06.49

PTBA Bukit Asam Tbk,

PTBA Prediksi Penjualan Batubara 15 Juta Ton di 2010


Jakarta - Volume penjualan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tahun depan, diprediksi naik 20%, atau sebesar 15 juta ton. Sampai akhir tahun 2009, total penjualan dipatok 13,2 juta ton.

Demikian disampaikan Direktur Utama PTBA Sukrisno dalam press conference di hotel Ritz Calton, SCBD, Jakarta, Rabu (1/12/2009).

"Untuk 2010, volume naik 20% jadi sekitar 15 juta ton. Tahun 2009 saja 13,2 juta ton atau naik 3,1% dari 12,8 juta ton pada tahun 2008," katanya.

Namun dirinya tidak bisa memprediksi total nominal penjualan, karena harga jual komiditi batu bara ditetapkan melalui mekanisme pasar. "Harga itu tergantung pasar. Kami harapannya harga tinggi, seperti pada awal 2008 yang US$ 180 (per metric ton)," papar Sukrisno.

Sampai triwulan III 2009, total penjualan perseroan tercatat 8,8 juta ton, dengan pendapatan Rp 6,5 triliun. Penjualan mengalami kenaikan 11%, dari periode yang sama tahun lalu. Komposisi penjualan tetap diprioritaskan untuk pasar domestik, sebesar 70%, sisanya ekspor.

Laba PTBA juga tercatat naik 68,6%, menjadi Rp 2,23 triliun. Laba usaha mereka juga meningkat 67,5%, yaitu Rp 1,77 triliun.

Sukrisno menambahkan, PTBA tetap akan mengirim batu bara ke PLTU Suralaya, sesuai dengan kontrak yang disepakati, 6,1 juta ton per tahun.

Lanjutkan Akuisisi di 2010

Perusahaan plat merah itu menyatakan siap meneruskan rencana akuisisi terhadap 8 perusahaan Kontrak Tambang (KP) di tahun 2010. Total investasi yang disiapkan perseroan mencapai Rp 2 triliun.

"Akuisisi 8 perusahaan sedang pada tahap due diligence. Semoga ada 1 atau 2 perusahaan yang bisa didapatkan," tambahnya.

Ia menjelaskan, dana yang disiapkan PTBA sebanyak Rp 2 triliun ini meningkat dari anggaran tahun ini Rp 1,5 triliun. Pada tahun ini, rencana akuisisi KP sedikit tersendat karena ada beberapa perusahaan yang tidak memenuhi kriteria.

"Ada perusahaan yang tidak menyertakan detail teknis. Jika pun ada, maka tidak menyertakan valuasi risiko. Ini penting untuk kita," ungkapnya.

Namun, jika perusahaan hanya menyertakan valuasi aset, maka perseroan siap mengajak mereka sebagai mitra operasi. Dalam rencana akuisisi International Prima Coal (IPC), telah berhasil. Dengan sharing saham sebanyak 51% kepemilikan bersama mitra strategis berasal dari Jerman. Target produksi dari IPC sendiri, dapat mencapai 1,2 juta ton per tahun.

"Kontrak dengan mitra strategi Jerman berjangka 5 tahun. Kami sebenernya inginkan beberapa mitra, tidak hanya satu," paparnya.

0 komentar: