07.29

MNCN Media Nusantara Citra Tbk,

MNC Buyback 120 Jt Saham

Jakarta - PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) telah melakukan pembelian kembali (buyback) 120.557.500 saham atau setara dengan 8,77% dari total saham yang rencananya akan dibuyback sebanyak-banyaknya 1,375 miliar saham atau 10% dari modal disetor Perseroan.

Hal ini disampaikan Oerianto Guyandi, Direktur MNC dalam keterbukaannya di BEI, Selasa (29/9). Adapun nilai buyback yang telah dilakukan pada ketiga periode tersebut adalah sebesar Rp28,09 miliar.

Perseroan merencanakan untuk melanjutkan buyback saham yang tersisa 91,23% lagi hingga sebanyak-banyaknya 1,375 miliar saham (10%). Jangka waktu pelaksanaan buyback ini selama 3 bulan terhitung sejak 1 Oktober 2009 sampai 1 Januari 2010.

Nilai buyback saham secara keseluruhan pada periode I (16 Oktober 2008-16 Januari 2009), periode II (29 Januari 2009-29 April 2009), periode III (25 Juni 2009-25 September 2009) dan yang akan dilaksanakan pada periode IV (1 Oktober 2009-1 Januari 2010) adalah setinggi-tingginya Rp500 miliar, termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya sehubungan dengan buyback. Perseroan akan menggunakan dana internal untuk membiayai buyback tersebut.

Perseroan juga akan menyimpan saham buyback sebagai treasury stock. Dana buyback ini berpotensi menurunkan aset dan akuitas masing-masing sebesar Rp427 miliar dan Rp472 miliar

07.02

UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk,

JAKARTA. Hingga enam bulan pertama di tahun 2009 ini, pendapatan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) masih turun dibanding semester satu 2008 lalu.

Dalam laporan keuangan tengah tahun yang dipublikasikan hari ini, Rabu (30/9) UNSP mencatat penjualan bersih Rp 1,04 triliun. Penjualan ini turun 34,18% dibanding penjualan bersih semester satu 2008 lalu yang mencapai Rp 1,58 triliun.

Laba kotor dan laba usaha UNSP masing-masing turun 44,28% dan 48,6% menjadi Rp 315,23 miliar dan Rp 241,16 miliar. Penurunan ini ditambah dengan beban lain-lain yang membengkak. Semester satu 2008 lalu, UNSP masih membukukan pendapatan lain-lain hingga Rp 21,58 miliar. Sementara semester satu tahun ini, UNSP membukukan beban lain-lain sebesar Rp 34,41 miliar.

Penurunan ini membuat laba bersih UNSP turun hingga 58,59% menjadi Rp 135,19 miliar dibanding enam bulan pertama tahun lalu sebesar Rp 326,45 miliar.

Lab bersih per saham semeseter I-2009 sebesar Rp 36 per saham, turun 58,13% dari semester I-2008 sebesar Rp 86 per saham

06.36

ADRO Adaro Tbk

JAKARTA. Selangkah lagi, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) akan mengantongi utang senilai US$ 500 juta. Pekan depan produsen batubara kedua terbesar di Indonesia ini akan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman tersebut.

Mengutip situs berita ifrasia.com Jumat (25/9), utang tersebut berasal dari 12 bank lokal dan asing. Yakni, ANZ Bank, Bank Mandiri, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, BNP Paribas, Chinatrust Comemrcial Bank, dan DBS. Enam bank calon kreditur ADRO yang lain adalah HSBC, ING, OCBC, SMBC, Standard Chartered Bank, dan Bank United Overseas.

Fasilitas pinjaman tadi akan memiliki tenor lima tahun dengan bunga 3,75% di atas London Inter Bank Offered Rate (LIBOR).

Sejauh ini, manajemen ADRO belum bersedia menjelaskan lebih lanjut mengenai utang sindikasi tersebut. Direktur ADRO Andre Johannes Mamuaya beberapa waktu lalu sempat menjelaskan bahwa ADRO akan memakai pinjaman tersebut untuk belanja modal atawa capital expenditure (capex).

Sebenarnya, bank-bank tersebut bersedia memberikan komitmen utang senilai US$ 1,5 miliar bagi ADRO, tiga kali lipat permohonan utang yang diajukan ADRO. Soalnya, bank-bank tadi yakin dengan prospek kinerja ADRO. Apalagi, Moody's Rating Service memberi peringkat cukup baik, yakni Ba1.

Kepala Riset Kresna Graha Sekurindo Jordan Zulkarnaen menilai, ADRO memang memiliki kemampuan membayar utang yang cukup baik. Karena itu, perusahaan ini tidak kesulitan mencari kredit dari perbankan. "Rasio utang terhadap modal atau debt to equity ratio (DER) ADRO masih sekitar satu kali," ujar Jordan, kemarin.

Lantaran melihat prospek bisnis batubara ADRO lumayan cerah, Jordan masih merekomendasikan beli saham ADRO dengan target harga wajar Rp 2.000 per saham.

Pada penutupan bursa Jumat (25/9), harga saham ADRO berada di angka Rp 1.400 per saham. Posisi ini sama dengan posisi penutupan hari sebelumnya.

09.00

Website Link address,

Website Link address

Agro Business

http://www.londonsumatra.com/
http://www.sampoernaagro.com/
http://www.bakriesumatera.com

Agri Culture
http://www.cpp.co.id

Chemical
http://www.akr.co.id
http://www.lautan-luas.com

Construction
http://www.jababeka.com/

Mining
http://www.adaro.com
http://www.bumiresources.com

http://www.pt-inco.co.id
http://www.ptba.co.id
http://www.timah.com

Oil
http://www.medcoenergi.com/

Shipping
http://www.blt.co.id
http://www.temasline.com

Telecommunication
http://www.bakrietelecom.com/

05.57

BUMI Bumi Resources Tbk,

BUMI Pinjam US$ 1,9 Miliar ke BUMN China
Indro Bagus SU - detikFinance


(foto: dok BUMI)
Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah menandatangani perjanjian investasi berupa pinjaman senilai US$ 1,9 miliar dari China Investment Corporation (CIC), perusahaan milik pemerintah China.

Demikian disampaikan dalam siaran pers perseroan, Kamis (24/9/2009).

Pinjaman sebesar US$ 1,9 miliar tersebut terdiri atas 3 struktur. Pertama, pinjaman sebesar US$ 600 juta dengan tenor 4 tahun. Kedua pinjaman sebesar US$ 600 juta dengan tenor 5 tahun dan sisanya US$ 700 juta akan dikembalikan dalam 6 tahun.

Dana tersebut akan digunakan untuk restrukturisasi utang-utang perseroan dan pendanaan belanja modal (capital expenditure /capex).

Pinjaman tersebut dikenakan kupon bunga sebesar 12% per tahun dengan total Internal Rate of Return (IRR) sebesar 19%.

Dalam transaksi ini, PT Samuel Sekuritas Indonesia bertindak sebagai arranger dan penasihat keuangan serta Jones Day bertindak sebagai penasihat hukum BUMI. Deutsche Bank dan China International Capital Corporation (CICC) bertindak sebagai penasihat keuangan serta Davis Polk & Wardwell sebagai penasihat hukum CIC. (dro/dnl)

05.56

BLTA Berlian Laju Tanker Tbk,



JAKARTA. PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 420 juta-US$ 430 juta pada tahun depan. BLTA akan menggunakan dana itu untuk membangun kapal baru selama periode 2010-2012.

Hubungan Investor BLTA, Peter Chayson mengemukakan, selama tiga tahun ke depan, BLTA akan membangun sedikitnya 13 unit kapal. Perinciannya, sembilan kapal untuk mengangkut kimia (chemical tankers) dan empat kapal untuk mengangkut gas (gas carriers). Kapasitas angkut masing-masing kapal adalah 18.000-20.000 metrik ton.

"Tahun 2010, kami akan membangun lima unit kapal, selebihnya delapan kapal lagi akan dibangun tahun 2011 dan 2012," tutur Chayson kepada KONTAN, Kamis (24/9).

Untuk memenuhi pendanaan capex 2010-2012, BLTA akan menggunakan kas internal dan pinjaman perbankan. Sayang, manajemen BLTA belum bersedia menyebutkan berapa porsi kas internal dan pinjaman perbankan dalam mengisi capex selama tiga tahun itu. Menurut Chayson, saat ini, BLTA sedang menjajaki pinjaman sekitar 3-4 bank asing dan lokal.

Kini, BLTA sudah memiliki 91 unit kapal. Armada-armada itu meliputi kapal angkut minyak, gas, dan kimia. Dengan membangun 13 unit kapal baru, nantinya, BLTA akan memiliki 104 unit kapal.

Chayson menjelaskan, selain untuk kebutuhan ekspansi, pembangunan 13 kapal baru itu untuk menghadapi penerapan asas cabotage, atau kewajiban kapal angkut berbendera Indonesia mulai 2010 mendatang.

Saat ini, dari 91 kapal yang dimiliki BLTA, baru 10 unit diantaranya yang berbendera Indonesia. Apalagi, pelayaran domestik selama ini hanya menyumbang 8% dari total pendapatan BLTA.

Karenanya, kata Chayson, tidak tertutup kemungkinan sebagian kapal baru BLTA akan berbendera Indonesia. "Kami memang memerlukan kapal berbendera Indonesia untuk menghadapi asas cabotage," kata dia.

21.31

KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk,

Kapitalisasi Jababeka Capai Rp2 Triliun
Meskipun kalah agresif dibanding pengembang lain macam PT Bakrieland Development Tbk dan Agung Podomoro Group, PT Jababeka Tbk diam-diam memiliki kapitalisasi aset senilai lebih dari Rp 2 triliun. Angka ini tercipta berkat amannya aset-aset mereka dari intaian pihak lain saat melakukan restrukturisasi hutang beberapa waktu lalu.
Sebut saja Kawasan Industri (KI) Jababeka seluas 1.580 Ha. KI ini kini bernilai Rp853 miliar. Sementara KI Cilegon yang seluas 800 Ha berkapitalisasi Rp960 miliar. Ini belum termasuk 1.500 Ha Perumahan Graha Buana Cikarang senilai Rp 675 miliar, KI Indocargo Mas (200 Ha) Rp 108 miliar, tanah Batavia Perkasa (Rp150 miliar) dan Padang Golf Cikarang (40 Ha) dengan nilai Rp 200 miliar.

Selain itu, Jababeka juga masih memiliki 1.500 Ha lahan yang belum digarap di Tanjung Lesung, Banten senilai Rp 807 miliar, aset properti komersial Batavia City Realty yang popular dengan sebutan Menara Batavia di Jakarta (Rp112 miliar), Plaza Jababeka (Rp38 miliar) dan Tanjung Lesung Resort dengan lahan seluas 18.300 Ha, yang ditaksir bernilai Rp18 miliar.

06.52

DOID Delta Dunia Petroindo Tbk

Delta Dunia Akuisisi BUMA USD240 Juta

Kamis, 17 September 2009 - 16:24 wib
JAKARTA - PT Delta Dunia Petroindo Tbk (DOID) akan mengakuisisi sebanyak 99,9 persen perusahaan kontraktor pertambangan PT Bumi Makmur Mandiri Usaha (BUMA) atau setara dengan 2,049 juta lembar saham dengan transaksi senilai USD240 juta.


"Dana yang disiapkan adalah sebesar USD550 juta. Di mana untuk pembelian saham sebanyak USD240 juta untuk 99,9 persen sahamnya," kata Presdir DOID Gunawan Angkawibawa dalam public expose di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (17/9/2009).

Dana untuk mengakuisi sebesar USD240 juta tersebut berasal dari bond dan loan.Sayangnya dia tidak mengungkapkan berapa komposisinya. Adapun masalah pendanaan ini pun di-arrange oleh Barclay Capital. Sementara itu, sisa dana yang akan disiapkan sebanyak USD310 juta disiapkan untuk refinancing utang yang dimiliki BUMA.

"Refinancing BUMA, nantinya akan dilakukan oleh BUMA sendiri, akan di-arrange bersama-sama dengan keperluan DOID untuk akuisisi. Belum bisa ditetapkan besarnya bond dan loan tersebut, kita sedang melakukan exercise, diharapkan pertengahan atau akhir bulan sudah selesai semua," jelasnya.

Untuk itu, DOID akan meminta persetujuan dari pemegang sahamnya dalam RUPSLB pada 30 September 2009 mendatang. Di mana, pihaknya mengharapkan transaksi tersebut akan selesai pada kuartal IV-2009.

Sekadar informasi, BUMA merupakan kontraktor pertambangan terbesar kedua di Indonesia. Pada 2008, BUMA menguasai 19 persen pangsa pasar industri kontraktor pertambangan batu bara di Indonesia. BUMA memiliki 12 kontrak dengan nilai total sekira USD5,3 miliar atau sekira 7,7 kali pendapatan 2008 yang sebesar USD486 juta.

Selama tiga tahun ke depan, perseroan manargetkan total overburden removal sebanyak 897 juta bcm, dan total produksi batu bara adalah sebanyak 111 juta ton.

"Untuk 2009 sendiri, kontrak yang kita miliki untuk overburden removal 285 juta bcm, sementara untuk produksi batu baranya sebesar 35 juta ton," jelasnya.

Dengan akuisisi ini, berarti core bisnis dari DOID akan mengalami perubahan. Sehingga akan ada usulan pergantian nama perusahaan dalam RUPSLB yang akan digeral 30 September mendatang. Pasalnya, perseroan indentik dengan properti.

Dia mengindikasikan, nantinya laba DOID akan didominasi oleh BUMA yang menjadi anak perusahaannya. Menurutnya, tidak lebih dari 90 persen pendapatannya pascaakuisisi mendatang akan berasal dari BUMA. "Tapi itu bukan angka pasti, karena itu pasti masih akan terus bergerak," pungkasnya. (ade)

05.47

BTEL Bakrie Telecom Tbk

09/2009 17:24 WIBPelanggan Nambah 3,5 Juta, Laba Bakrie Telecom Tumbuh 16,7%Indro Bagus SU - detikFinance
(foto: dok detikFinance)

Jakarta - PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 16,7% pada semester I-2009. Kenaikan didorong oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 34,9% dan penambahan jumlah pelanggan sebanyak 3,5 juta pelanggan.Demikian disampaikan dalam siaran persnya, Senin (14/9/2009).BTEL membukukan pendapatan usaha semester I-2009 sebesar Rp 1,666 triliun, naik 34,9% dari semester I-2008 sebesar Rp 1,235 triliun. Kenaikan pendapatan terutama didorong oleh penambahan jumlah pelanggan menjadi 8,9 juta pelanggan, naik 63,8% atau bertambah 3,5 juta pelanggan dari semester I-2008 sebanyak 5,4 juta pelanggan.Perolehan ini membuat perseroan membukukan laba bersih semester I-2009 sebesar Rp 72,8 miliar, naik 16,7% dari periode yang sama tahun 2008 sebesar Rp 62,4 miliar.

07.25

APOL Arpeni Ocean Line Tbk

JAKARTA. PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL) meraih kontrak baru pengangkutan batubara ke luar negeri. Perusahaan perkapalan ini telah meneken kontrak pengangkutan batubara ke China Selatan dan Taiwan. Total nilai kedua kontrak tersebut mencapai US$ 9 juta atau Rp 90 miliar (asumsi kurs Rp 10.000 per dolar AS).

Dalam kontrak itu, APOL akan mengangkut sebanyak satu juta ton batubara. "APOL akan mengangkut batubara selama empat bulan hingga akhir tahun ini," kata Oentoro Surya, Direktur Utama APOL, kemarin (10/9).

Selain ke China Selatan dan Taiwan, APOL juga sedang mengincar pengangkutan batubara ke beberapa negara Asia lain, seperti Malaysia dan India. "Saat ini kami masih bernegosiasi dengan calon penyewa," imbuh Oentoro.
Catatan saja, tahun lalu, APOL hanya mengangkut 500.000 ton batubara ke luar negeri. Tahun ini, APOL menargetkan bisa menambah volume pengangkutan ekspor batubara menjadi satu juta hingga dua juta ton.

APOL tetap mengandalkan armada kapal yang sudah ada, meski ada penambahan pemesanan angkutan kapal. Kini, perusahaan ini memiliki sembilan unit kapal pengangkut jenis Panamax dan satu kapal jenis Capesize.
APOL kemungkinan akan menambah armada kapalnya tahun depan. Itu pun dengan catatan seandainya pesanan pengangkutan yang masuk APOL melonjak luar biasa.

Lantaran hampir semua armada sudah terikat kontrak, tahun ini APOL absen dalam tender penyewaan kapal dari Pertamina untuk angkutan di dalam negeri. Pertamina mengganti kapal berbendera asing dengan kapal lokal, seirama pemberlakuan asas cabotage mulai Januari 2010.

Di dalam negeri, APOL hanya mengandalkan pemasukan dari kontrak pengangkutan batubara yang telah diteken tahun lalu. APOL misalnya mengikat kontrak dengan PLN untuk pengangkutan batubara ke proyek pembangkit listrik 10.000 Megawatt. Total nilai kontrak dari PLN ini adalah Rp 3,08 triliun.

Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham APOL berakhir di Rp 230 per saham, sama dengan harga sehari sebelumnya.

06.52

KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk,

Jababeka Investasi Rp 200 Miliar Cetak halaman ini Kirim halaman ini ke teman via E-mail
11/09/2009 11:31:14 WIB
JAKARTA, INVESTOR DAILY
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) menyiapkan dana Rp 200 miliar untuk tahap awal pembangunan pelabuhan darat (dry port) di kawasan industri Cikarang tahap III, Jawa Barat. Pembangunan tahap awal itu dilakukan di area seluas 10 hektare (ha) dari total luas area dry port yang disiapkan sebesar 100-200 ha.


“Pembiayaan tahap pertama dari kas internal kami, partner, dan hasil penjualan lahan, serta pinjaman bank. Hingga kini kami belum berniat melakukan penerbitan saham baru (right issue),” ujar Presiden Direktur Jababeka SD Darmono di sela buka puasa bersama manajemen dengan wartawan di Jakarta, Rabu (9/9).

Darmono menuturkan, total investasi untuk pembangunan dry port itu diperkirakan menelan dana sekitar Rp 2 triliun. Jababeka akan menggandeng satu atau dua mitra strategis untuk melakukan megaproyek ini. Perseroan tetap berupaya menjadi pemegang saham mayoritas di proyek ini dengan porsi di bawah 50%.

Pembangunan dry port, ujar Darmono, merupakan usulan dari Ditjen Bea dan Cukai Departemen Keuangan (BC Depkeu). BC meminta pengerjaan tahap pertama dapat rampung dalam 100 hari.

Dengan adanya dry port, proses pengurusan dokumen kepabeanan dapat dilakukan di kawasan industri. Imbasnya, kontainer tidak perlu melakukan proses clearance saat di pelabuhan laut.

Sekretaris Perusahaan Jababeka Muljadi Suganda menambahkan, proses pemancangan tiang pertama ditargetkan pada akhir tahun ini ditandai dengan pembangunan container yard. Fasilitas container yard sebelumnya sudah ada di kawasan Gedebage, Bandung, Jawa Barat.

“Kami belum tahun kapan proyek ini akan rampung. Yang pasti kami membuka diri untuk joint venture dengan pihak asing,” katanya.

Darmono menyatakan, hingga kini Jababeka memiliki 400 ha lahan kawasan industri yang belum digunakan. Sedangkan sekitar 600 ha lahan perumahan milik perseroan juga belum digunakan optimal. Jababeka juga masih memiliki 700-800 ha lahan yang belum digunakan di Cilegon.

Karena itu, Jababeka belum berniat menambah lahan dalam waktu dekat. Sebab, pasokan lahan untuk kawasan industri masih berlebih.

Darmono menilai, masih tingginya jumlah lahan yang belum terpakai dipicu resesi finansial global yang terjadi pada akhir tahun lalu. Krisis global membuat produksi manufaktur anjlok sekitar 30%. Alhasil, hanya sedikit perusahaan manufaktur sedikit yang memperluas pabrik.

“Untungnya industri kreatif saat ini sedang naik sehingga kami menyiapkan pembangunan sebuah lahan perfilman,” katanya.