00.44

BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero): Bertahan karena Melayani Wong Cilik

Selasa, 07 Juli 2009 06:09

altKendati fokus melayani masyarakat kelas bawah dan pengusaha UKM, BRI tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Itu tercermin dari NPL kredit UKM yang hanya 2,9%.


Syahdan, pada 16 Desember 1895, Raden Aria Wirjaatmadja mendirikan Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi. Sejatinya, kala itu, cikal bakal dana yang dikelola adalah dana kas sebuah mesjid di Purwokerto, Jawa Tengah. Baru pada 1946, lembaga keuangan itu dinamai Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dalam perjalanannya, BRI sempat berhenti beroperasi akibat perang pada 1948.

Kini, BRI mampu mencatatkan kinerja keuangan yang baik. Pada kuartal I-2009, BRI mengalami pertumbuhan laba sebesar 22,02% atau menjadi Rp1,72 triliun dibanding periode sebelumnya yang Rp1,41 triliun. Menurut Sofyan Basir, dirut BRI, krisis adalah tantangan untuk meningkatkan kinerja. Kendati demikian, BRI tetap memperhitungkan kondisi krisis sehingga akan tetap selektif dalam penyaluran kreditnya.

Pencapaian ini makin menguatkan niat BRI untuk terus meningkatkan performanya. Salah satu hal yang akan dilakukan adalah dengan memperbaiki infrastruktur dan menambah jumlah gerainya. Setidaknya tahun ini BRI pasang target menambah 400 kantor dan 4.800 kantor cabang. Penambahan SDM turut dilakukan, dengan sekitar 200–300 tenaga pemasaran baru akan menjadi darah segar baru bagi BRI. Dengan prestasi demikian, BRI mampu mengukuhkan diri sebagai BUMN dengan kinerja terbaik pada kuartal I-2009 dilihat dari perolehan laba dan aset dibandingkan dengan bank-bank BUMN lain.

Sejak berdiri, BRI sudah memfokuskan diri pada pelayanan kepada masyarakat kecil, khususnya kredit kepada pengusaha kecil. Tahun ini, BRI akan terus fokus pada kredit UKM, sebab sektor ini paling tahan krisis dengan non-performing loan (NPL) sangat rendah. “BRI akan fokus ke kredit UKM minimal 80%,” kata Abdul Salam, direktur keuangan BRI. Tahun ini, kredit UKM BRI mencapai 82% dari total kredit yang disediakan, atau senilai Rp136 triliun. Kendati demikian, penyaluran kredit tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian (prudential banking) yang tercermin dalam perbaikan angka NPL gross. Pada kuartal I-2009, NPL dari kredit UKM hanya 2,9% dengan nett 0,8%. Untuk sektor korporasi, NPL menunjukkan tren menurun sekitar 3,5%.

Bank pelat merah ini memiliki jaringan hingga pelosok desa. Setidaknya, hingga akhir 2008, BRI memiliki 35 kantor cabang, 107 kantor cabang pembantu, 155 kantor kas, dan 117 BRI Unit. Secara keseluruhan, BRI memiliki 5.369 unit kerja.

Adapun total dana masyarakat (dana pihak ketiga, DPK) yang berhasil dihimpun sampai akhir 2008 mencapai Rp201,5 triliun, meningkat 21,7% dibanding DPK 2007. Hampir separo DPK BRI berasal dari tabungan (43,69%), sisanya dari giro dan deposito.

0 komentar: