00.39

TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk

PT Telkom Tbk.: Transformasi Perusahaan “Halo-Halo”

altPT Telkom kini tengah berupaya untuk mewujudkan visinya menjadi perusahaan InfoComm terkemuka di kawasan Asia Pasifik.

Persaingan bisnis dan industri dunia telekomunikasi yang ketat dan perubahan yang begitu cepat menuntut kesigapan dan keandalan Telkom dalam menjawab keinginan pelanggan. Apalagi gaya hidup masyarakat terus berubah. Masyarakat dengan tingkat mobilitas yang tinggi kini lebih suka menggunakan telepon selular ketimbang telepon rumah. Artinya, Telkom sudah tidak bisa lagi mengandalkan bisnis telepon rumah sebagai salah satu penyumbang pendapatan terbesar.

Terlebih lagi, sejak diberlakukannya beleid 1 April 2008, operator-operator mengalami masa yang berat, termasuk Telkom. Salah satu gejalanya adalah turunnya pendapatan dan laba secara signifikan. Pada kuartal I-2009, laba bersih Telkom anjlok 23,4% dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni dari Rp3,2 triliun menjadi hanya Rp2,5 triliun.

"Telkom mengalami penurunan laba hingga Rp1 triliun rupiah sejak turunnya tarif interkoneksi," kata Rinaldi Firmansyah, direktur utama PT Telkom Tbk., Senin (11/5) lalu di Bursa Efek Indonesia. Meski demikian, Rinaldi menganggap penurunan tersebut sebagai sebuah fase yang harus dilalui para operator.

Lebih lanjut Rinaldi mengatakan penurunan laba bagi perusahaan telekomunikasi di Indonesia tidaklah aneh. Sebab, “Kita sedang dalam tahap transformasi, mencari keseimbangan baru dalam pasar. Saya yakin operator-operator tetap bisa bertahan,” kata Rinaldi, seperti dikutip Vivanews.com. Sama seperti industri lain, kata dia, bisnis telko mengalami pasang surut pertumbuhan, termasuk laba.

Pendapatan usaha Telkom turun 2,2% ke level Rp14,7 triliun, sedangkan belanja operasionalnya melonjak 10,9% menjadi Rp9,4 triliun. Turunnya pendapatan itu karena masyarakat Indonesia sudah jarang memakai layanan telepon tetap, yang membuat pendapatan dari lini bisnis itu turun 17% hingga tinggal Rp2,1 triliun. “Gaya hidup masyarakat yang berubah, membuat mereka lebih memilih berkomunikasi menggunakan telepon selular,” jelas Rinaldi.

Adapun pendapatan dari interkoneksi anjlok 15% menjadi Rp1,9 triliun, serta layanan data, internet, dan jasa teknologi informasi turun 6% ke Rp3,7 triliun. Sementara itu, pendapatan dari layanan jaringan (networking) justru naik 20%.

Sejatinya, penurunan pendapatan ini sudah diduga jauh-jauh hari. Itu sebabnya, sejak beberapa tahun yang lalu, perusahaan yang berdiri pada 1882 ini telah melakukan transformasi bisnis dengan program Infusion 2008.

Infusion 2008 merupakan suatu program untuk mengantarkan transformasi sistem bisnis perusahaan berbasis teknologi informasi (TI) menuju World Class Service Company. Guna melaksanakan program ini, Telkom menganggarkan belanja modalnya sebesar Rp92,5 miliar pada 2006. Telkom kini tengah berupaya mewujudkan visinya menjadi perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia dan kawasan Asia Pasifik.

0 komentar: