Tampilkan postingan dengan label ANTM Aneka Tambang Tbk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ANTM Aneka Tambang Tbk. Tampilkan semua postingan
05.50

ANTM Aneka Tambang Tbk,

ANTM menganggarkan belanja modal atau capex mencapai US$180 juta yang diperoleh dari kas internal. Saat ini kas internal ANTM US$300 juta. Alokasi belanja modal ini akan digunakan untuk pabrik nikel US$70 juta, tambang emas Cibaliung US$40 juta, akuisisi tambang batubara US$30 juta dan proyek nikel alumina. Volume penjualan feronikel pada 2009 mencapai 19.000 per ton dari perkiraan tahun ini 12.000 per ton karena pabrik FeNi III beroperasi. Emas diprediksi flat di 2,5 juta troy dengan emas 1.200.

06.44

ANTM Aneka Tambang Tbk,


ANTM memperkirakan produksi feronikel tahun depan, akan mencapai 18.500 ton. Sementara penjualannya sebesar 19.000 ton. Sementara untuk produksi bijih nikel, ANTM memproyeksikan akan mencapai 6.150.000 wmt dengan penjualan 5.350.000 wmt. Seluruh Komoditas bijih nikel ini diekspor ke konsumen di Jepang, Eropa, dan China. Untuk produksi emas diproyeksikan 2.580 Kg dengan penjualan sebesar 7.980 Kg. Sedangkan produksi bauksit diperkirakan mencapai 600.000 wmt dengan penjualan sekitar 660.000 wmt.

21.38

ANTM Aneka Tambang Tbk,

JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) akan mengembangkan tambang di wilayah Papua. Di provinsi baru ini, ANTM memiliki beberapa kuasa pertambangan. Salah satunya tambang nikel di Papua Barat. "Saat ini masih tahap eksplorasi, belum ketahuan berapa cadangannya," kata Direktur Antam Tato Miraza di Jakarta, kemarin (25/11).

Tambang yang dikuasai penuh oleh ANTM itu berada di bawah bendera PT Gag Nikel. Antam memiliki Gag Nikel lewat perusahaan berbasis Australia, Asia Pacific Nickel Pty. Ltd. Jika hasil eksplorasi positif, ANTM berniat melanjutkan ke tahap berikutnya.

Sambil mengeksplorasi tambang di Papua, ANTM juga akan meningkatkan produksi nikel dan emas tahun depan. Di 2010, BUMN ini menargetkan bisa memproduksi feronikel hingga 18.500 ton dan emas 3 ton. Tahun ini, ANTM hanya memproduksi feronikel sebesar 12.000 ton karena perbaikan pabrik baru selesai September 2009 lalu.

05.22

ANTM Aneka Tambang Tbk,

Laba Bersih Anjlok 82%, Meskipun Penjualan Emas Naik 93%
Senin, 02 November 2009 11:55 WIB

(Vibiznews – Stocks) Emiten tambang BUMN, PT Aneka Tambang tbk (ANTM) tercatat mengalami kinerja yang cukup signifikan per kuartal III lalu. ANTM tercatat mengalami penurunan laba bersih yang cukup dalam hingga 82%

Laba bersih ANTM hingga kuartal III 2009 tercatat sebesar Rp 292,66 miliar, padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya ANTM berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 1,62 triliun. Padahal angka penjualan ANTM tidak turun terlalu tajam, dimana penjualan ANTM per kuartal III 2009 tercatat hanya turun 17% ke Rp 6,27 triliun dari sebelumnya Rp 7,57 triliun.

Proporsi penjualan ANTM tahun ini tercatat didominasi oleh emas 54%, feronikel 22% dan bijih nikel 19%. Nilai penjualan emas naik tajam hingga 93% menjadi Rp 3,38 triliun hal itu didorong oleh tingginya harga jual dan volume penjualan. Hingga September lalu ANTM memproduksi emas sebanyak 1945 kg dan menjual 10.065 kg emas dengan harga jual sekitar US$ 938,87 per ons.

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat meskipun angka penjualan emas tercatat naik drastic, namun tingginya penjualan feronikel ANTM hingga 53% menjadi Rp 1,35 triliun membuat ANTM sulit mencetak pertumbuhan laba. Selain itu meskipun angka penjualan emas relative tinggi, namun karena margin labanya relative kecil juga mempersulit ANTM untuk mendongkrak angka laba bersih hingga akhir kuartal III lalu

06.46

ANTM Aneka Tambang Tbk,

Tahun Depan Produksi Bauksit ANTM Turun 45,45%

JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) hanya menargetkan produksi bauksit tahun 2010 seberat 600.000 wet metric ton (wmt). Angka ini lebih rendah 45,45% dari total target produksi tahun ini yang mencapai 1,1 juta wmt.
Salah satu penyebab adalah habisnya cadangan bauksit di areal penambangan ANTM di Kijang, Bintan Kepulauan Riau. Perusahaan tambang pelat merah itu memperkirakan, tahun 2009 merupakan tahun terakhir areal tambang dengan target produksi 1,1 juta wmt per tahun itu beroperasi.
Sekretaris Perusahaan ANTM Bimo Budi Satriyo mengatakan, hingga September 2009 total produksi Kijang mencapai satu juta wmt. Ia masih optimistis target 1,1 juta wmt bisa tercapai.
Selanjutnya, ANTM berniat memaksimalkan produksi bahan baku alumunium itu di wilayah Tayan, Kalimantan Barat. "Otomatis, produksi Tayan nantinya akan menggantikan pasokan dari Kijang, namun produksinya belum bisa penuh," kata Bimo kepada KONTAN, kemarin (26/10).
Cadangan bauksit Tayan rencananya akan mereka gunakan untuk pasokan pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) yang Antam bangun bersama investor asal Jepang, Showa Denko KK dan Marubeni Corporation.
Untuk membangun pabrik itu, ANTM bersama kongsinya itu telah membentuk perusahaan patungan bernama PT Indonesia Chemical Alumina (ICA). ANTM memiliki kepemilikan saham sebesar 65% pada perusahaan patungan itu. Sementara Showa Denko dan Marubeni masing-masing memiliki 20% dan 15% kepemilikan di ICA.
Pembangunan pabrik ditaksir akan menelan dana sebesar US$ 400 juta. Jumlah itu lebih besar dari estimasi semula sebesar US$ 250 juta. Membengkaknya biaya investasi itu karena naiknya harga bahan bangunan.
Saat ini ANTM tengah mengkaji lagi nominal biaya pembangunan pabrik seiring membaiknya keadaan ekonomi. Pabrik itu akan memproduksi hingga 300.000 ton CGA per tahun. Namun lantaran pabrik pengolahan bauksit itu belum berdiri, ANTM selama ini memilih mengekspor bauksit mereka dari tambang di Tayan ke Jepang dan China.
Bila tepat sesuai target, pabrik CGA ANTM selesai pembangunan dan mulai beroperasi tahun 2010. Bimo optimistis, nantinya produksi bauksit Tayan di 2010 sebesar 600.000 bisa sepenuhnya terserap dalam proyek CGA.
Berdasarkan catatan Bimo, jumlah cadangan terkira bauksit di wilayah Tayan mencapai 21,6 juta wmt. Sementara total cadangan terkira bauksit ANTM di seluruh wilayah Kalimantan mencapai 70,9 juta wmt.

07.25

ANTM Aneka Tambang Tbk,

JAKARTA. Setelah mendapatkan rekanan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Pomalaa, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tak mau buru-buru membangun PLTU berkapasitas 2x75 megawatt (MW) ini. Sekarang ANTM dan dua rekanannya sedang melakukan review alias kajian mengenai pembiayaan PLTU ini.

Direktur Utama Antam Alwin Syah Loebis mengatakan, proses feasibility study telah rampung. ANTM dan konsorsium yang terdiri dari PT Nava Bharat Indonesia dan PT Indika Energy Tbk (INDY) akan meninjau ulang kebutuhan dana PLTU ini. Pertimbangannya, dulu kebutuhan dana PLTU ini dihitung ketika harga bahan baku sedang tinggi.

"Sekarang harga bahan baku sudah turun, jadi kami review supaya harga listrik yang diterima juga signifikan," kata Alwin, Rabu (12/8).

Awalnya, ANTM memperkirakan kebutuhan dana pembuatan PLTU ini akan mencapai US$ 300 juta. Namun, dengan kajian ulang nanti ANTM berharap biaya yang dikeluarkan bisa turun.

"Kita tidak bisa memperkirakan turunnya sampai berapa, tapi nanti mana saja yang bisa dikurangi akan kami kurangi biayanya," kata Alwin.

Kalau sudah jadi, PLTU ini nanti akan menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PTLD) berkapasitas 102 MW yang selama ini dipakai ANTM untuk mengoperasikan pabrik FeroNikel.

Alwin mengharapkan bisa menghemat biaya operasional ANTM dari penggunaan PLTU ini. Saat ini, ongkos produksi atau cash cost pabrik FeNi ANTM mencapai US$ 5,5 per pon nikel. Karenanya, dengan adanya PLTU, maka ia mengharapkan cash cost-nya bisa menyusut menjadi US$ 4,5 per pon.

Asal tahu saja, biaya yang tinggi bakal memangkas pendapatan ANTM dari produksi feronikel. Apalagi harga jual rata-rata feronikel ANTM sepanjang kuartal dua 2009 ini hanya sebesar US$ 5,51 per pon.

07.23

ANTM Aneka Tambang Tbk

Antam yakin target produksi tercapai

Dirut PT Antam Alwinsyah Loebis menyatakan hingga akhir Juni produksi emas dan feronikel perusahaan mencapai target atau sekitar 50% terhadap target tahunan.

"Emas dan feronikel, kami optimistis produksinya bisa tercapai dan tren produksinya cenderung mengarah pada pencapaian target. Sampai akhir Juni, produksi emas dan nikel sudah mencapai masing-masing sekitar 50% terhadap target tahunan," tuturnya.

Antam menargetkan produksi feronikel 12.000 ton tahun ini, turun 29,41% dari 2009 yang mencapai 17.000 ton. Hingga kuartal I, produksi feronikel mencapai 3.296 ton atau 27,47% terhadap target tahunan.

Target produksi emas tahun ini mencapai 2,8 ton dengan pencapaian kuartal I sebanyak 715 kg atau 25,54%. Produksi emas Antam ditargetkan mencapai sedikitnya 3,3 ton mulai tahun depan pascaakuisisi 100% PT Cibaliung Sumber Daya.

Namun, Alwinsyah mengatakan produksi bauksit masih belum mencapai target terkait dengan masih lesunya permintaan. Sebenarnya, pencapaian kuartal I tahun ini sebanyak 265.971 atau naik 46,83% dari produksi kuartal pertama 2008. Selama 2008, produksi bauksit Antam mencapai 1,15 juta ton.
"Tahun ini berat dan masih di bawah target karena memang permintaannya belum pulih."

Produksi bauksit yang turun akibat permintaan pembelian dari negara tujuan ekspor, terutama dari China dan Jepang seiring dengan krisis ekonomi global yang berpengaruh terhadap penundaan beberapa proyek di beberapa negara.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengalokasikan dana US$ 40 juta atau setara Rp 400 miliar untuk pengembangan proyek tambang emas Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Banten. Proyek tersebut digarap untuk menjamin kesinambungan produksi emas perseroan.


06.16

ANTM Aneka Tambang Tbk

Antam Takes Over Cibaliung Gold Mine

Thursday, 9 July 2009 15:55:27

StockWatch (Jakarta) - State mining company PT Aneka Tambang Tbk (Antam) has finalized the acquisition of PT Cibaliung Sumber Daya, the company which operates Cibaliung gold mine in Pandeglang (Banten Province). Antam's corporate secretary Bimo Budi Satriyo said in a press release received by e-Bursa.com today (Thursday 9/7) that Antam has decided to continue the operation of Cibaliung gold mine. He said the company expects to start early production in the second half of 2010.

According to him, Cibaliung's gold production is estimated at 500 kg (16,000 toz) in 2010 and is expected to begin full production at 2,000 kg (64,300 toz) in 2011. He said Cibaliung gold mine has mining age of six years with estimated gold reserve of 12,800 kg (411,500 toz). (yan/bd)