05.37

UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk,

JAKARTA. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) akan menerbitkan saham baru hingga 9,47 miliar saham. Rencananya, UNSP akan menjual saham-saham baru ini dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 525 per saham.


PT Danatama Makmur akan bertindak sebagai pembeli siaga rights issue UNSP ini. Kalau pemegang saham tidak mengeksekusi haknya, maka kepemilikan sahamnya bisa terdilusi antara 71,43% hingga 72,73%.

Dari penjualan saham ini, UNSP berniat mengumpulkan dana hingga Rp 4,97 triliun. Dari total dana yang terkumpul, sebanyak 64,9% atau sekitar Rp 3,16 triliun akan dipakai untuk peningkatan modal pada anak usaha tertentu. Selanjutnya, anak usaha ini akan mengakuisisi perusahaan-perusahaan bidang perkebunan kelapa sawit dan karet serta pengolahan oleochemical.

Perinciannya adalah, sebesar 22,6% atau sekitar US$ 110 juta akan dipakai untuk membeli 100% saham PT Domas Agrointi Prima. Perusahaan yang hendak dibeli ini memiliki 99,6% saham PT Sawitmas Agro Perkasa, 100% saham PT Sarana Industama Perkasa, 100% saham PT Flora Sawita Chemindo, 100% saham PT Dimas Agrointi Perkasa, dan 100% saham PT Dimas Sawitinti Perdana. Semua perusahaan ini merupakan perusahaan oleochemical.

Sebesar 11,5% dari total dana rights issue atau sekitar Rp 560 miliar akan dipakai untuk peningkatan modal dan belanja modal di calon anak-anak usaha tersebut. Sekitar 11,1% atau Rp 540 miliar akan dipakai untuk modal kerja di calon anak-anak usaha ini.

Selain itu, sebesar 11,3% hasil penjualan saham baru ini akan dipakai untuk membeli perusahaan Monrad. Monrad merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Limamar, Kecamatan Astanbul, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Sekitar 5,1% atau sebesar Rp 250 miliar akan dipakai untuk membeli 100% saham PT Julang Oca Permana. Ini adalah sebuah perusahaan perkebunan karet yang berada di Bengkulu. Sedanhkan 3,3% atau sebesar Rp 160 miliar untuk membeli 100% saham PT Citalaras Cipta Indonesia, sebuah perusahaan kelapa sawit di Sumatera Barat.

Selanjutnya, sebesar 25,7% atau Rp 1,25 triliun dari dana penawaran umum terbatas ini akan dipakai untuk pengembangan usaha UNSP di sektor hulu, yaitu di bagian perkebunan. Dana yang tersisa sekitar 9,5% atau Rp 460 miliar akan dipakai untuk tambahan modal kerja UNSP.

Setiap pemegang dua saham UNSP mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atas lima saham baru UNSP. Dan setiap 15 saham baru yang dibeli, melekat satu waran.

UNSP memang akan sekalian melepas waran dalam HMETD sebesar 631,33 juta waran dengan harga pelaksanaan Rp 530 per saham. Waran ini bisa dilaksanakan mulai 1 Agustus 2010 hingga 31 Januari 2013.

Dari penukaran waran seri II ini nanti, UNSP bisa mendapat dana hingga Rp 334,61 miliar. UNSP akan menggunakan dana yang diperoleh dari waran ini untuk tambahan modal kerja UNSP dan anak usahanya.

UNSP akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 18 Januari 2010 nanti untuk meminta persetujuan rights issue ini. Tanggal efektif rights issue diperkirakan juga pada 18 Januari nanti.

Untuk tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD direncanakan pada 25 Januari 2010 untuk di pasar reguler dan pasar negosiasi, serta pada 28 Januari 2010 untuk pasar tunai. Tanggal pencatatan daftar pemegang saham yang berhak pada 28 Januari 2010. Periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD pada 1 Februari 2010 hingga 5 Februari 2010. Sementara tanggal penjatahan pada 10 Februari 2010.


Summary

Besaran saham: 9.469.992.337 saham
Nilai nominal: Rp100/saham
Harga penawaran: Rp525/saham atau Rp4,9 triliun
Ratio: 2:5
Cum rights issue: 25 Januari 2010
Recording date: 28 Januari 2010
Masa perdagangan: 1- 5 Februari 2010
Rights issue ini memberikan warrant Seri II sebanyak 631.332.822 dengan harga Rp530/saham, ratio 1:1
Masa pelaksanaan warrant: 1 Agustus 2010-31 Januari 2013
Masa perdagangan warrant: 1 Februari 2010-25 Januari 2013
Selain itu, setiap 15 saham baru hasil rights issue akan mendapat 1 warrant.

0 komentar: