya, Senior Vice President Investor Relations Bumi Resources Dileep Srivastava mengaku belum mengetahuinya.
Sementara itu, Bumi telah merampungkan penerbitan obligasi global senilai US$ 300 juta. Bumi berencana menginvestasikan dana US$ 211 juta pada anak usahanya, Herald Resources Ltd, perusahaan tambang seng dan timah hitam asal Australia.
Perusahaan batubara milik keluarga Bakrie itu juga menyiapkan dana untuk mengakuisisi tambang batubara Maruwai di Kalimantan Tengah milik BHP Billiton, senilai US$ 500 juta. Kapasitas produksi di tambang tersebut sebanyak satu juta ton per tahun untuk batubara jenis coking coal (kokas). Coking Coal dibutuhkan untuk campuran bahan baku produksi baja.
Di samping itu, Bumi bersama Bakrie Capital juga mengincar 10% saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Kedua perusahaan telah membentuk perusahaan patungan, yaitu PT Multi Capital. Perusahaan itu beraliansi dengan PT Daerah Maju Bersaing bentukan Pemerintah Provinsi NTB, Pemerintah Sumbawa Barat, dan Pemkab Sumbawa, dengan mendirikan konsorsium PT Multi Daerah Bersaing (MDB).
Kemarin, Bumi Resources telah mentransfer uang sebesar US$ 391 juta kepada pemegang saham asing PT Newmont Nusa Tenggara. Dana tersebut untuk pembayaran 10% saham divestasi Newmont.

05.57

BUMI Bumi Resources Tbk,

BUMI Pinjam US$ 1,9 Miliar ke BUMN China
Indro Bagus SU - detikFinance


(foto: dok BUMI)
Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah menandatangani perjanjian investasi berupa pinjaman senilai US$ 1,9 miliar dari China Investment Corporation (CIC), perusahaan milik pemerintah China.

Demikian disampaikan dalam siaran pers perseroan, Kamis (24/9/2009).

Pinjaman sebesar US$ 1,9 miliar tersebut terdiri atas 3 struktur. Pertama, pinjaman sebesar US$ 600 juta dengan tenor 4 tahun. Kedua pinjaman sebesar US$ 600 juta dengan tenor 5 tahun dan sisanya US$ 700 juta akan dikembalikan dalam 6 tahun.

Dana tersebut akan digunakan untuk restrukturisasi utang-utang perseroan dan pendanaan belanja modal (capital expenditure /capex).

Pinjaman tersebut dikenakan kupon bunga sebesar 12% per tahun dengan total Internal Rate of Return (IRR) sebesar 19%.

Dalam transaksi ini, PT Samuel Sekuritas Indonesia bertindak sebagai arranger dan penasihat keuangan serta Jones Day bertindak sebagai penasihat hukum BUMI. Deutsche Bank dan China International Capital Corporation (CICC) bertindak sebagai penasihat keuangan serta Davis Polk & Wardwell sebagai penasihat hukum CIC. (dro/dnl)

03.14

Update news BUMI

Kabar terbaru tentang BUMI adalah bahwa perseroan akan bekerjasama dengan pemda NTB untuk membeli 10% saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Pembelian sebesar US$ 391 juta atau sekitar Rp 4 triliun ini akan dilakukan melalui anak usahanya PT Multicapital.
Selain itu, BUMI juga akan membangun pabrik pengolahan dan pemurnian emas tembaga senilai Rp 5-6 triliun. Pihak BUMI juga berkomitmen untuk membantu pemda menguasai saham NNT hingga 51%

07.23

Bumi Resources' Dividends IDR50.60 per Share

Friday, 26 June 2009 16:11:10
StockWatch (Jakarta) - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) has decided to pay dividends of IDR50.60 per share for the 2008 fiscal year, and the decision has been made in the company's AGM today (26/6) in Jakarta.

Bumi Resources' total dividend value for the 2008 fiscal year is 15% of the company's 2008 net profit of US$645.345 million or US$33.62 per 1,000 shares. (irawan/bw)