07.27

KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk,

Jababeka Cetak Kenaikan Laba 14,52% Cetak halaman ini Kirim halaman ini ke teman via E-mail

JAKARTA, INVESTOR DAILY
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) meraih kenaikan laba bersih semester I-2009 sebesar 14,52% menjadi Rp 34,85 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu senilai Rp 30,43 miliar.
“Penurunan beban usaha perseroan disertai perolehan keuntungan selisih kurs menopang pertumbuhan laba bersih perseroan. Meskipun, pendapatan turun sekitar 15,76% dari Rp 229,059 miliar menjadi Rp 192,95 miliar,” ujar Sekretaris Perusahan Kawasan Industri Jababeka Budianto Liman dalam pernyataan resminya kepada BEI di Jakarta, pada Selasa (25/8).
Penurunan pendapatan sebesar 15,76% berdampak negatif terhadap laba usaha yang ikut terkoreksi hingga 17,77 % menjadi Rp 48,145 miliar dari posisi semester I-2008 mencapai Rp 58,55 miliar. Sedangkan, keuntungan selisih kurs Jababeka melonjak drastis dari Rp 6,24 miliar menjadi Rp 52,52 miliar.
Jababeka membukukan total aset hingga semester I-2009 mencapai Rp 3,17 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu senilai Rp 2,94 triliun. Nilai utang kepada bank dan lembaga keuangan juga naik dari Rp 993,22 miliar menjadi Rp 1,3 triliun.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Jababeka Mulyadi Suganda mengatakan, perseroan berencana membangun terminal peti kemas (dry port) tahap awal senilai Rp 200 miliar. Terminal seluas 6-10 hektare (ha) yang segera dibangun itu berlokasi di Cikarang, Jawa Barat. ”Total luas terminal yang akan dibangun mencapai 75-150 ha. Namun, kami belum tahu total dana yang diperlukan untuk pengembangannya,” tuturnya.
Mulyadi menjelaskan, Jababeka merupakan salah satu perusahaan yang dipertimbangkan untuk menggarap proyek percontohan (pilot project) dengan Ditjen Bea dan Cukai. Namun, pemerintah belum menentukan pihak yang akan ditunjuk untuk membangun terminal tersebut. Pemerintah telah menentukan tiga titik pembangunan terminal di wilayah timur (Cikarang), selatan (Bogor), dan barat (Tangerang).
Perseroan juga sedang membangun kawasan perfilman (movie land) senilai Rp 3,6 triliun di wilayah Cikarang, Jawa Barat. Jababeka mengalokasikan lahan seluas 36 hektare untuk kawasan movie land yang ditawarkan dengan harga sebesar Rp 10 juta per meter persegi.
Kawasan tersebut akan menyediakan studio perfilman, seperti di kawasan Hollywood, Amerika Serikat. Selain itu, pihaknya juga akan menyediakan penyewaan peralatan, kamera, kostum, dan sebagainya. Sejauh ini ada tiga investor yang berniat membangun studio di kawasan itu, yakni rumah produksi Multivision, Castle Aviga, dan satu investor asing asal Perancis.
Jababeka juga sedang membangun pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU), yaitu Bekasi Power, dengan nilai investasi mencapai US$ 141 juta. PLTGU Bekasi Power berkapasitas 130 megawatt dan dihrapkan mulai beroperasi tahun 2010. Pasokan listrik PLTGU Bekasi Power digunakan untuk menyuplai pasokan listrik kawasan Jababeka.

07.03

UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk,

UNSP: Cari Pinjaman, Untuk Talangi Utang US$ 150 juta Anak Usaha.
Selasa, 25 Agustus 2009 11:25 WIB

(Vibiznews – Stocks) Emiten perkebunan, PT Bakrie Sumatera Plantation tbk (UNSP) saat ini sedang menjajaki pinjaman bank atau obligasi konversi untuk memenuhi kewajiban anak usahanya. Anak usaha UNSP, yaitu Agri Resources Pte Ltd memiliki kewajiban sebesar US$ 150 juta yang jatuh tempo pada 2012.

UNSP sendiri memiliki 52% saham Agri Resources dan memiliki hak untuk menambah hak kepemilikan hingga 100%. Hak eksekusi penambahan kepemilikan saham oleh UNSP berlaku hingga 2013 sehingga membuka peluang yang cukup besar bagi UNSP untuk mengakuisisi sisa saham Agri

Agri Resources memiliki 2 lahan kelapa sawit seluas 56.618 ha di Sumatra, dimana sekitar 30.195 ha sudah ditanami. Pemegang saham Agri Resources selain UNSP adalah Jeffrie Group Inc yang merupakan hedge fund asal AS

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat Agri Resources merupakan potensi yang cukup besar bagi UNSP, namun masalah utangnya cukup mengkhawatirkan karena Moody’s belum lama ini menurunkan peringkat Agri dari B3 menjadi Caa1. Namun seiring dengan membaiknya harga CPO dan permintaan diperkirakan arus kas perusahaan akan membaik sehingga mampu melunasi semua kewajiban-kewajibannya, terlebih lagi selama ini Agri tidak pernah lalai membayar bunga kupon dan masa jatuh tempo juga masih cukup lama.

06.28

INDF Indofood Tbk,

Indofood Tandatangani Akuisisi 100% Saham Intimegah

E-mail Cetak PDF
altPT Indofood Agri Resources Ltd sebagai anak usaha PT Indofood Tbk telah menandatangani perjanjian akuisisi 100% saham PT Intimegah Bestari Pertiwi pada minggu lalu. Dari langkah itu pembayaran akan dilakukan secara dua tahap yaitu sebesar 50% pada waktu penandatangan dan sisanya pada waktu penyelesaian transaksi.

Keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan perjanjian akuisisi 100% saham PT Intimegah Bestari Pertiwi telah ditandatangani PT Indofood Agri Resources Ltd pada Jum'at, 14 Agustus 2009

Indofood Agri Resources mengakusisi 100% saham Intimegah senilai Sing$1,2 juta atau sekitar Rp8,5 miliar dengan kurs Rp6.893. Hal ini akan dilakukan secara dua tahap masing-masing sebesar 50% yaitu saat penandatangan dan penyelesaian transaksi.

Agus Sjafrudin dan PT Kharyahasta Bhumi Sriwijaya sebagai penjual menandatangani perjanjian akuisisi 100% saham PT Intimegah Bestari Pertiwi dengan PT Serikat Putra dan PT Indoagri Inti Plantation. Kedua perusahaan ini anak usaha Indofood Agri Resources.

Sementara itu PT Indofood Tbk (INDF) sebagai induk usaha Indofood Agri Resources. Sedangkan, Intimegah Bestari merupakan perusahaan sektor perkebunan. Perusahaan ini mempunyai izin lokasi lahan seluas 10.000 hektar di Sumatera bagian Selatan

08.02

BLTA Berlian Laju Tanker Tbk,

Laba Berlian Tanker merosot 91%
Total aset perseroan naik menjadi US$2,43 milyar

JAKARTA: Laba bersih PT Berlian Laju Tanker Tbk pada semester I/2009 mencapai US$9,62 juta atau merosot hingga 91% dibandingkan dengan perolehan pada periode yang sama tahun lalu yaitu US$107,09 juta.

Memburuknya kinerja perseroan pada semester I/2009 disebabkan oleh lonjakan utang perseroan yang jatuh tempo dalam 1 tahun yaitu US$255,36 juta dibandingkan dengan periode yang sama pada 2008, yaitu US$151,51 juta.

Presiden Direktur Berlian Tanker Widihardja Tanudjaja mengatakan anjloknya laba bersih perseroan itu disebabkan oleh turunnya pendapatan perseroan akibat menurunnya volume perdagangan dunia.

Pendapatan perseroan per 30 Juni 2009 turun 12,5% menjadi US$305,66 juta dibandingkan dengan pendapatan per 30 Juni 2008, yaitu US$349,41 juta.

Laba usaha perseroan anjlok 33% menjadi US$69,37 juta dalam 6 bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan US$103,49 juta pada periode yang sama tahun lalu.

"Turunnya kinerja keuangan perseroan pada semester I/2009 itu merupakan realitas yang terjadi pada industri pelayaran di seluruh dunia terkait dengan turunnya permintaan pengiriman barang," ujarnya, kepada Bisnis, kemarin.

Analis PT BNI Securities M. Alfatih menilai anjloknya laba bersih Berlian Tanker dipengaruhi oleh lonjakan utang perseroan yang jatuh tempo 1 tahun.

Selain itu, hedging yang tidak tepat sasaran juga ikut menyebabkan merosotnya kinerja perseroan.

Itu [perolehan laba bersih] bukan hanya diakibatkan oleh turunnya pendapatan perseroan.

"Hedging yang tidak tepat sasaran kemungkinan memengaruhi kinerja keuangan perseroan," ujarnya kemarin.

Terkait dengan utang perseroan, dia menuturkan sebaiknya manajemen menempuh opsi restrukturisasi berupa perpanjangan jatuh tempo utang senilai US$255,36 juta.

"Selanjutnya, perseroan dapat menggenjot pendapatannya melalui optimalisasi asas cabotage," ujar Alfatih.

Asas cabotage adalah peraturan bagi kapal angkutan minyak dan gas (migas) untuk berbendera Indonesia per 1 Januari 2010 berdasarkan Inpres No.5/2005, PP No.4/2005 dan UU No.17/2008.

Widihardja mengatakan pada masa yang akan datang perseroan berencana menggenjot pendapatan melalui optimalisasi angkutan carter, sewa dan penekanan biaya siluman pada sektor transportasi dan logistik.

Total utang


Berdasarkan neraca konsolidasi Berlian Tanker per 30 Juni 2009 disebutkan bahwa perseroan menanggung kewajiban lancar berupa utang yang jatuh tempo dalam 1 tahun senilai US$255,36 juta dari total kewajiban lancar US$413,51 juta.

Perinciannya yaitu utang bank mencapai US$130,11 juta, kewajiban sewa pembiayaan senilai US$32,95 juta, obligasi US$5,80 juta, utang lain jangka panjang US$1,18 juta dan obligasi konversi US$85,31 juta.

Selain itu, kewajiban berupa instrumen derivatif menjadi US$16,93 juta pada semester I/2009 melonjak dibandingkan dengan kewajiban pada periode yang sama 2008 yaitu US$414.000.

Perseroan membukukan kewajiban tidak lancar senilai US$1,43 miliar atau naik dibandingkan dengan semester I/2008, yaitu US$1,34 miliar.

Adapun, jumlah aset Berlian Tanker naik tipis menjadi US$2,43 miliar dibandingkan dengan aset per 30 Juni 2008, yaitu US$2,42 miliar.

Pada perdagangan 14 Agustus 2009, harga saham emiten berkode BLTA ini ditutup pada level Rp810 atau turun 2,41% dibandingkan dengan penutupan perdagangan 13 Agustus 2009, yaitu Rp830. (sylviana.pravita@bisnis.co.id)

07.50

ISAT Indosat Tbk



JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) optimistis pembangunan satelit Palapa D miliknya yang memakan investasi sebesar US$ 220 Juta akan menguntungkan perseroan. Direktur Utama ISAT Harry Sasongko, menegaskan, dalam jangka waktu lima tahun, ISAT sudah bisa meraih BEP alias balik modal dari investasinya tersebut. "Setelah itu, sepuluh tahun sisa beroperasinya satelit ini baru bisa menghasilkan profit," ujar Harry, hari ini (19/8).


Artinya, pendapatan operasional dari satelit yang akan diluncurkan pada akhir Agustus tahun ini, mencapai sekitar US$ 44 juta per tahun. Sebesar 60% penggunaan satelit Palapa D yang memiliki 40 buah transponder ini akan dijual kepada stasiun televisi, radio dan penyedia internet dalam maupun luar negeri. "Sisanya akan kami gunakan sendiri untuk mengembangkan bisnis seluler dan data internet Indosat," kata Harry.

Menurut Harry, menghabiskan sisa tahun 2009 ini, Indosat akan fokus untuk memperbaiki jaringan di dalam negeri. Baik dengan penambahan Base Transceiver Station (BTS) maupun optimasi BTS yang telah ada.

Itu sebabnya, dalam jangka pendek, Indosat belum memiliki rencana ekspansi ke luar negeri. "Qtel sebagai pemegang saham mayoritas Indosat sangat berkomitmen mengembangkan bisnis telekomunikasi di Indonesia. Mereka siap berinvestasi sekitar Rp 23 Triliun untuk bisnis telekomunikasi Indosat," katanya.

07.37

INDF Indofood Tbk

IndoAgri Akuisisi Intimegah Bestari Senilai Rp8,5 M

Selasa, 18 Agustus 2009 - 14:53 wib
JAKARTA - PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) melalui anak usahanya, Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri) telah menandatangani proses akuisisi 100 persen saham PT Intimegah Bestari Pertiwi (IBP) dengan Agus Sjafrudin dan PT Karyahasta Bhumi Sriwijaya. Rencana akuisisi IBP nilainya mencapai Rp8,5 miliar atau setara USD1,2 juta.


"Indoagri lewat anak usahanya PT Serikat Putra dan PT IndoAgri Inti Plantation akan mengakuisisi 250 lembar saham PT Intimegah Bestari Pertiwi," ungkap Chief Executive Officer dan Executive Director Indoagri Mark Julian Wakeford, dalam keterbukaan informasinya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Selasa (18/8/2009).

Rencana akuisisi IBP dilaksanakan secara arms's length dan nilai transaksi sebesar Rp8,5 miliar setelah mempertimbangkan nilai pasar lahan saat ini dan setelah dilakukannya proses uji tuntas.

Berdasarkan perjanjian, 50 persen dari nilai transaksi, yaitu sebesar Rp4,25 miliar sudah dibayarkan Indoagri kepada IBP saat dilakukannya penandatanganan. Sedangkan sisanya sebesar 50 persen akan dibayarkan pada tanggal penyelesaian transaksi. Penyelesaian transaksinya sendiri akan tergantung pada terpenuhinya prasyarat-prasyarat dalam perjanjian dan diperkirakan akan selesai pada pertengahan September 2009.

IBP memiliki kegiatan usaha utama di bidang usaha perkebunan dan saat ini memiliki izin lokasi atas lahan seluas 10 ribu hektare yang berlokasi di Sumatra Selatan. Akuisisi IBP ini akan dibiayai dengan dana sendiri dan transaksi ini diperkirakan tidak memberikan dampak material terhadap nilai aset bersih dan laba bersih per saham Indoagri.

Pada perdagangan IHSG sesi kedua siang ini, harga saham dengan kode emiten INDF terkoreksi Rp100 atau setara 3,88 persen ke posisi Rp2.475 per lembar sahamnya

07.18

AALI Astra Agro Lestari Tbk,

Defisit CPO dunia kuartal III sebesar 1,13 juta ton

JAKARTA (Bisnis.com): Defisit minyak kelapa sawit mentah (CPO) di dunia akan teradi pada kuartal II 2009 sebesar 1,13 juta ton, sedangkan untuk minyak nabati secara keseluruhan akan terjadi kekurangan sebanyak 1,05 juta ton.

Menurut data PT Astra Agro Lestari Tbk yang dikutip dari data Oil Word, sampai akhir kuartal II 2009 (September 2009), produksi crude palm oil (CPO) dunia akan sebesar 32,81 juta ton, sedangkan konsumsi sebanyak 33,95 juta ton, sehingga terjadi defisit sebesar 1,13 juta ton.

Corporate Secretary Astra Agro Santosa dalam Investor Bulletin yang dirilis hari ini mengatakan pada periode Juli-September 2009 produksi CPO dunia mencapai 12,04 juta ton atau naik 10,4%, sedangkan konsumsi sebesar 11,58 juta ton atau tumbuh 3,9%.

Sampai akhir kuartal III tahun 2009, produksi minyak nabati utama dunia (CPO, minyak kedelai, rapeseed dan bunga matahari) diproyeksikan berada pada sekitar 83,89 juta ton, naik 3,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 81,01 juta ton. Selama periode tersebut, produksi dari CPO menghasilkan 39,1% dari total produksi.

Tingkat konsumsi minyak nabati dunia selama periode tersebut berada di atas tingkat produksinya. Konsumsi minyak nabati utama dunia selama kuartal III diperkirakan mencapai 84,94 juta ton atau 1,05 juta ton di atas tingkat produksinya atau meningkat sebesar 3,7% dari konsumsi tahun lalu sebesar 81,95 juta ton.

Santosa mengatakan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, volume penjualan CPO Astra Agro pada tujuh bulan pertama 2009 meeningkat 4,5%, dari 560.277 ton menjadi 585.266 ton, di mana sekitar 90,7% atau sebesar 530.852 ton diserap oleh pasar lokal sedangkan pasar ekspor 9,3% atau 54.414 ton, dengan harga jual rata-rata sebesar Rp6.370/kg. Volume penjualan kernel Astra Agro sampai dengan periode tersebut sebesar 83.735 ton turun 12,4% dari 95.620 ton tahun sebelumnya.

07.25

ANTM Aneka Tambang Tbk,

JAKARTA. Setelah mendapatkan rekanan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Pomalaa, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tak mau buru-buru membangun PLTU berkapasitas 2x75 megawatt (MW) ini. Sekarang ANTM dan dua rekanannya sedang melakukan review alias kajian mengenai pembiayaan PLTU ini.

Direktur Utama Antam Alwin Syah Loebis mengatakan, proses feasibility study telah rampung. ANTM dan konsorsium yang terdiri dari PT Nava Bharat Indonesia dan PT Indika Energy Tbk (INDY) akan meninjau ulang kebutuhan dana PLTU ini. Pertimbangannya, dulu kebutuhan dana PLTU ini dihitung ketika harga bahan baku sedang tinggi.

"Sekarang harga bahan baku sudah turun, jadi kami review supaya harga listrik yang diterima juga signifikan," kata Alwin, Rabu (12/8).

Awalnya, ANTM memperkirakan kebutuhan dana pembuatan PLTU ini akan mencapai US$ 300 juta. Namun, dengan kajian ulang nanti ANTM berharap biaya yang dikeluarkan bisa turun.

"Kita tidak bisa memperkirakan turunnya sampai berapa, tapi nanti mana saja yang bisa dikurangi akan kami kurangi biayanya," kata Alwin.

Kalau sudah jadi, PLTU ini nanti akan menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PTLD) berkapasitas 102 MW yang selama ini dipakai ANTM untuk mengoperasikan pabrik FeroNikel.

Alwin mengharapkan bisa menghemat biaya operasional ANTM dari penggunaan PLTU ini. Saat ini, ongkos produksi atau cash cost pabrik FeNi ANTM mencapai US$ 5,5 per pon nikel. Karenanya, dengan adanya PLTU, maka ia mengharapkan cash cost-nya bisa menyusut menjadi US$ 4,5 per pon.

Asal tahu saja, biaya yang tinggi bakal memangkas pendapatan ANTM dari produksi feronikel. Apalagi harga jual rata-rata feronikel ANTM sepanjang kuartal dua 2009 ini hanya sebesar US$ 5,51 per pon.

07.12

LSIP London Sumatera Tbk

London Sumatera's Net Profit Tumbles 40.73%

Wednesday, 12 August 2009 12:07:29
StockWatch (Jakarta) - Plantation company PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) and its subsidiaries recorded net profit of IDR286.701 billion (IDR214 per share) in the first half of 2009, falling 40.73% from IDR483.737 billion (IDR354 per share) in the first half of 2008.

London Sumatera's financial report issued today (Wednesday 12/8) shows that the net profit fall was triggered by sales that stumbled 27.74% to IDR1.446 trillion from IDR2.001 trillion, because sales volume and crude palm oil (CPO) selling price were down.

Operating profit stepped down 43% at IDR398.081 billion from IDR697.459 billion, while other revenues stumbled at IDR7.928 billion from IDR8.177 billion as interest and financial expenses stepped up 30.1% to IDR25.518 billion. (yan/bd)

07.27

UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk,

Jakarta – PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP) menargetkan penjualan CPO untuk tahun 2009 sebanyak 250,000 ton, dan target produksi sebesar 150,000 ton.

Hal ini diprediksi tim riset Asia Kapitalindo Securities Agustus 2009.

Ia melihat, sampai dengan kuartal I-2009, perseroan telah memproduksi CPO dan karet sebanyak 26.100 ton atau meningkat 6% apabila dibandingkan dengan kuartal 1 tahun lalu yang sebesar 24.600 ton. Luas lahan yang dimiliki saat ini adalah 150,000 ha dengan luas lahan tertanamnya sebesar 120,000 ha atau sebanyak 80% total lahan. Dengan lahan seluas itu, perseroan menargetkan Capex untuk tahun 2009 hanya sebesar US$10 juta, dana tersebut nantinya digunakan hanya untuk perawatan dan replanting.

Perseroan juga tengah menjajaki pengembangan kelapa sawit di Liberia, Afrika Selatan, dengan luasan lahan mencapai 200 ribu ha. Investasi yang akan ditanamkan diperkirakan mencapai Rp4,1 miliar untuk setiap 4.000 ha.

08.02

AALI Astra Agro Lestari Tbk

Laba bersih AALI turun 51%, produksi CPO naik

JAKARTA (Bisnis.com): Produksi minyak kelapa sawit mentah (CPO) PT Astra Agro Lestari Tbk� (AALI) bertumbuh 4,6% menjadi 607.826 ton pada tujuh bulan pertama 2009 didanbingkan periode yang sama tahun lalu yang masih 581.104 ton.

Corporate Secretary Astra Agro Lestari Santosa mengatakan pertumbuhan produksi crude palm oil (CPO) Astra Agro ini didukung kenaikan produksi tandan buah segar (TBS) dan perbaikan rendemen.

Selama Januari-Juli 2009, produksi TBS Astra Agro meningkat 4,2% dari 2,3 juta ton tahun menjadi lebih 2,4 juta ton tahun ini, utamanya merupakan hasil produksi TBS kebun inti, yang berhasil meningkatkan produksi TBS-nya sebesar 7,8%, sedangkan tingkat yield rata-rata sebesar 12,2 ton per ha.

"Pertumbuhan produksi TBS AAstra Agro yang cukup signifikan merupakan kontribusi dari kebun yang berada di wilayah Kalimantan yang mencapai 15,9% yaitu dari 730.334 ton menjadi 846.768 ton," tutur Santosa dalam Investor Bulletinnya hari ini.

Sepanjang Semester I 2009 Astra Agro meraih pendapatan bersih Rp3,5 triliun atau turun 23,8% dibanding periode yang sama 2008 sebesar Rp4,6 triliun salah satunya dipicu penurunan harga rata-rata CPO. Harga rata-rata CPO Astra Agro pada Semester I 2009 sebesar Rp6.386 per kg atau turun 23,1% dibandingkan dengan periode yang sama 2008 sebesar Rp8.299 per kg.

Laba bersih Astra Agro pada Semester I 2009 menjadi sebesar Rp769,9 miliar atau turun 51,8% dibanding pada periode yang sama 2008 sebesar Rp1,6 trilun.

07.27

LTLS Lautan Luas Tbk

Laba Lautan Luas Anjlok 69,98%

Jakarta - PT Lautan Luas Tbk (LTLS) pada semester I-2009 mengalami penurunan laba bersih sebesar Rp48,98 miliar atau turun 69,98% dibanding periode yang sama 2008 sebesar Rp168,18 miliar.

Dalam laporan keuangan yang disampaikan perseroan, Senin (3/8), disebutkan penurunan perolehan laba bersih ini disebabkan kenaikan beban bunga yang dialami perseroan pada semester I-2009 menjadi Rp73,04 miliar dari sebelumnya Rp56,68 miliar.

Pada semster I-2009, perseroan juga mencatatkan penurunan laba usaha menjadi Rp86,56 dari sebelumnya Rp300,74 miliar. Sementara kewajiban perseroan pada semester I-2009 tercatat sebesar Rp1,94 triliun, sedang ekuitas hanya Rp776,45 mili

22.09

CEKA Cahaya Kalbar Tbk

Cahaya Kalbar's Sales Down 30%, Profit Up 10.54%

Friday, 31 July 2009 14:55:38
StockWatch (Jakarta) - PT Cahaya Kalbar Tbk (CEKA)'s sales stepped down 30% in the period of January-June 2009 at IDR879.808 billion from IDR1.257 trillion in the period of January-June 2008.

Cahaya Kalbar's financial report issued today (Friday 31/7) shows, the sales were decrease was followed with lower cost of goods sold (COGS) that fell 28.16% at IDR786.828 billion from IDR1.095 trillion. But gross profit dropped 42.59% at IDR92.980 billion although operating profit stepped up 38.67% to IDR68.157 billion from IDR49.152 billion.

Other expenses surged 993% at IDR16.862 billion from IDR1.542 billion, contributed mainly by interest expense that reached IDR14.854 billion. But net profit was up 10.54% at IDR36.922 billion (IDR124.11 per share) from IDR33.400 billion (IDR112.27 per share).

Cahaya Kalbar is producer of speciality fats for confectionary, snack food, liquid margarine and non-dairy whipping cream for simple substance on cooking. (konrad/bw)

21.53

JSX Jakarta Stock Exchange LQ-45 List (Augt 09-Jan'10)

NoCode Stock
Name
1AALI
Astra Agro Lestari TBK
2ADRO

Adaro EnergyTBK
3ANTM
Aneka Tambang TBK
4ASII

Astra International Indonesia TBK
5GGRM

Gudang Garam TBK
6UNSP
Bakrie Sumatra Plantation TBK
7BBCA
Bank Central Asia TBK
8BUMI
Bumi ResourcesTBK
9DEWA

Dharma Henwa TBK
10BDMN
Bank Danamon TBK
11BMRI
Bank Mandiri TBK
12BNBR
Bakrie &Brothers TBK
13PNBN
Bank Pan Indonesia TBK
14BBRI
Bank Rakyat Indonesia TBK
15BRPT
Barito Pacifik Timber TBK
16BTEL
Bakrie Telecom TBK
17BLTA
Berlian Laju Tanker TBK
18BISI
Bisi International TBK
19ELTY

Bakrieland Development TBK
20ENRG

Energi Mega Persada TBK
21ELSA
Elnusa TBK
22SMCB
Holcim Indonesia TBK
23INKP
Indah Kiat Pulp & Paper TBK
24INDY
Indika Energy TBK
25ITMG
Indo Tambangraya Megahb
26INTP
Indoecement Tunggal Perkasa TBK
27INDF
Indofood Sukses Makmur TBK
28ISAT
Indosat TBK
29INCO
International Nichel Indonesia TBK
30JSMR
Jasa Marga TBK
31KLBF
Kalbe Farma TBK
32LPKR
Lippo Karawaci TBK
33MEDC
Medco Energy International TBK
34MIRA
Mitra Rajasa TBK
35PGAS
Perusahaan Gas Negara TBK
36LSIP
PP London Sumetara TBK
37SGRO
Samperna Agro TBK
38SMGR
Semen Gresik TBK
39PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam TBK
40TLKM
Telekomunikasi Indonesia TBK
41TINS
Timah TBK
42TRUB
Truba Alam Manunggal TBK
43UNVR
Unirevel Indonesia TBK
44UNTR
United Tractor TBK
45SMCB

Holcim Indonesia TBK