Pemegang Saham Gozco Setujui Dividen Rp 12 per Saham
Pemegang saham PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) menyetujui rencana pembagian dividen tahun buku 2009 sebesar Rp 60 miliar atau sebesar Rp 12 per saham dari 5 miliar lembar yang tercatat hingga saat ini. Dividen akan dibagikan pada 12 Mei 2010.
Demikian disampaikan Direktur GOZC Kho Livia Kartika seusai RUPST di Hotel Kempinski Jalan MH Thamrin Jakarta, Senin (12/4/2010).
"Sesuai dengan surat keputusan, dividen kita 10-30% dan tahun ini yang dibagikan sebesar 29,36%," ungkapnya.
Menurut jadwal dividen tersebut akan bagikan kepada pemegang sahamnya pada 12 Mei mendatang. Pemegang saham yang berhak adalah yang tercatat sampai 5 Mei 2010.
"Rencananya 12 Mei, dan nilai dividen tersebut adalag sebelum pajak," ungkapnya.
Selama kuartal I 2010 perseroan mengalami penurunan produksi sebesar 5% atau setara dengan 30-40 ribu ton. Pasalnya terjadi pergeseran masa puncak produksi yang biasanya terjadi pada kuartal I dan III, menjadi kuartal II dan IV akibat siklus curah hujan yang tinggi.
"Kami mengalami curah hujan yang sangat tinggi dalam 10 tahun terakhir. Akibat produksi mengalami penurunan sedikit 5% dibanding tahun lalu. Namun puncak produksi akan terjadi pada kuartal II dan IV mendatang. Meskipun turun, nantinya total produksi kita akan naik menjadi 175 ribu ton atau naik 14% yang sebelumnya 153 ribu ton," Direktur Operasi perseroan
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) tak puas hanya melakoni bisnis petrokimia. Perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu ini juga menggarap sektor perkebunan. Sejak awal tahun ini, BRPT terus menambah kepemilikan sahamnya di PT Gozco Plantation Tbk (GZCO).
Pada 22 Januari lalu, BRPT membeli 500.000 saham GZCO, dan sebanyak 10 juta saham lagi pada 8 Maret 2010. Yang terakhir, BRPT membeli 19,2 juta saham Gozco melalui lantai bursa, 10 Maret lalu. Total, lewat tiga kali transaksi yang dilakukan melalui PT Harita Kencana Securities itu, Barito membeli 29,71 juta saham Gozco atau setara 0,59% dari total modal disetor. Sebelumnya, BRPT sudah mengempit 500 juta atau 10% saham Gozco. Sehingga, pasca aksi korporasi itu, BRPT mengoleksi 10,59% saham.
Vice President Investor Relation Barito Pacific, Agustino Sudjono, mengatakan penambahan jumlah saham tersebut dilakukan karena mereka memandang prospek bisnis kelapa sawit menjanjikan di masa depan. "Kami juga melihat Gozco sebagai perusahaan perkebunan yang memiliki prospek cerah," ujarnya, kemarin.
Agustino tidak menyebutkan harga pembelian saham Gozco berikut target jumlah pembelian saham selanjutnya. Yang jelas, BRPT masih terus berupaya mengkonsolidasikan bisnisnya. "Kami memiliki komitmen yang kuat di sektor agroindustri," imbuhnya.
Sekedar informasi, komposisi pemegang saham Gozco per 28 Februari 2010 adalah, Wildwood Investment Pte Limited memiliki 2,1 miliar saham atau 42,02% dari total saham, dan Golden Zaga Limeted sebanyak 987,75 juta saham atau 19,76% saham.
Selanjutnya, Barito mengoleksi 10,01% saham, dan Wintergreen Investment Limited sebanyak 6,13% saham. Sedangkan sisanya dimiliki oleh investor publik. Pada Senin (15/3) lalu, harga saham GZCO sebesar Rp 385 per saham atau melonjak 8,45% dari harga pada Jumat pekan lalu.
Barito terbilang rajin melakukan ekspansi. Mereka telah mengubah haluan bisnisnya dari usaha perkayuan ke petrokimia pada tahun 2007. Caranya dengan membeli saham PT CHandra Asri dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk (TPIA). Belakangan, BPRT membeli saham GZCO ketika penawaran saham perdananya ke publik (IPO), dua tahun lalu.
Namun, kinerja BRPT hingga kuartal ketiga 2009 belum terlalu bagus. Barito mengalami defisit aset sebesar Rp 5,4 triliun. Sedangkan pendapatannya turun menjadi Rp 10,5 triliun, dari Rp 14 triliun pada periode sama 2008. Untuk laba bersih kuartal tiga 2009 Rp 560,4 miliar.
Gozco Minati Domba Mas | ![]() | ![]() |
Oleh Myrna Agatha Riyanto JAKARTA, INVESTOR DAILY PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) berniat mengakuisisi produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada 2010. Perseroan kini menyeleksi sejumlah perusahaan, salah satunya produsen CPO dan oleokimia milik Grup Domba Mas. Direktur Keuangan Gozco Kreisna D Gozali mengungkapkan, rencana akuisisi tersebut merupakan bagian dari ekspansi perseroan tahun depan. “Kami menjajaki beberapa perusahaan, salah satunya Domba Mas,” kata dia kepada Investor Daily di Jakarta, Senin (9/11). Kreisna menjelaskan, pihaknya siap menggelar uji tuntas (due diligence) salah satu produsen CPO, apabila perseroan telah menetapkan target perusahaan yang akan diakuisisi. Meski demikian, manajemen mulai menyiapkan sumber pendanaannya dari saat ini, seperti penerbitan obligasi dan pinjaman bank. “Apabila kami membutuhkan dana yang banyak, kami menjajaki opsi pinjaman dan obligasi. Kalau tidak terlalu banyak, kami ambil salah satu saja yang paling menguntungkan dari segi bunga,” ujar Kreisna. Sebelumnya, PT Bank Mandiri Tbk selaku kreditor berencana melelang sejumlah aset Domba Mas, karena kelompok usaha sawit itu gagal membayar utang-utangnya. Salah satu aset yang akan dijual kepada investor baru adalah pabrik penghasil oleokimia di Kuala Tanjung, Sumatera Utara. Nilai aset Domba Mas atau Sawit Mas di Kuala Tanjung ditaksir sebesar Rp 1,3 triliun atau masih di bawah total utang perusahaan ke Bank Mandiri. Sementara itu, total utang Domba Mas ke bank BUMN tersebut mencapai Rp 3,3 triliun, yang terdiri atas utang pokok Rp 1,3 triliun dan bunga Rp 2 triliun. Selain Gozco, salah satu perusahaan CPO lain yang dikabarkan berminat mengakuisisi perusahaan milik Domba Mas adalah PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP). Bahkan, spekulasi yang beredar menyebutkan, total nilai akuisisi saham perusahaan CPO dan oleokimia milik Domba Mas, termasuk penyelesaian seluruh utangnya, mencapai Rp 8 triliun. Grup Domba Mas memiliki lahan sawit seluas 300 ribu hektare (Ha) yang tersebar di Sumatera Utara, Aceh, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, dan Kalimantan Timur. Sekitar 175 ribu ha di antaranya merupakan tanaman kelapa sawit yang berproduksi. Pabrik Baru Selain berencana mengakuisisi perusahaan, Gozco Plantations juga akan memulai membangun pabrik baru CPO di Sumatera Selatan pada 2010. Kapasitas pabrik tersebut mencapai 45 ribu ton per tahun. Perseroan menyiapkan kas internal sebesar Rp 150 miliar. “Dananya sudah ada sekarang. Target kami, pembangunan pabrik baru bisa selesai pada Juni 2011,” jelas Kreisna. Saat ini, Gozco memiliki pabrik CPO di Sumatera Selatan berkapasitas 90 ribu tondan pabrik di Kalimantan berkapasitas 40 ribu ton. Namun, setelah pabrik baru di Sumsel selesai dibangun, maka total kapasitas pabrik CPO Gozco mencapai 175 ribu ton per tahun. Gozco telah mengakuisisi 100% saham Palma Sejahtera. Nilai akuisisi perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan itu senilai Rp 466 miliar. Perseroan menjajaki penerbitan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) dan pinjaman bank sekitar Rp 200-300 miliar untuk membiayai akuisisi Palma. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) kini menguasai 10% saham Gozco Plantations. Sementara itu, Golden Zaga Ltd memiliki 19,75% saham, UBS AG Singapore S/A Wintergreen Investments Ltd 6,13%, dan Wildwood Investments Pte Ltd 42,02%. Sisanya 22,1% saham dimiliki publik. Hingga kuartal III-2009, Gozco membukukan laba bersih sebesar Rp 127,45 miliar atau naik 72,88% dibandingkan periode sama 2008 sekitar Rp 73,72 miliar. Sedangkan penjualan perseroan meningkat 24,2% dari Rp 246,15 miliar menjadi Rp 305,71 miliar. Adapun produksi CPO Gozco per kuartal III-2009 tercatat naik 38,74% menjadi 42.507 ton dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 30.638 ton. Sedangkan produksi inti sawit (kernel) meningkat 29,16% dari 6.230 ton menjadi 8.047 ton. Sementara itu, hasil panen tandan buah segar (TBS) Gozco hingga kuartal III-2009 mencapai 116.417 ton atau tumbuh 23,16 % dibandingkan periode sama 2008 sebanyak 94.639 ton. |