06.36

ADRO Adaro Tbk

JAKARTA. Selangkah lagi, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) akan mengantongi utang senilai US$ 500 juta. Pekan depan produsen batubara kedua terbesar di Indonesia ini akan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman tersebut.

Mengutip situs berita ifrasia.com Jumat (25/9), utang tersebut berasal dari 12 bank lokal dan asing. Yakni, ANZ Bank, Bank Mandiri, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, BNP Paribas, Chinatrust Comemrcial Bank, dan DBS. Enam bank calon kreditur ADRO yang lain adalah HSBC, ING, OCBC, SMBC, Standard Chartered Bank, dan Bank United Overseas.

Fasilitas pinjaman tadi akan memiliki tenor lima tahun dengan bunga 3,75% di atas London Inter Bank Offered Rate (LIBOR).

Sejauh ini, manajemen ADRO belum bersedia menjelaskan lebih lanjut mengenai utang sindikasi tersebut. Direktur ADRO Andre Johannes Mamuaya beberapa waktu lalu sempat menjelaskan bahwa ADRO akan memakai pinjaman tersebut untuk belanja modal atawa capital expenditure (capex).

Sebenarnya, bank-bank tersebut bersedia memberikan komitmen utang senilai US$ 1,5 miliar bagi ADRO, tiga kali lipat permohonan utang yang diajukan ADRO. Soalnya, bank-bank tadi yakin dengan prospek kinerja ADRO. Apalagi, Moody's Rating Service memberi peringkat cukup baik, yakni Ba1.

Kepala Riset Kresna Graha Sekurindo Jordan Zulkarnaen menilai, ADRO memang memiliki kemampuan membayar utang yang cukup baik. Karena itu, perusahaan ini tidak kesulitan mencari kredit dari perbankan. "Rasio utang terhadap modal atau debt to equity ratio (DER) ADRO masih sekitar satu kali," ujar Jordan, kemarin.

Lantaran melihat prospek bisnis batubara ADRO lumayan cerah, Jordan masih merekomendasikan beli saham ADRO dengan target harga wajar Rp 2.000 per saham.

Pada penutupan bursa Jumat (25/9), harga saham ADRO berada di angka Rp 1.400 per saham. Posisi ini sama dengan posisi penutupan hari sebelumnya.

0 komentar: