06.52

KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk,

Jababeka Investasi Rp 200 Miliar Cetak halaman ini Kirim halaman ini ke teman via E-mail
11/09/2009 11:31:14 WIB
JAKARTA, INVESTOR DAILY
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) menyiapkan dana Rp 200 miliar untuk tahap awal pembangunan pelabuhan darat (dry port) di kawasan industri Cikarang tahap III, Jawa Barat. Pembangunan tahap awal itu dilakukan di area seluas 10 hektare (ha) dari total luas area dry port yang disiapkan sebesar 100-200 ha.


“Pembiayaan tahap pertama dari kas internal kami, partner, dan hasil penjualan lahan, serta pinjaman bank. Hingga kini kami belum berniat melakukan penerbitan saham baru (right issue),” ujar Presiden Direktur Jababeka SD Darmono di sela buka puasa bersama manajemen dengan wartawan di Jakarta, Rabu (9/9).

Darmono menuturkan, total investasi untuk pembangunan dry port itu diperkirakan menelan dana sekitar Rp 2 triliun. Jababeka akan menggandeng satu atau dua mitra strategis untuk melakukan megaproyek ini. Perseroan tetap berupaya menjadi pemegang saham mayoritas di proyek ini dengan porsi di bawah 50%.

Pembangunan dry port, ujar Darmono, merupakan usulan dari Ditjen Bea dan Cukai Departemen Keuangan (BC Depkeu). BC meminta pengerjaan tahap pertama dapat rampung dalam 100 hari.

Dengan adanya dry port, proses pengurusan dokumen kepabeanan dapat dilakukan di kawasan industri. Imbasnya, kontainer tidak perlu melakukan proses clearance saat di pelabuhan laut.

Sekretaris Perusahaan Jababeka Muljadi Suganda menambahkan, proses pemancangan tiang pertama ditargetkan pada akhir tahun ini ditandai dengan pembangunan container yard. Fasilitas container yard sebelumnya sudah ada di kawasan Gedebage, Bandung, Jawa Barat.

“Kami belum tahun kapan proyek ini akan rampung. Yang pasti kami membuka diri untuk joint venture dengan pihak asing,” katanya.

Darmono menyatakan, hingga kini Jababeka memiliki 400 ha lahan kawasan industri yang belum digunakan. Sedangkan sekitar 600 ha lahan perumahan milik perseroan juga belum digunakan optimal. Jababeka juga masih memiliki 700-800 ha lahan yang belum digunakan di Cilegon.

Karena itu, Jababeka belum berniat menambah lahan dalam waktu dekat. Sebab, pasokan lahan untuk kawasan industri masih berlebih.

Darmono menilai, masih tingginya jumlah lahan yang belum terpakai dipicu resesi finansial global yang terjadi pada akhir tahun lalu. Krisis global membuat produksi manufaktur anjlok sekitar 30%. Alhasil, hanya sedikit perusahaan manufaktur sedikit yang memperluas pabrik.

“Untungnya industri kreatif saat ini sedang naik sehingga kami menyiapkan pembangunan sebuah lahan perfilman,” katanya.

0 komentar: