07.25

ANTM Aneka Tambang Tbk,

JAKARTA. Setelah mendapatkan rekanan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Pomalaa, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tak mau buru-buru membangun PLTU berkapasitas 2x75 megawatt (MW) ini. Sekarang ANTM dan dua rekanannya sedang melakukan review alias kajian mengenai pembiayaan PLTU ini.

Direktur Utama Antam Alwin Syah Loebis mengatakan, proses feasibility study telah rampung. ANTM dan konsorsium yang terdiri dari PT Nava Bharat Indonesia dan PT Indika Energy Tbk (INDY) akan meninjau ulang kebutuhan dana PLTU ini. Pertimbangannya, dulu kebutuhan dana PLTU ini dihitung ketika harga bahan baku sedang tinggi.

"Sekarang harga bahan baku sudah turun, jadi kami review supaya harga listrik yang diterima juga signifikan," kata Alwin, Rabu (12/8).

Awalnya, ANTM memperkirakan kebutuhan dana pembuatan PLTU ini akan mencapai US$ 300 juta. Namun, dengan kajian ulang nanti ANTM berharap biaya yang dikeluarkan bisa turun.

"Kita tidak bisa memperkirakan turunnya sampai berapa, tapi nanti mana saja yang bisa dikurangi akan kami kurangi biayanya," kata Alwin.

Kalau sudah jadi, PLTU ini nanti akan menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PTLD) berkapasitas 102 MW yang selama ini dipakai ANTM untuk mengoperasikan pabrik FeroNikel.

Alwin mengharapkan bisa menghemat biaya operasional ANTM dari penggunaan PLTU ini. Saat ini, ongkos produksi atau cash cost pabrik FeNi ANTM mencapai US$ 5,5 per pon nikel. Karenanya, dengan adanya PLTU, maka ia mengharapkan cash cost-nya bisa menyusut menjadi US$ 4,5 per pon.

Asal tahu saja, biaya yang tinggi bakal memangkas pendapatan ANTM dari produksi feronikel. Apalagi harga jual rata-rata feronikel ANTM sepanjang kuartal dua 2009 ini hanya sebesar US$ 5,51 per pon.

0 komentar: