Tampilkan postingan dengan label BTEL Bakrie Telecom Tbk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BTEL Bakrie Telecom Tbk. Tampilkan semua postingan
07.14

BTEL Bakrie Telecom Tbk,

Bakrie Telecom Raih Dana USD250 Juta

Selasa, 11 Mei 2010 - 09:18 wib
JAKARTA - PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), melalui anak usahanya yang didirikan berdasar hukum negara Republik Singapura, Bakrie Telecom Pte Ltd telah menerbitkan obligasi dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) sebesar USD250 juta.


Selanjutnya, dana tersebut akan digunakan untuk membayar utang perseroan sebesar USD175 juta, mendanai interest reserve account perseroan sebesar USD14,4 juta, serta sisanya akan digunakan perseroan untuk kebutuhan modal kerja terkait bisnis wireless broadband serta keperluan umum perseroan.

"Obligasi tersebut memiliki bunga 11,5 persen guaranteed senior notes yang akan jatuh tempo pada 2015 mendatang," ujar manajemen perseroan, dalam keterbukaan informasi BTEL yang dipublikasikan, di Jakarta, Selasa (11/5/2010).

Dengan terlaksananya transaksi tersebut, perseroan akan memiliki sumber pendanaan tambahan sebesar USD250 juta, menjaga reputasi dan rating perseroan sebagai perusahaan yang likuid yang dapat menyelesaikan kewajibannya dan dapat meningkatkan kepercayaan investor dan para pemegang saham umumnya.

Sebelumnya perseroan dikabarkan telah memberi mandat kepada Merrill Lynch, Credit Suisse, dan Morgan Stanley untuk menangani penerbitan obligasi global hingga senilai USD250 juta ini.

Perseroan, berencana mengelar roadshow ke Singapura, Hong Kong, London, dan New York (Amerika Serikat) terkait rencana penerbitan obligasi. Sebelumnya, perseroan mengikuti equity non-deal roadshow bersama Bank of America Merryll Lynch di Hong Kong pada Februari 2010. Roadshow untuk menyampaikan informasi mengenai kinerja dan prospek perseroan.

"Kita akan melakukan penawaran internasional kepada investor lainnya diluar wilayah Indonesia," ujar keterbukaan tersebut.

Seperti diketahui, saat ini posisi utang perseroan dari pinjaman sindikasi sebesar USD145 juta dan obligasi senilai Rp600 miliar. Di mana utang tersebut berasal dari pinjaman sindikasi sebesar USD145 juta dan obligasi senilai Rp600 miliar.

06.50

BTEL Bakrie Telecom Tbk,

JAKARTA. Bisnis telekomunikasi Bakrie makin menggurita. Bakrie Telecom telah membentuk anak usaha baru dengan nama PT Bakrie Network. Anak usahanya ini akan mencecar bisnis penyedia jaringan infrastruktur telekomunikasi antara lain fiber optic.

Sayang, pihak Bakrie tidak mau mengungkapkan berapa investasi yang disiapkan untuk anak usaha yang satu ini. "Masih dalam kajian," pungkas Rahmat Junaidi, Direktur BTEL, Selasa (11/5). Namun dalam keterbukaan informasi, Bakrie Network (BNET) merupakan perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Pendirian tanggal 11 Maret 2010.

Modal dasar BNET tercatat Rp 2 miliar terbagi atas 2.000 saham, dengan nilai nominal Rp 1 juta rupiah persaham. sedangkan modal ditempatkan Rp 500 juta terbagi atas 500 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta persaham. Direktur Utama BNET dijabat oleh Muhammad Buldansyah.

Niat PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) memasuki bisnis wireless broadband alias layanan data nampaknya makin serius. Lewat anak usahanya, PT Bakrie Connectivity berencana melakukan investasi sebesar US$ 100 juta pada tahun ini.

Jastiro Abi, Direktur Keuangan BTEL mengatakan dana investasi ini ia ambil dari bridge loan alias pinjaman talangan sebesar US$ 45 juta dari Credit Suisse, Morgan Stanley, dan Bank of Amerika Merryl Lynch, dan sisa penerbitan obligasi global sekitar US$ 55 juta.

Menurut Jastiro, hingga saat ini perseroan sudah menghabiskan dana sebesar US$ 45 juta untuk masuk ke bisnis ini. Sayang, Jastiro belum mau buka-bukaan daerah mana saja yang menjadi pilihan investasinya. "Pokoknya kita investasi layanan ini dibeberapa daerah yang kami anggap memiliki potensi yang menguntungkan," kilahnya, kemarin.


06.50

BTEL Bakrie Telecom Tbk,

Kemana Larinya 74,55% Saham BTEL?

Pemegang pengendali saham PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) kini hanya dipegang oleh 2 perusahaan, yakni PT Bakrie&Brothers Tbk dan CS AC (Spore) S/A yang menguasai 25,45%.

Demikian data Badan Administrasi Efek PT Ficomindo Buana Registrar tertanggal 30 Desember 2009 yang dipublikasikan pada Kamis (7/1).

BAE mencatat, CA AC (Spore) hanya menguasai 8,5% setara dengan 2.300 juta lembar saham dan Bakrie&Brothers pun menempatkan 16,85% setara dengan 4.800 juta lembar saham. Perusahaan jejaring komunikasi ini pun menempatkan saham yang beredar sebanyak 28.482.417.597 lembar saham. Pertanyaannya adalah kemana larinya 74,55% saham BTEL?

Pada April 2008, BNBR memperoleh pinjaman dari Oddickson senilai US$ 1,086 miliar dengan menjaminkan 22,6% saham BUMI, 21,44% saham ELTY, 40% saham ENRG, 7,47% saham UNSP dan 27,32% saham BTEL. BNBR tidak dapat melunasi utang tersebut. Oleh karena itu, Northstar menalangi sisa utang BNBR kepada Oddickson sebesar US$ 575 juta.

Pada 12 Desember 2008, BTEL menyatakan dalam keterbukaan BEI, bahwa salah satu anak usaha Sinar Mas, PT Sinarmas Sekuritas, telah memiliki saham BTEL. Hingga 28 November 2008, Sinarmas Sekuritas, telah memiliki 6,2% saham BTEL atau sama dengan 1,76 miliar saham.

Dulu, lembaga kuangan global, Credit Suisse Singapore Branch S/A Long Haul Holdings (08/05) tercatat memegang 2,306 miliar saham atau 8,08% di PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Selain Credit Suisse PT Bakrie&Brother juga memiliki saham BTEL sebanyak 6,418 miliar lembar 22,54% dan juga, Unidex Pasific Limeted memiliki 5,02% atau 1,428 miliar saham.

Berdasarkan situs BEI, diperoleh pemegang saham BTEL yang sudah tak lagi mengendalikan antara lain, 1St Financial Company Limited, Credit Suisse Singapore Branch S/A Long Haul Holdings, Danatama Makmur, Long Haul Holdings Ltd dan ROBC (Asia) Ltd serta Unidex Pasific Limeted.

07.23

BTEL Bakrie Telecom Tbk,

BTEL rilis Esia Messenger

JAKARTA: PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) menggandeng Qualcomm, Huawei, dan Miyowa untuk menyediakan ponsel yang memiliki kemampuan mobile web 2.0 dan aplikasi Esia Messenger, yaitu Hape Esia Online.

Erik Meijer, Wakil Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk, mengungkapkan aplikasi yang berjalan di peranti genggam tersebut merupakan aplikasi resmi layaknya smartphone lainnya.

"Penyedia aplikasi internasional seperti Facebook, Yahoo!, Opera, Qualcomm. Huawei, Miyowa dan CDG (CDMA Development Group), memberikan dukungan pada saat pengenalan pertama kali ponsel ini di ajang CDMA Summit 2009 di Hong Kong awal Desember lalu," tuturnya di sela-sela peluncuran ponsel tersebut, kemarin.

Ponsel tersebut, tambah Erik, memungkinkan pelanggan Esia saling berkomunikasi pesan cepat dengan menggunakan nomor telepon Esianya sebagai PIN yang disebut Esia Messenger. Dengan aplikasi ini pelanggan Hape Esia Online bisa melakukan chatting real time dan saling berkirim foto.

Saat ini, chatting dalam fitur Esia Messenger baru dinikmati antarpelanggan Hape Esia Online, tetapi ke depannya aktivitas bertukar pesan antarteman ini bisa dilakukan dengan semua Hape Esia.

Erik mengungkapkan untuk tahap pertama, pihaknya baru memproduksi 100.000 unit Hape Esia Online sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Dalam menyediakan ponsel tersebut, PT Bakrie Telecom menggandeng Huawei, Qualcomm, dan Miyowa.

Alison Rosenthal, Head of Business Development, Facebook mobile, menambahkan misi dari Facebook mobile adalah agar pengguna kami dapat terus terhubung dan saling berbagi informasi walau tidak sedang berada di depan komputer mereka.

Melalui kerja sama dengan Qualcomm, Huawei dan Miyowa, Bakrie Telecom dapat menawarkan layanan Facebook kepada pelanggannya menggunakan perangkat C6100.

"Yahoo! sangat senang dapat bermitra dengan Bakrie, yang merupakan operator CDMA pertama yang akan mengusung layanan Yahoo! Messenger ke Indonesia. Aplikasi Yahoo! Messenger akan tersedia di handset C6100," ujar Tommaso Del Re, Head of Mobile Yahoo! Southeast Asia.

Dalam ponsel itu terdapat berbagai aplikasi seperti e-mail, Facebook, Yahoo! Messenger, Windows Live Messenger, Google Talk, dan Opera Mini Microbrowser.

Selain aplikasi e-mail, chatting, dan social networking, aplikasi lainnya meliputi download ribuan lagu seharga Rp1.000 sehari per 30 lagu.

06.06

BTEL Bakrie Telecom Tbk,

BTEL Berencana Terbitkan Obligasi Internasional

Rabu, 9 Desember 2009 - 13:58 wib
text
Widi Agustian - Okezone
JAKARTA - PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) berencana menerbitkan obligasi internasional untuk refinancing dan belanja modal. Saat ini, posisi utang perseroan dari pinjaman sindikasi sebesar USD145 juta dan obligasi senilai Rp600 miliar.


Hal tersebut disampaikan Direktur Utama BTEL Anindya Bakrie usai acara BPKM Invesment Award 2009, di kantor BKPM, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (9/12/2009).

"Utang saat ini berasal dari pinjaman sindikasi sebesar USD145 juta dan obligasi senilai Rp600 miliar," katanya.

Dia melanjutkan, saat ini pihaknya masih melihat kondisi pasar terlebih dulu. "Kita sudah melakukan pinjaman sindikasi dan obligasi rupiah, kemungkinan global bond," ucapnya.

Di sisi lain, pertumbuhan organik BTEL tercatat cukup besar. Pada akhir tahun ini, perseroan menargetkan jumlah pelanggan hingga 10,5 juta pelanggan. "Kita sudah memiliki jumlah pelanggan lebih dari 10,5 juta pelanggan. Target tahun depan sekira 14 juta pelanggan," paparnya.

Pihaknya optimistis bila target tersebut tahun depan akan tercapai. Mengingat perseroan akan menambah kanal baru, yaitu Jawa-Banten untuk penyediaan data internet. Selain itu, menurutnya harga tarif yang terjangkau membuat adanya penambahan jumlah pelanggan

06.58

BTEL Bakrie Telecom Tbk,

Telkom Incar Bakrie Telecom

Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mengaku sedang mengincar PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Perseroan akan menerbitkan obligasi untuk pendanaan akuisisi tersebut.

"Sudah ada pembicaraan dengan BTEL, tapi masih terlalu awal untuk dipastikan. Kalau ibarat anak muda di kafe, kita sedang lirik-lirikan," ujar Direktur Keuangan TLKM, Sudiro Asno dalam paparan di Ritz Carlton Pacific Place, SCBD, Jakarta, Rabu (2/12/2009).

Namun Sudiro mengaku tidak hanya melirik BTEL, tetapi juga pemain-pemain telekomunikasi diluar 3 teratas (TLKM, ISAT dan EXCL). "Tidak hanya BTEL, kami cari yang cocok," jelasnya.

Sudiro mengatakan, perseroan sedang membahas kemungkinan merger dan akuisisi tersebut dapat direalisasikan di 2010. Kabarnya, jika rencana ini terwujud, BTEL akan dimerger dengan Flexi.

"Kalau rencana ini jadi, kita akan menerbitkan obligasi di 2010," ujarnya.

Sayangnya, Sudiro belum dapat menyebutkan perkiraan nilai akuisisi tersebut maupun nilai obligasi yang akan diterbitkan.

22.09

BTEL Bakrie Telecom Tbk,

BTEL Catatkan Laba Rp 93,3 M
Pendapatan usaha naik 27,3 persen menjadi Rp 2,54 triliun.



Dalam publikasi laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis 26 November 2009 disebutkan, penurunan laba bersih perseroan dipicu oleh kenaikan beban keuangan bersih dari Rp 94,25 miliar menjadi Rp 154,6 miliar.

Padahal, selama periode tersebut, Bakrie Telecom mampu mencatatkan kenaikan pendapatan usaha sebesar 27,3 persen menjadi Rp 2,54 triliun dari sebelumnya Rp 1,99 triliun.

Dari total pendapatan usaha itu, pendapatan jasa telekomunikasi mengontribusi Rp 2,29 triliun dan interkoneksi Rp 247,2 miliar.

Namun, setelah dipotong beban interkoneksi Rp 200,82 miliar dan potongan harga Rp 330,3 miliar, pendapatan usaha bersih perseroan tercatat Rp 2,01 triliun, atau masih meningkat dibanding Rp 1,55 triliun pada periode sama 2008.

Kenaikan pendapatan usaha bersih itu juga diikuti dengan peningkatan beban usaha dari Rp 1,28 triliun menjadi Rp 1,79 triliun. Akibatnya, laba usaha terkikis menjadi Rp 223,02 miliar dari sebelumnya Rp 270,12 miliar.

Per 30 September 2009, perseroan juga membukukan laba selisih kurs sebesar Rp 83,99 miliar dari sebelumnya Rp 9,65 miliar.

05.47

BTEL Bakrie Telecom Tbk

09/2009 17:24 WIBPelanggan Nambah 3,5 Juta, Laba Bakrie Telecom Tumbuh 16,7%Indro Bagus SU - detikFinance
(foto: dok detikFinance)

Jakarta - PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 16,7% pada semester I-2009. Kenaikan didorong oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 34,9% dan penambahan jumlah pelanggan sebanyak 3,5 juta pelanggan.Demikian disampaikan dalam siaran persnya, Senin (14/9/2009).BTEL membukukan pendapatan usaha semester I-2009 sebesar Rp 1,666 triliun, naik 34,9% dari semester I-2008 sebesar Rp 1,235 triliun. Kenaikan pendapatan terutama didorong oleh penambahan jumlah pelanggan menjadi 8,9 juta pelanggan, naik 63,8% atau bertambah 3,5 juta pelanggan dari semester I-2008 sebanyak 5,4 juta pelanggan.Perolehan ini membuat perseroan membukukan laba bersih semester I-2009 sebesar Rp 72,8 miliar, naik 16,7% dari periode yang sama tahun 2008 sebesar Rp 62,4 miliar.